Sadranews – STFI Sadra kembali menggelar acara kuliah umum yang kali ini bertema “Filsafat Ketuhanan Perspektif Ali bin Abi Thalib as” dengan pembicara Dr. Muhsin Labib dan dihadiri para dosen, mahasiswa dan staf STFI Sadra di aula Al Mustafa, Jumat (29/03/2019).
Sebagai pembicara Dr. Muhsin Labib menyampaikan bahwa kebanyakan orang menganggap karunia atau rizki identik dengan benda-benda atau hal-hal berdimensi saja. Beliau mengulas lebih luas dalam penjelasannya bahwa “Ada karunia di luar hal-hal berdimensi yang tidak muncul begitu saja, tapi merupakan sebuah hasil pengetahuan, capaian, sekaligus prestasi yaitu karunia kesadaran. Ali bin Abi Thalib as mengajarkan bahwa untuk sampai kepada Tuhan diperlukan kesadaran. Agama dimulai dengan mengenal Tuhan. Menyebut Nama Tuhan bukan berarti mengenal-Nya. Bagaimana bisa mengenal Tuhan bila orang hanya mengkonfirmasi adanya realitas-realitas berdimensi? Mempersepsikan Tuhan sebagaimana persepsi-persepsi orang tentang makhluk adalah tidak tepat, sebab Tuhan tidak serupa dengan apa pun. Untuk itu, Prilaku orang-orang semacam ini tidak mencerminkan kebertuhanan. Selain itu, Sayidina Ali as sebagai tolok ukur kita memahami realitas dan bagaimana memperlakukan Tuhan dengan benar,” pungkasnya.
Sementara itu, Dr. Mohammad Javad Asadi turut hadir dan memberikan sambutan dengan menyampaikan bahwa Ali as, termasuk sosok yang dimaksudkan dalam hadis, “Ulama umatku lebih utama dari para Nabi Bani Israel.” Karena sosok beliau merupakan figur yang memiliki keutamaan sebagai pintu ilmu Nabi saw dan telah mencapai derajat maksum (keterjagaan dari dosa). Sebab tidak mungkin orang yang bukan maksum lebih utama dari orang maksum.
Dalam rangkaian acara tersebut, dipentaskan drama yang berkisah tentang sayidina Ali as yang mengingatkan kita akan peristiwa besar di masa lalu dan turut menghangatkan acara ini. Selain itu, ada juga Pembagian Hadiah bagi pemenang Lomba Cipta Karya Puisi tentang Sayidina Ali as  dan di penghujung acara, Anasyid pun turut dilantunkan dengan merdu.