Ketua STFI Sadra Mengucapkan Belasungkawa Kepada Mahasiswa/i Asal Palu & Donggala-Sulawesi Tengah
Sadranews, (2/10). Hari ini, Ketua STFI Sadra bertemu dan mengundang secara resmi mahasiswa/i STFI Sadra yang berasal dari Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Pada kesempatan tersebut, beliau mengucapkan Belasungkawa yang mendalam mewakili seluruh Civitas Akademika, staf dan karyawan STFI Sadra atas peristiwa Gempa dan Tsunami yang terjadi.
Dr. Kholid menekankan bahwa kondisi saat ini, jikalau berniat untuk pulang dan melihat keluarga disana, masih sangat rawan dan berbahaya. Bandara pun landasannya masih rusak, angkutan udara difokuskan untuk mengangkut para relawan yang lebih mumpuni menghadapi kondisi disana. Pada sisi yang lain, kondisi seperti kekurangan air bersih, listrik, BBM, pakaian, jaringan telekomunikasi, akses jalan yang terputus dan kekurangan yang lain akan menghambat untuk sampai ke lokasi bencana. Untuk itu beliau menghimbau agar mahasiswa/i tetap konsentrasi dan fokus pada belajar, berusaha menyelamatkan diri dari banjir kebodohan, dan nantinya kembali dan membangun daerah asalnya.
Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala saat ini memakan korban lebih dari 1200 orang meninggal dan terluka, gempa susulan pun masih terjadi. Rumah dari keluarga mahasiswa Sadra pun terkena dampaknya, hancur dan roboh, sebagian lagi rumahnya retak. Sementara salah satu mahasiswi bercerita akibat bencana ini salah satu keluarga terdekatnya meninggal dunia dibawa arus dan akhirnya tersangkut di atap rumah. Setelah itu ia kembali kerumah untuk mencari anak-anaknya, akibat gempa akhirnya terkena timbunan reruntuhan bangunan. Sementara itu, salah seorang adiknya dari mahasiswa Sadra yang mondok di daerah Kalosa merupakan kawasan gempa, sampai hari ini belum diketahui kabar tentangnya, semoga adiknya dalam keadaan selamat.
Civitas Akademika STFI Sadra mendoakan semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesabaran dan keteguhan kepada semua mahasiswa/i STFI Sadra dan keluarga yang terkena dampak gempa dan tsunami dan begitu pula untuk saudara-saudari kami di Sulawesi Tengah khususnya di Palu dan Donggala
- Published in Artikel
Ghadir Dalam Perpektif Berbagai Madzhab
Sadranews. Jumat (31-08-2018) Acara dimulai pukul 09.30 WIB, diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran, kemudian dilanjutkan dengan seminar dengan pengantar yang disampaikan oleh Deputi riset STFI Sadra Ammar Fauzi. Ph.d.
Dalam pemaparannya, beliau menyinggung bahwa aktor utama peristiwa Ghadir adalah Ali bin Abi Thalib kw, beliau juga menambahkan bahwa Ali adalah manusia unik, sangat dicintai tapi juga sangat dibenci. Dan peristiwa Ghadir juga tergolong kejadian yang spesial, kejadian ini dihadiri banyak perawi 120 ribu orang sahabat, tapi yang meriwayatkan hanya 120 an orang saja.
Kyai Al Bantani sebagai pemateri pertama dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa kita sebagai umat muslim harus lebih dewasa, harus lebih arif dalam melihat adanya perbedaan, termasuk didalamnya dalam menanggapi perbedaan cara pandang masalah Ghadir. Beliau menilai bahwa peristiwa Ghadir merupakan peristiwa politik, namun beliau menambahkan bahwa peristiwa ini cukup rumit. Kejadian Ghadir tidak bisa dipungkiri dari sisi sejarah tapi apa yang disampaikan Nabi di Ghadir Khum itu tidak terjadi. Jadi kepemimpinan Ali bin Abi Thalib karena dimata “konstitusi” waktu itu tidak langsung menjadi khalifah, beliau menilai bahwa ucapan Nabi saw dalam peristiwa Ghadir bahwa Ali adalah pemimpin setelah Nabi tidak terjadi. Jadi dimata Kyai Al Bantani wali disini hanyalah kepemimpinan politis, kepemimpinan sebagai seorang khalifah semata.
Pemateri kedua Dr. Safakhah, menyampaikan berbagai referensi terkait kejadian Ghadir dari berbagai literatur, beliau mengaku sudah 12 tahun melakukan penelitian terkait masalah Ghadir dan menyimpulkan bahwa kebenaran kejadian ini tidak bisa ditolak secara ilmiah. Dia sudah menulis beberapa buku dan tulisan terakhirnya terkait masalah Ghadir dia tuangkan dalam Disertasi Doktoralnya.
Diskusi dua jam ini berlangsung dengan lancar, adanya perbedaan madzhab dan perbedaan cara pandang tidak mempengaruhi para pemateri dan audiends untuk tetap saling menghormati dan menghargai.
Gambar Berita terkait:
- Published in Artikel