Sadranews-Seminar Internasional berjudul “International Conference on Iranian Islamic Philosophy and Mysticism: Reflection and Impact” digelar pukul 13:00-17:00 WIB di Auditorium Al Mustafa kampus STFI Sadra Jakarta, Jumat (21/2/2020)
Sebagaimana biasa setelah acara dibuka, lagu Indonesia Raya dinyanyikan. Para dosen dan mahasiswa STFI Sadra serta karyawan Yayasan Hikmat Al Mustafa dan tamu undangan memadati Auditorium Al Mustafa, tempat pelaksanaan acara. Turut hadir di dalamnya, Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa, Dr. Hossein Mottaghi, Ketua STFI Sadra, Dr. Kholid Al Walid serta para narasumber dari berbagai perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Para narasumber pada sesi pertama acara yaitu Dr. Mon Dastri Korib Sudaryo (Universitas Indonesia), Dr. Neng Hannah (UIN Sunan Gunung Djati Bandung), H. Mustafa, M. Ag (IAIN Syekh Nurjati Cirebon), dan Pradana Boy ZFT, Ph.D (Universitas Muhammadiyah Malang) dimoderatori oleh Dr. Cipta Bakti Gama, dosen STFI Sadra. Sementara para narasumber pada sesi kedua acara adalah Dr. Sunaryo (Universitas Paramadina), Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si, M.Pd (IAI Cipasung Tasikmalaya), Dr. Yusli Effendi (Universitas Brawijaya) dan Yusuf Bothe Lamure dimoderatori oleh Basril hamdani, Ph.D.
Sebagai keynote speakers Dr. Hossein Mottaghi menekankan pentingnya berfikir rasional dan mencari kebenaran sebagaimana yang diajarkan dalam Ilmu Filsafat dan Tasawuf Islam. Kaum pelajar baik di tingkat Sarjana, Magister dan Doktoral adalah kalangan intelektual yang dituntut untuk terus menggali keilmuan khususnya dalam bidang filsafat dan tasawuf Islam yang menuntun ke arah hakikat dan pensucian jiwa. Semangat mencari kebenaran dan berfikir rasional merupakan nikmat Ilahi yang menumbuhkan sikap toleransi dan mencegah tindakan radikalisme.
Melakukan studi ilmu agama dan penelitian di Iran sebagai pusat kajian Ilmu Filsafat, Tasawuf dan Ilmu-Ilmu Islam, selain dapat meningkatkan pengetahuan para pencari kebenaran dan mengenal metode pembelajaran dunia Islam, juga dapat membangun tradisi dialog antar pemikiran Mazhab. Bahkan akan menguatkan hubungan antara dua negara berpenduduk muslim terbesar dunia. Sebab, di samping pengetahuan yang telah diperoleh, serta hakikat dan realitas yang telah disaksikan di Iran ketika disampaikan kepada masyarakat Indonesia sebagaimana adanya akan berdampak positif dan meluruskan isu-isu negatif tentang Iran yang banyak beredar selama ini.
Dalam kesempatan ini, Dr. Kholid Al Walid menegaskan bahwa Iran merupakan pusat pengembangan pemikiran dan Ilmu Filsafat dan Tasawuf Islam. Hal ini terbukti dengan banyaknya ilmuan dan filosof yang lahir di Iran seperti Ibnu Sina, Mulla Sadra dan lainnya. Karena itu, Republik Islam Iran dibangun atas dasar pandangan dunia Ilahi bukan pandangan dunia materialisme. Sehingga membentuk sebuah keterpaduan antara emosional, spiritualitas dan rasionalitas. Di samping itu, Kajian pengetahuan Mistisisme dapat menjadi titik temu antara Sunni dan Syiah.
Sedangkan masing-masing dari delapan narasumber tersebut menyampaikan kisah dan pengalaman yang berbeda. Ada yang menceritakannya dengan serius dan ada pula dengan penuh jenaka membuat gelak tawa seluruh hadirin. Namun secara umum, mereka memiliki kesamaan pandangan bahwa pemberitaan media-media khususnya Medsos tentang isu-isu negatif terkait Iran tidak sesuai dengan realitas yang mereka saksikan secara langsung di sana. Rakyat Iran mempunyai kepercayaan diri yang kuat untuk mampu berdiri sendiri dan tidak bergantung kepada asing. Rakyat Iran mempunyai pemimpin seorang ulama, pejuang, konsisten dalam mengamalkan agama dan puncaknya hidup dengan penuh kesederhanaan. Karena itu, penghormatan dan kepatuhan rakyat Iran kepada pemimpin tertinggi (Rahbar/Wali Faqih) mereka begitu mengakar di semua lapisan masyarakat. Rakyat Iran kompak dan sama-sama memusuhi pemerintahan Amerika dan Israel yang zalim.
Selain itu, model pendidikan Hauzah dan kehidupan belajar-mengajar para pelajar agama dan budaya berdiskusi di sana sangat unik dan mengagumkan. Iran menjadi pusat studi ilmu-ilmu Islam, Filsafat dan Tasawuf. Begitu halnya dengan kemajuan teknologi Iran yang diperhitungkan dunia mengundang perhatian tersendiri dan bisa menjadi materi tambahan untuk dipelajari selain ilmu-ilmu agama.
Acara Seminar diakhiri dengan poto bersama.