Jakarta, 5 september 2014. Siang hari, pukul 10.00 WIB terselenggara kelas Akhlaq (etika) yang diikuti oleh seluruh mahasiswa STFI Sadra. Hadir pula Bpk Hasyim Adnan, MA selaku Kepala Departement Student affairs serta beberapa Dosen.
Momen kelas ini menjadi bertambah spesial bagi Mahasiswa STFI Sadra karena ini merupakan kelas pertama yang di adakan oleh Prof. Dr. Sayyed Mofid Huseini Kouhsari setelah sekian lama beliau menikmati liburan lebaran Idul Fitri. Beliau merasa senang telah kembali ke Indonesia setelah sekian lama berlibur.
Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi. Direktur Yayasan Hikmah al-Mustafa, Prof. Dr. Sayyed Mofid Huseini Kouhsari bertindak menyampaikan materi kepada hadirin yang telah berkumpul di Auditorium Al-Mustafa STFI Sadra. Beliau memulai pelajaran ini dengan pengungkapan rasa cintanya kepada seluruh hadirin karena yang dapat menyatukan hati setiap mukmin dan mukminat adalah cinta dan jika rasa cinta itu tidak di implementasikan dalam sebuah tindakan maka rasa cinta itu akan sia-sia. Konsep cinta ini juga berlaku pada suami terhadap istri, anak terhadap orang tua dan interaksi sosial
Dalam muqaddimah kelas ini, Prof. Dr. Sayyed Mofid Huseini Kouhsari menekankan beberapa hal terkait kelas Akhlaq ini yang akan diadakan pada setiap hari jumat, yaitu:
1) Materi yang disampaikan tidak hanya terputus pada pencatatan saja tetapi harus di implementasikan pada sebuah tindakan supaya Akhlaq indah ini dapat menyinari setiap perangai kita. Sungguh merugi jika materi ini tidak di peraktekkan karena dengan niat yang tulus pelajaran ini akan menuntun manusia pada Allah SWT.
2) Manusia memiliki kecenderungan yang beragam. Dengan keberlangsungan kelas Akhlaq yang akan membahas nilai-nilai moral dan etika, kami berharap seluruh hadirin memahami konsep Akhlaq sebagai prinsip hidup.
3) Yang terpenting adalah memahami dan menjalankan materi ini dengan hati yang tulus dan bersih serta memiliki niat untuk memeraktekkannya. Karena Rosulullah bersabda: “Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan Akhlaq”
Beliau melihat ada sebuah pengabaian secara sadar oleh manusia terhadap dimensi akhlak, terutama pada masa modern ini. Kelemahan-kelemahan manusia dalam dimensi ini adalah antara lain :
Corak dan bentuk Akhlaq dari teori-teori yang berkembang dikalangan ilmuwan terbagai menjadi beberapa jenis yaitu: falsafi, sufistik, budais, hinduis, islamis dan sebagainya. Setiap jenis ini memiliki ciri khas dan corak masing-masing. Al-Quran sebagai kitab suci Islam merupakan universal dari seluruh jenis tersebut, yakni Akhlaq Qurani mencakup seluruh jenis yang berkembang di antara ilmuwan itu bahkan sampai rinci. Contoh: sifat Adil dapat dinilai melaui Al-Quran begitu juga secara filosofis Akhlaq dapat dinilai dengan logika.