Pesan dan Kesan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam Penutupan Studi Banding dan Short course di STFI Sadra
Sadranews.(17/11) Jakarta, Setelah berjalan selama sepekan, studi banding dan short course UIN Sunan Kali jaga Yogyakarta di STFI Sadra akhirnya ditutup secara resmi. Acara penutupan dihadiri Ketua STFI Sadra Dr. Kholid al Walid dan staf lainnya.
Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta menyelesaikan program studi banding dan short course dengan lancar, program jangka pendek selama sepekan ini meninggalkan kesan mendalam pada mereka, berikut pesan dan kesan mahasiswa dan mahasiswi Sunan Kalijaga atas jamuan filosofis STFI Sadra Jakarta. Sebagai hasil liputan tim pers mahasiswa sadra.
Annisa Ranah Zhafira, mahasiswi S1 semester tiga,
“I feel like home. Nyaman dan senang banget. Dosennya humble. Materinya baru, belum pernah ditemui, asik. Menambah ilmu.”
Randi Siswanto, mahasiswa S1 semester lima,
“Jika dinilai secara holistik, segala hal yang saya temui dalam proses ini cukup menarik. Para dosen, staf dan mahasiswanya ramah dan baik. Materinya pun variatif dan baik. Dosen paling berkesan adalah Pak Ammar Fauzi. Bagaimana saya diajak berfilsafat dengan seorang filosof.”
Rusfian Effendi, mahasiswa S1 semester tujuh,
“Saya sangat bahagia di sini. Benar-benar mempelajari filsafat dengan akhlak yang tercermin dari perilakunya (dosen) yaitu cinta kebijaksanaan itu sendiri. Para mahasiswanya ramah, tidak ada yang terlihat sombong.”
Novia Ramadhani, mahasiswi S1 semester lima,
“Paling berkesan mata kuliah ontologi dan epistemologi. Mengajarkan bagaimana membangun worldview Islamic. Walaupun itu diajarkan di UIN, tapi tidak benar-benar mengajarkan worldview Islam. Saya merasa pandangan-pandangan dasar kembali diberikan, sehingga saya tercerahkan. Wajah yang saya anggap baru, padahal itu sudah ada sejak lama.”
Rosi Islamiyati, mahasiswi S2 semester tiga,
“Bahagia banget. Saya menemukan makna toleran, tidak ada sekat antara mahasiwa Sadra. Mungkin hal seperti itu sangat sulit diterima sama yang lain. Toleransinya sangat kuat.”
Nurrahmi, mahasiswi S1 semester tujuh,
“Menemukan banyak warna yang sebelumnya tidak saya ketahui. Warna yang mengajarkan bahwa sebenarnya dari perbedaan itu saya bisa belajar banyak. Rasanya ingin sekali menimba ilmu lagi di STFI Sadra untuk kedepannya.”
Ahmad Al Badri Hadkas, mahasiswa S1 semester tiga,
“Materinya bagus, yang saya rasa hanya bisa didapatkan di STFI Sadra.”
Bayu Angga Hendra Kusuma, mahasiswa S1 semester tujuh,
“Kesannya ada di toko bukunya, di Sadra Press. Mengapa? Karna banyak karya-karya yang sebelumnya telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tapi diksi-diksi yang dipilihnya masih kurang pas. Berbeda dengan Sadra yang punya unsur kedalaman. Bahkan yang nerjemahin seorang profesor ahli. Sehingga sangat memberi masukan saat membaca buku itu (terbitan Sadra). Karna saya juga komparasikan dengan terjemahan bahasa Indonesia bahkan bahasa Inggris, tapi tetap lebih cocok terjemahan Sadra Press.”
Ilham Maulana, mahasiswa S1 semester tujuh,
“Kampus ini fokus coraknya Sadrian. Saya mau melihat versi lain yang lebih luas.”
