KELAS AKHLAQ (Minggu Kedua)

DSCF3053Jakarta, 12 September 2014. Siang hari,  pukul 10.00 WIB terselenggara kelas Akhlaq (Etika) yang diikuti oleh seluruh Mahasiswa STFI Sadra. Kelas yang berlangsung di Auditorium ini menghadirkan Nara Sumber Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Kouhsari yang juga merupakan direktur yayasan Hikmat Al-Mustafa di Jalan. Lebak bulus II no. 2 Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Hadir pula Bpk Hasyim Adnan, MA selaku Kepala departemen Student Affairs serta beberapa Dosen dan Staff STFI Sadra.

Topik yang diangkat pada kelas Akhlaq kali adalah “Pandangan-pandangan Keliru Masyarakat Terhadap Akhlaq”. Mengawali pembicaraannya tentang pengenalan konsep Akhlaq, beliau berkata: untuk mengenal dan memahami konsep Akhlaq harus mengetahui lawan katanya terlebih dahulu. Karena tolak ukur Akhlaq adalah kebiadaban. Seseorang dapat dikatakan berakhlaq ketika dia tidak melakukan kebiadaban.

Ada 12 pandangan keliru masyarakat terhadap Akhlaq, yang akan kami jelaskan beberapa pandangan-pandangan keliru tersebut:

  1. Masyarakat menganggap bahwa satu-satunya tujuan Akhlaq adalah untuk memperbaiki Akhirat tanpa memperhatikan kontek kehidupan di dunia. Ketika Akhlaq tidak mendapat perhatian di kehidupan dunia maka mustahil dapat memperbaiki Akhirat manusia. Oleh karena itu Akhlaq yang baik, tidak hanya memperbaiki kehidupan di dunia akan tetapi buah hasilnya adalah memperbaiki Akhirat Manusia.
  2. Berakhlaq tanpa memperhatikan konsep tauhid atau ketuhanan; Akhlaq seperti ini ada pada agama buda dan hindu. Orang berakhlaq harus berdasarkan keyakinan kepada Tuhan yang maha esa.
  3. Kurangnya pengetahuan tentang nilai-nilai Akhlaq; bahkan para ulama islam mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak berdasarkan nilai Akhlaq tersebut. Agama islam adalah agama yang sempurna dan nilai-nilai Akhlaq pada agama islam sudah jelas adanya. Akan tetapi saat ini banyak orang yang lalai akan nilai-nilai Akhlaq. Ayat 55 pada surat An-Nur menjelaskan: Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
  4. Hanya memperhatikan Satu dari Empat hak-hak alam semesta. Sedangkan pandangan Al-Quran menyeluruh dan harus tunaikan semua hak-hak alam semesta. Empat hak yang harus manusia tunaikan pada alam semesta adalah:

a)      Hak terhadap Allah SWT

b)      Hak terhadap Masyarakat

c)       Hak terhadap Jiwanya sendiri

d)      Hak terhadap Lingkungan hidup

Setelah itu banyak terjadi Tanya jawab antara Nara Sumber, Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Kouhsari dan Mahasiswa STFI Sadra. Kelas ini berjalan sangat interaktif. Salah satu pertanyaan sangat menarik adalah: Pada cerita Nabi Hidir dan Nabi Musa, mengapa Nabi Hidir membunuh seorang anak yang tidak berdosa? Bukankah perbuatan pembunuhan merupakan hal yang tidak berakhlaq!!

Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Kouhsari dalam menjawab pertanyaan ini mengatakan bahwa: Nabi Hidir atas perintah Tuhan merupakan perwakilan dari alam ghoib dan malaikat Izroil. Karena telah diberitahu bahwa anak ini kelak akan berbuat keonaran di muka bumi. Pembunuhan anak ini karena kemaslahatan bagi orang tua anak tersebut yang notabene adalah orang tua yang sholeh. Jadi Nabi Hidir mengetahui Rahasia-rahasia yang tersimpan pada hakikat dunia. Kemudian beliau menyarankan Mahasiswa untuk mengkaji Surat Al-Kahfi agar dapat menyingkap Rahasia-rahasia Al-Quran.

Ada mahasiswa lain yang bertanya mengenai perbedaan adab dan akhlaq, beliau menjawab ciri-ciri Akhlaq jumlahnya banyak yang perlu direnungkan satu per satu. Seperti di Indonesia ketika seseorang ingin lewat dan berjalan dihadapan orang yang sedang duduk maka ia menjatuhkan tangannya untuk menghormati orang tersebut. Hal ini merupakan adab yang baik namun akhlaq adalah sifat yang telah mendarah daging dengan manusia maka dapat disimpulkan bahwa adab adalah bagian dari akhlaq.

PROGRAM STUDI

PRODI FILSAFAT

menghasilkan sarjana filosof muda yang memiliki pemahaman luas dan keahlian di bidang filsafat Islam, serta mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan pemikiran Filsafat dan Islam pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional

ALQURAN DAN TAFSIR

menghasilkan para sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahanan masalahnya berbasiskan pada Ilmu Al- Quran dan Tafsir.

Jalan. Lebak bulus II no.2 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430. Call: 021-29446460 Fax: 021-29235438 info@sadra.ac.id

About us

Sekolah Tinggi Filsafat Islam di Indonesia yang fokus pada pengkajian filsafat Islam & Ilmu Alqur’an – Tafsir. Sistem pembelajaran di dasarkan pada perpaduan antara nilai-nilai tekstual (alqur’an & Assunah) dengan pendekatan rasional yang bersumber dari khazanah ilmiah Islam klasik & kontemporer.

diggi.id
STAI SADRA
diggi.id
TUTUP