Sadranews-Segenap sivitas akademika STAI Sadra Jakarta mengikuti acara rutin pasca Hari Raya Idul Fitri yaitu Halal Bihalal 1443 H yang digelar di Aula Al Mustafa STAI Sadra hari ini, Kamis (19/05/2022) pagi. Acara yang dibuka pukul 10.00 WIB tersebut juga diikuti oleh sejumlah mahasiswa dan dosen secara online.
Di acara ajang silaturahmi Halal Bihalal ini momen terpentingnya adalah saling memaafkan antara satu sama lain atas kesalahan yang mungkin selama ini dilakukan baik yang sengaja maupun tak sengaja. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Kholid Al Walid dalam sambutannya bahwa tradisi baik Halal Bihalal ini bahkan tidak ditemukan pada konteksnya dalam bahasa Arab. Orang-orang Arab mungkin perlu belajar kepada kita bagaimana meningkatkan hubungan silaturrahmi seperti dalam acara ini dan pada hari lebaran dimana satu sama lain saling berkunjung untuk saling memaafkan satu sama lainnya.
Dalam hadis dikisahkan bahwa salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, “Mengapa engkau tersenyum setelah menangis tersedu-sedu?”. Beliau berkata, “Baru saja Allah membukakan tirai langit di hadapanku dan aku saksikan bahwa salah satu umatku yang banyak beramal saleh dipersilahkan menuju surga, tapi saudaranya berkata, “ Ya Allah dia pernah berbuat zalim kepadaku di dunia,” lalu Allah memindahkan semua amal kebaikannya kepada saudaranya yang dizalimi itu sehingga seluruh kebaikannya habis di sisi Allah. Kemudian orang yang banyak beramal saleh tersebut berdoa kepada Allah. Saat itu Allah membukakan istana megah dan saudara yang terzalimi itu bertanya, “ Tempat apakah itu?,”. Allah berkata, “ Itu tempat untuk hamba-hambaKu yang pemaaf,”. Lalu ia berkata, “Jika demikian ya Allah aku maafkan saudaraku ini,”. Rasulullah saw yang sebelumnya menangis, tersenyum menyaksikan ini. Kedua saudara itu pun masuk surga karena saling memaafkan satu sama lain.
“Memaafkan menjadi salah satu karakter luar biasa bangsa Indonesia yang dilakukan di momen lebaran ini. Bahkan dua kelompok yang saling bermusuhan terutama di Medsos bisa duduk bersama, berjabat tangan dan saling memaafkan di momen ini. Semoga Allah swt menetapkan kita sebagai orang-orang yang bertakwa setelah melewati bulan suci Ramadhan,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Ketua Hauzah Ilmiah Al Mustafa Jakarta Abdullah Beik, MA mengatakan bahwa Idul Futri atau bulan Syawal merupakan momentum bagi kita semua untuk mengintropeksi diri atas perbuatan selama ini dan sebagai bekal kita melangkah di hari-hari berikutnya dalam lembaran baru. Dalam ayat al Quran Allah memperintahkan ketakwaan kepada kita lalu melakukan intropeksi diri dan ditutup dengan perintah takwa lagi. Ini menunjukkan pentingnya evaluasi diri supaya kita bisa meningkat dan berhasil melewai tangga kehidupan berikutnya. “Sebagaimana kita kembali kepada fitrah dan lembaran baru dalam kehidupan personal, kita juga perlu membuka lembaran baru dalam kehidupan sosial. Tugas dan amanat di pundak kita baik sebagai ketua, wakil, sekretaris, staf dan lainnya perlu dievaluasi apakah sudah maksimal dilakukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas tugas dan amanat tersebut ke depannya. Sehingga kita bisa melaksanakan tugas dan amanat berikutnya dengan baik dan tergolong sebagai orang-orang beruntung yang hari esoknya lebih baik dari hari yang telah lalu,” terangnya.
