Sadranews-Tidak seperti biasa, kali ini STFI Sadra menggelar Studium Generale di awal pekan bertajuk “Mencari Solusi atas Problematika Dunia Modern” yang dihadiri para dosen, mahasiswa, karyawan dan tamu undangan di aula Al Mustafa, Senin (21/10/2019).
Sebagai tuan rumah Dr. Hossein Mottaghi dalam sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh hadirin khususnya kepada para tamu undangan dan para pembicara yang telah menyempatkan hadir dalam acara ini, yaitu Dr. Mukhtari (Ketua Universitas Madzahib Islam di Teheran), Dr. Jamilah Alamul Huda (Anggota Dewan Senat Universitas Shahid Baheshti Teheran) dan Dr. Raihanah Sadat Sadati (Dosen Sosiologi Universitas Teheran). “Mereka adalah para intelektual yang telah meramaikan diskursus Revolusi Islam khususnya pada Peran Wanita Dalam Pendidikan dan Dunia Pendidikan Islam,” Ujarnya.
Dr. Jamilah Alamul Huda sebagai pembicara pertama menyampaikan problematika penduduk modern yang multikultural. Problematika ini lebih serius dialami negara-negara maju. Pembahasan tentang hak-hak warga negara menjadi pembahasan penting di universitas-universitas maju dunia. Bagaimana seorang warga muslim yang mengamalkan ajaran Islam dapat hidup harmonis dengan pemeluk agama lain. Konflik terjadi karena perebutan kekuasaan politik antara budaya yang lebih kuat terhadap yang lemah. Ada dua metode untuk mengatasi konflik tersebut. Pertama, kita bisa menyampaikan nilai-nilai kewarganegaraan berupa kerukunan, keadilan, kerjasama, pengorbanan dan lainnya kepada masyarakat. Kedua, kita melakukan patologi dan kita mengambil solusi berdasarkan hasilnya. Patologinya adalah peradaban modern berpijak pada kepuasan diri dan keinginan personal. Sedangkan kepuasan diri dan keinginan personal adalah kunci segala keburukan. Karenanya, kepuasan diri tidak akan mewujudkan nilai-nilai kewarganegaraan itu. Globalisasi Islam dengan konsep “Penantian Al Mahdi” bisa menjadi alternatif bimbingan terhadap manusia modern untuk dapat membangun “Madinah Fadhilah”.
Pada kesempatan ini, Dr. Mukhtari menyampaikan beberapa poin di antaranya ialah pentingnya persatuan umat Islam sebagimana yang diajarkan Nabi saw. Bahkan selain Al Quran menyebutkan bahwa kaum muslimin adalah umat yang satu, juga menganjurkan persatuan terhadap para pemeluk agama-agama Ilahi di luar Islam. Dewasa ini, Imam Ali Khamenei menyampaikan ide “Peradaban Islam Modern” berupa menghidupkan kembali pilar-pilar peradaban Islam yang pernah dibangun Nabi saw saat itu sesuai kebutuhan dan geografis zaman sekarang. Tugas kita sekarang sebagai ulama, intelektual dan akademisi muslim ialah selain mengkaji ilmu-ilmu agama lebih dalam, kita harus melawan pemikiran radikal, ekstrem dan intoleran dan menjaga persatuan umat Islam dengan mewaspadai gerakan kelompok-kelompok kecil produk musuh-musuh Islam yang mengatasnamakan Islam, berada di tengah kaum muslimin dan melakukan beragam fitnah untuk memecah belah kaum muslimin. Semoga kajian dan riset khususnya tentang ilmu-ilmu Islam dapat kita amalkan dan sampaikan kepada masyarakat sehingga ke depan akan membuahkan hasil berupa peradaban Islam modern sesuai ajaran Nabi saw.
Sementara itu, Dr. Raihanah Sadat Sadati dalam presentasinya menjelaskan dua poin penting tentang ilmu dan tanggung jawab. Dalam Al Quran disebutkan bahwa Ilmu membedakan dan mengangkat derajat manusia di atas malaikat dan jin. Sedangkan tanggung jawab muncul dari ilmu yang kita miliki. Manusia beragama penuh tanggung jawab berbeda dengan manusia Postmodern yang tanpa tanggung jawab. Para mahasiswa hendaknya berpikir dari sekarang karya apa yang akan dipersembahkan untuk dunia Islam. Tantangan besar dihadapan kita sekarang ini adalah berhala budaya dan sosial sekulerisme, post-sekulerisme, liberalisme dan Pluralisme yang harus dihancurkan.