"Ummat Islam harus saling bahu membahu berusaha secara gigih dengan sepirit tawakkal kepada Allah swt, mandiri, maju dan kuat mengacu pada keteladanan ajaran-ajaran sempurna Muhammadi demi menuju kejayaan masarakat Islami"
Peringatan Maulid Nabi saw tanggal 21/02/2013 di Auditorium Amusthafa Sekolah tinggi Filsafat Islam Sadra berlangsung dengan penuh gengsi dan berarti, karena panitia penyelenggara bentukan Badan Eksekutif mahasiswa mengemasnya dengan Meeting Scientific, dihadiri oleh para tamu pejabat kementerian Sain, Riset dan Teknologi Republik Islam Iran dan Wakil Direktor Departemen Pendidikan Universitas Internasional Almustafa Iran sebagai pembicara utama.
Mengawali presentasi Wakil Menteri Prof. Naderi Manesh menyampaikan selamat atas lahirnya manusia Agung Muhammad saw kepada para hadirin dan menyampaikan terimaksihnya kepada civitas akademika Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra yang telah berupaya demi terselenggaranya iven ini khususnya kepada Direktor Prof.Dr. Seyyed Mofid Hosseini Kauhsari representasi Perwakilan MIU di Indonesia.
Wakil Menteri dalam presentasinya menyampaikan gambaran perkembangan Ilmu pengetahuan dunia barat dan timur, beliau menegaskan bahwa perkembangan peradaban dan budaya dengan segala kemajuannya adalah barakar dari Ilmu pengetahuan sebagai kreasi dari hasil pemikiran dan perenungan para cendikiawan dan pemikir.
Termasuk Iran sebagai negara republik Islam yang telah mencapai kemajuannya disegala bidang, dengan visi menjadi negara Islam teladan dimata dunia tidak lepas dari prinsip-prinsip yang fundamental ini.
Prof. Dr. Naderi Manesh menguraikan beberapa pondasi untuk membangun kesuksesan dan kejayaan sebuah negara Islam tidak hanya untuk Iran tapi termasuk juga Indonesia, harus kuat dan maju dengan beberapa landasan yang sinergis berikut :
Lebih jauh untuk mengurai rahasia kesuksesan masarakat Islam beradab dalam acara temu ilmiah di peringatan Maulid Nabi saw ini, tampil sebagai pembicara kedua adalah Wakil Direktor Departemen Pendidikan Universitas Internasional Almustafa Iran Dr. Ali Reza Biniaz.
Dr. Biniaz dalam awal sambutannya menyampaikan rasa bahagia dan sukurnya atas taufiq Allah yang telah beliau dapatkan sehingga dapat berada ditengah civitas Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra bersama memperingati hari kelahiran Nabi teragung Muhammad saw, dan didalam acara ini tak lupa beliau juga menyampaikan salam hangat segenap pejabat Universitas Internasioanal Almustafa Iran khususnya salam hangat Ayatullah A’rafi selaku Pimpinan Universitas kepada seluruh civitas Stfi Sadra.
Setelah menyampaikan selamat atas lahirnya Nabi Muhammad saw, beliau menyatakan bahwa bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad saw ini di Republik Islam Iran dijadikan sebagai hari momentum atas nama hari “Persatuan ummat Islam”.
Didalam presentasinya Dr. Biniaz menyinggung tentang keagunagn Nabi Muhammad saw dengan menyebut hadis qudsi “Andai bukan karena engkau (Muhammad) tidaklah aku menciptakan alam semesta”, beliau adalah manusia ciptaan Allah yang teragung dan termulia sebagai cikal bakal dari keberadaan alam semesta .
Dr. Biniaz banyak memberikan gambaran tentang kebesaran dan keagungan Nabi saw termasuk kemuliaan lebih beliau dibandingkan para Nabi yang lain dengan mengutip ayat-ayat quran. Nabi Adam as memohon ampunan kepada Allah sedangkan Nabi Muhammad saw mendapatkan ampunan sebelum ada permohonan darinya, Nabi Nuh as memohon pembinasaan kaumnya sedangkan Nabi Muhammad sebaliknya, Nabi Syuaib as memohon kemenangan atas kaumnya sedangkan Nabi Muhammad saw diberikan janji atas kemenangannya, Nabi Musa as memohon kelapangan dada dalam misinya sedangkan Nabi Muhammad saw telah Allah lapangkan sebelum mengemban misinya.
Dan bagaimanapun kebesaran dan keagungan puncak ini sebagaimana yang telah Allah nyatakan dalam firmannya “sungguh engkau berada dalam keagungan akhlak yang puncak” , meski tidak bisa digapai pengetahuan puncaknya oleh siapapun namun bukan berati tidak bisa untuk dikenal dan diteladani, karena Allah swt telah menegaskan bahwa, “Sungguh bagi kalian terdapat keteladanan yang baik pada diri Rasulullah saw”, semakin tinggi tingkat pengenalan seseorang terhadapan kepribadian Nabi Muhammad maka semakin besar ruang keteladanannya.
Dr. Biniaz menjelaskan bahwa jalan tepat untuk mengenal bagaimana kepribadian Nabi saw adalah melalui Ahlulbaitnya, Imam Huseain as adalah salah satunya sebagai cucu yang juga sekaligus dinisbatkan sebagai anaknya, beliau mensifati Nabi Muhammad saw dengan sebagai pribadi yang selalu berfikir dan bertadabbur, ceria dan penuh senyum, tidak membicarakan aib dan keburukan orang lain, tidak pernah emosi dalam urusannya kecuali bila mempertahankan hak Allah dan hak orang lain, siapapun orang yang datang kepada beliau kembali dengan senang dan tidak kecewa bahkan kalupun dia adalah musuhnya.