Ismail Saleh Siregar mahasiswa S1,
“Satu kata yang bisa mewakilkan semuanya mungkin, gembira. Dapat pengalaman baru, ternyata ada corak filsafat Islam yang berbeda dari apa yang kami ketahui. Satu pesan saya, khususnya mahasiswa filsafat (di STFI Sadra) harus senang dan bersyukur karna punya guru yang sangat menguasai ilmu, tawadhu dan penuh dengan kebijaksanaan. Harus dimanfaatkan betul-betul, artinya belajar yang benar. Dosennya sudah sehebat ini, kalo gak jadi orang hebat, sayang sekali.”
Lingga Yuwana, mahasiswa S2 semester satu,
“Pertama, yang terkesan, studi teksnya. Setiap presentasi di sini wajib studi teks sumber primer, menurut saya itu hal yang jarang ditemukan di universitas lain. Univ lain cenderung membahas sekundernya. Kedua, dosen-dosennya sangat berkualitas. Mereka rata-rata poliglot, punya banyak bahasa, seperti Inggris, Arab, Persia, bahkan Prancis ada. Selanjutnya, perpusnya. Buku-buku filsafatnya lengkap, ada yang bertuliskan bahasa Inggris, bahkan bahasa Arab, bahasa Persia juga ada.”
Alfin Falah Fahrezy, mahasiswa S1 semester tiga,
“Menemukan metode belajar baru yang lebih fokus. Di UIN aku jarang banget belajar filsafat Islam, cenderungnya ke Barat. Baru di sini belajar secara intensif. Pesannya, dosen-dosen di sini bagus, pengabdiannya luar biasa. Jadi, manfaatin. Di UIN jarang menemukan seperti itu.”
Ersa Elfira Khaiya, mahaaiswi S1 semester lima,
“Kesannya sama seperti teman-teman tadi. Memang beda gaya belajarnya, tapi asik. Di sini kita fokus mendalami Mulla Sadra. Lebih ke bedah teks, belajar bahasa arab. Anak asramanya baik dan welcome banget. Mereka juga sering dateng ke kamar kita. Semoga tahun depan bakal ada lagi kayak gini.”
Zahrah Mufida, mahasiswi S1 semester tiga,
“Senang banget bisa ikut short course di sini. Nambah ilmu dan teman. Banyak ilmu yang aku gak dapet di kampusku sendiri dan dapet di sini.”
- Ikhbar Fiamrillah Zifamina, mahasiswa S1 semester lima,
“Kayak di surga. Pengibaratan kalau kita itu manusia yang penuh dosa dan kita tidak tahu nanti kita masuk neraka atau surga. Namun karna Tuhan mengutuk saya di filsafat, sehingga surga maupun neraka bukan masalah lagi. Dan pada seminggu ini Tuhan mewujudkannya dengan Sadra (STFI Sadra). Kalau boleh, saya akan bilang Sadra semua isinya orang-orang gila. Saya pikir Jakarta isinya cuma orang materialis, nyari kerja dan uang aja. Tapi di Sadra, asumsi saya salah. Mereka orang-orang gila ilmu semua. Surga intelektual di Jakarta, ada di Sadra salah satunya.” (SPS/Difa)
- Published in Artikel
INFO SEKOLAH FILSAFAT HIKMAH MUTA’ALIYAH ANGKATAN KE V
Setelah sukses menyajikan acara “NGOPI BARENG FILOSOF” yang berhasil menyedot perhatian publik awam dan cendekia, banyak desakan masyarakat agar STFI SADRA kembali menggelar SEKOLAH FILSAFAT HIKMAH MUTA’ALIYAH (SFHM). Untuk memenuhi tuntutan public dan kehausan para peminat kajian filsafat Islam, kembali menghidangkan sajian SFHM Angkatan ke V dengan menu utama “Sejarah Filsafat Islam: dari zaman klasik hingga kontemporer.
Tema ini menelusuri kembali pengaruh filsafat pra-Islam, terutama Yunani dan India, dan mendiskusikan pembentukan Filsafat Islam, Pembangun awal Filsafat Islam (al-Kindi dan murid-muridnya) dan pengembangan lebih lanjut hingga illuminasi (oleh al-Farabi, Ibnu Sina, al-Ghazali dan Ibn Rusyd, Suhrawardi), dan berpuncak pada Hikmah Muta’aliyah-nya Mullasadra. Melalui kajian historis, peserta diharapkan mengetahui dan memahami pengaruh filsafat pra-Islam, perkembangan filsafat Islam dari fase pembentukan hingga zaman Ibn Rusyd—filsuf Besar terakhir Peripatetik, berlanjut ke fase Illuminasi, hingga pucaknya Hikmah Muta’aliyah Mullasadra—termasuk pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran Filsafat Islam di Nusantara.