Sambutan senada disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Riset, Ammar Fauzi, Ph.D bahwa kerjasama yang dibangun dalam keluarga besar Yayasan Hikmat Al Mustafa ini hendaknya berdasarkan cinta dan kasih sayang. “Semangat cinta dan kasih sayang ini bisa membuka ruang baru dengan nama Forum Penggagasan Ide Baru oleh beberapa dosen STAI Sadra yang ide-idenya sudah terpublikasikan. Semoga kita bisa mempertahankan semangat kerjasama ini sabagai satu keluarga besar karena kita datang dari berbagai daerah, back ground, latar belakang pendidikan dan beragam karakter yang bertemu dalam satu tempat mulia dimana ilmu pengetahuan ditimba dan dialirkan. Semoga ikatan ilmu pengetahuan ini menjadi ikatan iman dan takwa,” ujarnya.
Lebaran dimaknai dengan lapang dada baik dalam meminta atau memberi maaf. Meminta maaf biasanya sulit dilakukan apalagi bila muncul unsur keegoan. Lebaran juga berarti berlapang dada untuk menerima kritikan. Bila individu-individu di sebuah lembaga mudah Baperan maka sulit untuk maju. Sebagaimana bulan Syawal secara bahasa bearti peningkatan maka capaian-capaian yang ada juga perlu ditingkatkan lagi seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan, Hasyim Adnan, MA. “Ke depan mari kita saling mengingatkan dan meningkatkan spiritual kita dengan melakukan doa bersama secara rutin di hari Jumat sebagaimana dulu pernah berjalan dan insyaAllah akan mendatangkan keberkahan-keberkahan untuk kemajuan lembaga dan kebaikan kita semua,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa Dr. Hossein Mottaghi dalam taushiahnya menyampaikan bahwa Halal Bihalal merupakan tradisi keagamaan yang baik di Indonesia dan semoga tetap terjaga seterusnya. Ada sistem pembersihan baik di alam penciptaan maupun alam syariat. Di alam penciptaan, hutan, lautan, sungai dan air berproses dari kotor menjadi bersih dengan turunya hujan maka segala sesuatu di muka bumi menjadi suci. Begitu pula dalam tubuh manusia, hati, ginjal dan organ lainnya bekerja membersihkan darah manusia agar terus hidup sehat. Demikian pula di alam syariat, melakukan kewajiban salat, zakat, infaq, permintaan dan pemberian maaf dan lainnya merupakan pembersihan diri kita.
Bulan suci Ramadhan disiapkan Allah untuk manusia membersihkan dan mensucikan diri dari dosa dan maksiat. Dalam hadis disebutkan bahwa Allah mengampuni ribuan hambaNya di hari raya atas kesalahan dan dosa mereka. “ Tradisi keagamaan yang sangat baik berupa Halal Bihalal ini dimana masing-masing saling memaafkan atas kesalahan dan dosa satu sama lainnya, hal ini merupakan manifestasi dari sifat Allah yang Maha Pemaaf bagi hamba-hambaNya. Karena itu bisa dikatakan bahwa Halal Bihalal ini dilakukan dalam rangka meneladani sifat Allah swt sebagai Maha Pemaaf bagi hamba-hambaNya dan bisa jadi sifat agung ini merupakan akar dari tradisi keagamaan Halal Bihalal ini. Semakin mudah orang memaafkan kesalahan orang lain akan semakin banyak kemuliaannya di sisi Allah swt. Memaafkan adalah bukti kekuatan dan kebersihan jiwa, sementara dendam merupakan kelemahan dan noda kotoran pada jiwa,” pungkasnya.
Lantunan salawat dengan suara merdu oleh grup shalawat mahasiswa STAI Sadra mengiringi pembukaan dan penutupan acara Halal Bihalal ini. Lantunan merdunya membuat suasan hati jadi sejuk dan rindu perjumpaan dengan sosok mulia Nabi Muhammad saw.
Acara Halal Bihalal ini diakhiri dengan doa penutup, berjabat tangan dan kemudian dilakukan poto bersama.
menghasilkan sarjana filosof muda yang memiliki pemahaman luas dan keahlian di bidang filsafat Islam, serta mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan pemikiran Filsafat dan Islam pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional
menghasilkan para sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahanan masalahnya berbasiskan pada Ilmu Al- Quran dan Tafsir.
Sekolah Tinggi Filsafat Islam di Indonesia yang fokus pada pengkajian filsafat Islam & Ilmu Alqur’an – Tafsir. Sistem pembelajaran di dasarkan pada perpaduan antara nilai-nilai tekstual (alqur’an & Assunah) dengan pendekatan rasional yang bersumber dari khazanah ilmiah Islam klasik & kontemporer.