Kelompok penelitian Mahasiswa Tafsir STFI Sadra Lingkar Al-Sinkili mengadakan sebuah seminar dan launching perdana Majalah Al-Mizan dengan tema “Tafsir Al-Mizan di Mata Para Tokoh Indonesia” di Auditorium Al-Mustafa, STFI Sadra, Jakarta Rabu siang (24/9). Meskipun pembicara utama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA berhalangan hadir, namun acara tersebut berlangsung khidmat dengan pencerahan dari Direktur Yayasan Hikmat Al-Mustafa, Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Kousari dan sempat diberikan pengantar oleh Dr. Mohsen Zangganeh serta Ustad Abdullah Beik, MA yang di moderatori oleh Ustad Muhammad Nur Jabir, M.Ud.
Dengan kerja keras dari Himpunan Mahasiswa Lingkar Al-Sinkili yang di ketuai oleh Saudari Endang Nur Fitriah tersusunlah sebuah Majalah yang dinamai “AL-MIZAN”. Majalah Al-Mizan merupakan bagian kecil dari Tafsir Al-Mizan karangan Allamah Thobathobai yang mereka ulas kembali, melalui interview dengan para Mufassir di Indonesia seperti Prof. Kiyai Umar Shihab (Ketua MUI), Prof. Dr. Quraisy Shihab, Prof. Dr. Nasaruddin Umar (Wakil Menteri Agama) dan lain sebagainya.
Dalam acara ini hadir sekitar 150 orang yang terdiri dari Mahasiswa, Staff dan perwakilan dari Dosen STFI Sadra.
Dr. Mohsen Zangganeh (Direktur Sadra Institute) menjawab 2 pertanyaan yang kerap kali di lontarkan kepada Mahasiswa STFI Sadra, yaitu:
Dr. Zangganeh menjawab pertanyaan ini dengan aspek global dalam agama Islam, setiap indivudu Muslim memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan dunia Islam dan jika mengabaikan tanggung jawab tersebut maka secara tidak langsung akan menodai agama islam dan salah satu bentuk tanggung jawab kita adalah mempelajari ilmu Keislaman itu sendiri. Tutur Dr. Zangganeh
Beliau menambahkan, Penduduk Indonesia merupakan penduduk Muslim terbanyak di dunia maka Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan seorang Mufassir atau Filosof. Maka tujuan belajar di STFI Sadra adalah penciptaan seorang pemikir besar sekelas Allamah Thobathobai. Selanjutnya beliau menceritakan penulisan buku Tafsir Al-Mizan karangan Allamah Thobathobai dan mengapresiasi kerja keras Himpunan Mahasiswa Al-Sinkili.
Ustad Abdullah Beik, MA dalam smbutannya menekankan pada kegiatan-kegiatan yang berguna bagi umat muslimin di masa yang akan datang, jadilah orang yang menghidupkan sesuatu yang selama ini di nomor duakan oleh banyak orang serta belajarlah filsafat dan tafsir quran dengan susungguh-sungguh.
Allamah Thobathobai menulis kitab Tafsir Al-Mizan dengan mengumpulkan berbagai pandangan layaknya ensiklopedia. Lanjut Dosen STFI Sadra ini.
Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Kouhsari yang menggantikan pembicara utama, menekankan pada 3 point yang menjadi pondasi utama dalam pembangunan sebuah peradaban, yaitu:
Ketiga point tersebut harus selalu berkembang sesuai dengan perkembangan yang dialami dunia dan Allamah Thobathobai dalam Tafsir Al-Mizan juga mencantum 3 point ini. Selanjutnya, pelajari segala bidang ilmu, jangan hanya cukup dengan spesialis dalam satu ilmu saja tetapi jadilah spesialis di segala bidang ilmu khususnya ilmu-ilmu islam. Pesan Direktur Hikmat Al-Mustafa
Allamah Thobathobai mengumpulkan berbagai pandangan ulama sehingga terbit sebuah buku besar. Allamah spesialis dibidang tafsir dan sekaligus spesialis di bidang filsafat dan lain sebagainya. Gali potensi kalian untuk menjadi Allamah Thobathobai berikutnya. Pungkas Prof. Dr. Hoseini Kouhsari
Di akhir acara diberikan hadiah kenang-kenangan (Majalah Al-Mizan) kepada Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Kouhsari, Ustad Abdullah Beik, MA dan Ustad Muhammad Nur Jabir, M.Ud