Diskusi Ilmiah “ Paradigma Sains Integratif Al-Farabi”

Sadra-News 08/06, Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra menyelenggarakan kegiatan diskusi yang bertema “ Paradigma Sains Integratif Al-Farabi”. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini sebagai pembicara Dr. Humaidi dan penanggap Dr. Basrir. Acara ini merupakan program Departemen Riset STFI Sadra yang bertujuan menghidupkan suasana ilmiah di lingkungan kampus STFI Sadra.
Dr . Humaidi menjelaskan bahwa Paradigma sains integratif al-Farabi muncul karena problem sekularisasi yang berpengaruh terhadap sistem kehidupan, sistem bernegara. Tokoh tokoh sekularisasi ini terdiri dari stephen hawking, ricard dawkins, Stephen Jay yang dianggap tokoh-tokoh modern. Akar sekularisme mulai kokoh pada abad delapan belas yang memunculkan tokoh-tokoh modern tadi. Akibt sekularisasi adalah disintegrasi ilmu, kepribadian manusia dan keterpisahan manusia dan alam. Termasuk disintegrasi dalam sistem pendidikan termasuk sistem sosial kemasyarakatan. Demikian juga secara aksiologis muncul pandangan bahwa hanya sains positif yang bisa menyelesaikan problem kehidupan, seperti menurut aguste Comete bahwa manusia yang disebut tercerahkan adalah manusia yang telah lepas dari fase teologis.
Klasifikasi ilmu pengetahuan dalam al farabi terdiri dari seluruh ilmu pengetahuan, yakni agama, politik, ekonomi , kedokteran termasuk ilmu logika dan musik. Integrasi ilmu dalam pemikiran al farabi meliputi aspek-aspepk epistemologi, ontologi, kosmologi, aksiologi dan metologis. Implikasi dari prinsip itegrasi adalah seperti yang tercermin dalam karya al farabi mabadi aro ahlul madinah al fadilah yang disajikan secara terstruktur mulai dari metafisika, kosmologi, tata surya, manusia, jiwa dan anatomi tubuh, hingga eskatologi.
Dr. Basrir menyatakan bahwa islam pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan, ada al farabi, ada al kawarizmi, ibnu sina dan lain sebagainya. Tokoh-tokoh ini menjadi kiblat bagi semua tradisi baik kristen maupun yahudi. Itulah kenapa penting sekali isu mengenai rekonsiliasi agama, Filsafat dan ilmu. Kesimpulan dari positivisme adalah menghilangkan jejak metafisika dari struktur perkembangan ilmu, oleh karena itu akhir-akhir ini muncul isu islamsasi ilmu yang mempunya berbagai macam corak. Diantara kegamangan ini kita bisa merujuk kepada al farabi, yang dimaksud keselarasan islam dan ilmu pengetahuan adalah integrasi yang berarti saling mengisi antara agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.
Hadir dalam seminar ini para Mahasiswa, Dosen dan staf
IMG_8448

PROGRAM STUDI

PRODI FILSAFAT

menghasilkan sarjana filosof muda yang memiliki pemahaman luas dan keahlian di bidang filsafat Islam, serta mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan pemikiran Filsafat dan Islam pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional

ALQURAN DAN TAFSIR

menghasilkan para sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahanan masalahnya berbasiskan pada Ilmu Al- Quran dan Tafsir.

Jalan. Lebak bulus II no.2 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430. Call: 021-29446460 Fax: 021-29235438 info@sadra.ac.id

About us

Sekolah Tinggi Filsafat Islam di Indonesia yang fokus pada pengkajian filsafat Islam & Ilmu Alqur’an – Tafsir. Sistem pembelajaran di dasarkan pada perpaduan antara nilai-nilai tekstual (alqur’an & Assunah) dengan pendekatan rasional yang bersumber dari khazanah ilmiah Islam klasik & kontemporer.

STAI SADRA
TUTUP