Selain memaparkan tema keagungan Nabi Muhammada saw Dr. Biniaz juga memaparkan perkembangan kemajuan negara teladan Republik Islam Iran yang bangkit meneladani revolusi Islam Muhammad saw dengan visi yang sama yaitu menghidupkan kembali nilai-nilai kebudayaan dan peradaban Islami ditengah-tengah hegemoni peradaban dan kebudayaan lainnya.
Barat maju berangkat dari peradaban Yunani dan Romawi tapi kemudian mereka mengalami stagnasi ilmu pengaetahuan dan mencari jalan keluar melalui ilmu pengetahuan dari ummat Islam, akan tetapi tanpa disadari ummat Islam sendiri mengabaikannya sehingga mengalami kemunduran, meski perkembangan Ilmu pengetahuannya dikuasai barat, demikian ini dengan pandangan dunia yang berbeda antara barat dan Islam maka mereka tidak akan pernah bisa menjawab krisis kemanusian yang sesungguhnya. Revolusi Islam Iran menang karena dengan tujuan mengembalikan kejayaan Islam dengan kesungguhan dan keberanian tiada henti berupaya mengembalikan dan menghidupkan kembali peradaban tingginya. Kemajuan yang dicapai oleh barat tidak boleh diabaikan untuk dikuasai oleh ummat Islam demikian ini karena Nabi pernah bersabda “ Capailah Ilmu pengetahuan meski harus ke negeri Cina” , tetapi dengan tetap berada pada pondasi pandangan dunia Islami tidak sebagaimana Barat, Republik Islam Iran kini telah tampil menjadi teladan ummat Islam dengan semua perkembangannya dibidang ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan.
Dr. Biniaz menegaskan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan budaya di Republik Islam Iran pada hakikatnya adalah kemajuan Islam secara keseluruhan, sebagai pemicu untuk membangkitkan kembali kesadaran kemerdekaan dan kemandirian bangsa-bangsa Islam lainnya. Dengan mengutip ucapan Bapak revolusi Islam Imam Khumaini r.a bahwa ‘Kita bisa dan mampu” dan sekarang telah terwujud kemajuan Islam setelah berlalu umur 34 tahun kemengan revolusi Islam Iran.
Dr . Biniaz membeberkan beberapa contoh kemajuan republik Islam Iran dibidang ilmu pengetahuan, budaya dan peradaban setelah 34 tahun berjalan kemenangan revolusi Islam sebagimana berikut,
Barat takut kemajuan teknologi Iran bukan karena kehawatiran mereka untuk Iran membuat bom nuklir meski terhadap Israel mereka membiarkannya memiliki sekitar 200 bom berhulu ledak nuklir, akan tetapi mereka tidak ingin Republik Islam Iran maju dan berkembang di dalam bidang ilmu pengetahuan yang sulit dan detail ini sehingga akan berkembang kepada negara-negara Islam lainnya.
Semua kemajuan Sain, teknologi dan budaya Iran adalah berkat dari ajaran-ajaran Nabi Muhammad saw, demikian ini harus dilestarikan untuk juga di sebarkan dan diajarkan kepada yang lainnya demi menunaikan zakat ilmu. Sehingga dapat tercapai visi revolusi Islam Iran ini tidak hanya untuk Iran berkahnya namun juga kepada semua negera Islam dan ummat manusia secara keseluruhan menuju ummat manusia yang sempurna sebagaimana tujuan penciptaannya.
Dr. Biniaz mengakhir presentasinya dengan pernyataan bahwa "Ummat Islam harus saling bahu membahu berusaha secara gigih dengan sepirit tawakkal kepada Allah swt, mandiri, maju dan kuat mengacu pada keteladanan ajaran-ajaran sempurna Muhammadi demi menuju kejayaan masarakat Islami"
Sebelum tampil kedua pembicara utama pada acara ini, pimpinan Yayasan Hikmat Almusthafa Prof.Dr. Seyyed Mofid Hosseini Kauhsari menyampaikan sambutannya mengucapkan terima kasih atas partisipasi semua civitas Stfi Sadra demi suksesnya acara khususnya kepada panitia dan menyampaikan rasa hormatnya kepada tamu yang hadir utamanya Wakil Menteri Prof. Naderi Manesh dan Wakil Direktor Departemen Pendidikan Universitas Internasional Almustafa Iran Dr. Ali Reza Biniaz. Termasuk juga tampil wakil dari mahasiswa berbahasa Inggris oleh Andi Fathimah dan Apendi Cahaya berbahasa Arab menyambut kehadiran tamu undangan dan mendiskripsikan abstraksi penyelenggaraan acara. Dan mengiringi acara yang cukup fenomenal ini panitia yang diketuai oleh saudara Jakfar Asshodiq mahasiswa dari Propinsi Bali menampilkan group seni musik Islami “Mustafa dan Fatimah Voice” dengan dendang shalawat Nabi saw hingga menambah memeriahnya perinagatan Maulid Nabi 1434/2013 di lingkungan kampus Sekolah tinggi filsafat Islam Sadra ini.