Menu kajian dikemas dalam 14 pokok bahasan yang renyah dan mencerahkan:
- Sejarah Singkat Filsafat Islam
- Diskursus Kalam dan Filsafat
- Madrasah-madrasah Filsafat Islam
- Neo Platonisme dan Neo Phytagorianisme
- Al-Farabi dan Kota Utama
- Ibn Sina, Pemikiran dan Karyanya
- Ikhwan ash-Shafa
- Filsafat dan Mistisisme
- Illuminasionisme (Isyraqiyah)
- Al-Hikmah al Muta’aliyah
- Filosof Pasca Mulla Sadra (Sabzawati, Allamah Thabathabai)
- Ontologi dan Epistemologi Filsafat Islam
- Eskatologi
- Teologi Filsafat
Informasi Kegiatan dan Pendaftaran
Pelaksanaan: Setiap Sabtu, jam 09.00 – 11.00
Mulai kuliah: tanggal *17 Nopember 2018
Peserta: Mahasiswa dan Umum (dibatasi maks. 40 org/angk)
Tempat : Kampus STFI SADRA, JL. LebakBulus II no. 2 Cilandak Barat- Jaksel.
Fasilitas : Ruang kelas full AC, perpustakaan, free WiFi dan dosen pakar filsafat.
Biaya sekolah : IDR 350k {mhs), IDR 450k (Umum)
Pendaftaran : SILAHKAN DAFTAR dan HUBUNGI:
– Lina (08176488890)
– Kamal (087727837747)
– Ahmad Jubaeli (0817876314)
Peminat, silahkan daftar dg format berikut:
Nama_usia_jenis kelamin_pendidikan_PT/INSTANSI_alamat.
Kirim.ke 0817876314
- Published in Agenda
STFI Sadra Menghadirkan Pakar Bidang Filsafat Islam dan Tafsir Qur’an Dalam Short Course Tahun 2018
Sadranews. (22/9). STFI Sadra Jakarta dalam rangka memberikan pendalaman dan diskursus kajian-kajian kontemporer di bidang Filsafat Islam dan Qur’an Tafsir kepada mahasiswa/i, selama tiga hari berturut-turut menyelenggarakan Short Course Filsafat dan Tafsir Al-Qur’an. Program yang dilaksanakan tersebut dengan menghadirkan seorang pakar dibidangnya yaitu, kegiatan Prof. Dr. Elahi Manes jauh-jauh hari sudah dijadwalkan mengingat kesibukan aktivitasnya, beliau berkenan hadir menjadi pemateri dalam short course yang diselenggarakan di kampus tercinta.
Short Course ini diikuti oleh mahasiswa/i STFI Sadra prodi Akidah dan Filsafat Islam dan juga Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, dari pagi jam 10:00 sampai jam 12:00 kemudian dilanjutkan ba’da dzhuhur jam 14:00 sampai dengan jam 16:00 Wib.
Prof. Dr. Elahi Manes memaparkan tentang beragam permasalahan dalam bidang Filsafat Islam, tasawuf dan Irfan. Termasuk kajian kontemporer Filsafat Islam yang dikembangkan oleh Mulla Sadra dan perbedaannya dengan para Filosuf lainnya. Adapun kajian Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, beliau mengupas berbagai subhat yang biasa dilancarkan kaum orientalis kepada Al-Qur’an yang sengaja dilontarkan demi mempertanyakan keabsahan Qur’an, kemudian menjawab berbagai subhat tersebut satu demi satu. Setiap pertemuan dilengkapi sesi tanya jawab dan mahasiswa/i dengan bebas dan leluasa mengungkapkan pertanyaan atas apa yang sudah dipaparkan oleh nara sumber.
- Published in Artikel