Sadranews. Jumat (31-08-2018) Acara dimulai pukul 09.30 WIB, diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran, kemudian dilanjutkan dengan seminar dengan pengantar yang disampaikan oleh Deputi riset STFI Sadra Ammar Fauzi. Ph.d.
Dalam pemaparannya, beliau menyinggung bahwa aktor utama peristiwa Ghadir adalah Ali bin Abi Thalib kw, beliau juga menambahkan bahwa Ali adalah manusia unik, sangat dicintai tapi juga sangat dibenci. Dan peristiwa Ghadir juga tergolong kejadian yang spesial, kejadian ini dihadiri banyak perawi 120 ribu orang sahabat, tapi yang meriwayatkan hanya 120 an orang saja.
Kyai Al Bantani sebagai pemateri pertama dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa kita sebagai umat muslim harus lebih dewasa, harus lebih arif dalam melihat adanya perbedaan, termasuk didalamnya dalam menanggapi perbedaan cara pandang masalah Ghadir. Beliau menilai bahwa peristiwa Ghadir merupakan peristiwa politik, namun beliau menambahkan bahwa peristiwa ini cukup rumit. Kejadian Ghadir tidak bisa dipungkiri dari sisi sejarah tapi apa yang disampaikan Nabi di Ghadir Khum itu tidak terjadi. Jadi kepemimpinan Ali bin Abi Thalib karena dimata “konstitusi” waktu itu tidak langsung menjadi khalifah, beliau menilai bahwa ucapan Nabi saw dalam peristiwa Ghadir bahwa Ali adalah pemimpin setelah Nabi tidak terjadi. Jadi dimata Kyai Al Bantani wali disini hanyalah kepemimpinan politis, kepemimpinan sebagai seorang khalifah semata.
Pemateri kedua Dr. Safakhah, menyampaikan berbagai referensi terkait kejadian Ghadir dari berbagai literatur, beliau mengaku sudah 12 tahun melakukan penelitian terkait masalah Ghadir dan menyimpulkan bahwa kebenaran kejadian ini tidak bisa ditolak secara ilmiah. Dia sudah menulis beberapa buku dan tulisan terakhirnya terkait masalah Ghadir dia tuangkan dalam Disertasi Doktoralnya.
Diskusi dua jam ini berlangsung dengan lancar, adanya perbedaan madzhab dan perbedaan cara pandang tidak mempengaruhi para pemateri dan audiends untuk tetap saling menghormati dan menghargai.
Gambar Berita terkait: