Sadra-News. Wawasan kebangsaan adalah, cara pandang tentang ciciri- ciri yang menandai golongan bangsa, prihal bangsa dan kesadaran diri sebagai warga bagi suatu negara. Hal terpenting dari wawasan kebangsaan ini adalah kesadaran diri bagi seorang warga negara hak dan kewajibannya dihadapan negara. Demikianlah pengantar materi Wawasan Kebangsaan yang disampaikan oleh Ibu Dina Sulaiman dihadapan para mahasisawa baru STFI Sadra dalam acara Orientasi Pengenalan Kampus Kamis, 10/08 di Auditorium Al Mustafa STFI Sadra.
Beliau menyinggung bahwa Akhir-akhir ini kita banyak menyaksikan fenomena dimana banyaknya generasi muda yang terpengaruh oleh gerakan yang mencederai nilai-nilai kebangsaan. Gerakan ini bahkan merebak di kampus-kampus. Kita juga Banyak menyaksikan anak-anak muda yang berangkat ke sebuah wilayah yang mengklaim negara islam dan kemudian berperang disana serta bercerita mendirikan negara islam juga diwilayah negara kesatuan republik indonesia indonesia.
Menurut Dina Hal ini terjadi karena kurangnya wawasan kebangsaan dan terjadinya disimformasi yang ditopang oleh sentimen-sentimen sektarianisme yang merebak dimedia sosial. Berita-berita palsu ini beredar untuk memunculkan sikap saling mencurigai antar anak bangsa. Beredarnya berita Hoax dan ujaran-ujaran kebencian berunsur SARA membuktikan bahwa perlunya penguatan nilai-nilai pancasila bagi generasi muda dan kecerdasan bersosial media.
Disesi akhir beliau menjelaskan bahwa kalau kita mau telusuri bahaya berita hoax bukan hanya kita rasakan sekarang. Buku-buku sejarah perang kemerdekaan juga menceritakan betapa berbahayanya informasi palsu yang bertujuan menghancurkan persatuan bangsa indonesia sebagai mana diceritakan oleh bapak AH. Nasution. Agen-angen NICA dan belanda pada waktu itu aktif menyebar propaganda melalui selebaran dan surat-surat rahasia untuk mendeskriditkan tokoh tertentu sehingga timbul sikap saling curiga terutama di tubuh Tentara pada waktu itu, tapi berkat kuatnya persatuan maka hal tersebut diapat dilewati dengan baik.