“Setiap hari yang tidak ada pelanggaran terhadap Allah SWT maka itu adalah hari raya”, hari meninggalkan dosa, hari kemenangan, hari bersih dan kembali ke dasar fitrah manusia maka itulah sejatinya hari raya..”
Wahai sekalian manusia !
“Sesungguhnya hari dibulan Ramadhan ini telah diganjar oleh Allah Swt orang-orang yang berbuat baik dan sungguh dirugikan orang-orang yang berbuat kebatilan, hari ini diserupakan dengan hari kebangkitan kalian, maka sadarlah bahwa keluarnya kalian dari rumah ke peribadatan shalat kalian adalah keluarnya kalian ke keharibaan Allah SWT, berdirinya kalian di peribadatan shalat merupakan berdirinya kalian dihadapanNya dan sungguh sadarlah bahwa kepulangan kalian ke rumah adalah kembalinya kalian ke surga…” (Amirul Mukminin Ali Bin Abi Tahalib AS)
Ramadhan adalah bulan yang dinisbatkan kepada Allah SWT, merupakan bulan berkomunikasi denganNya…
Ramadhan adalah bulan bagi ummat sebagi momentum untuk mereka bangkit, mengenalkan mereka yang belum mengenalnya, menyadarkan mereka yang melalaikannya, membangkitkan mereka yang diam diri, dan mengajak kembali mereka yang meninggalkannya…
Ramadhan adalah bulan yang dapat mencharge energi yang lemah untuk bersuara, yang membuka kepalan tangan yang tak berguna, mendorong cepat langkah-langkah yang lamban, dan adalah bulan yang menyatukan kekuatan yang bercerai-berai…
Ramadhan dengan segala keindahannya dengan semua anugerah dan rahmat yang tak bertepiannya kini akan berlalu, agar para sha’im dari satu sisi dapat berlebaran dan merayakan kemenangan atas sulitnya menahan rasa lapar dan dahaga, mengekang diri dari kecendrungan dan emosi sahwat, serta dari sisi lain agar mereka berbahagia karena senantiasa mampu untuk mawas dan interopeksi diri secara cermat, agar selalu mendapatkan jalan penyucian jiwa menuju derajat dan tingkatan taqwa serta kemulyaan yang tinggi. Perpisahan dengan Ramadhan menyisakan dua rasa sedih dan bahagia bagi para mujahid yang mukmin demi mencari kesempurnaan spiritual.
Idul Fitri merupakan hari yang telah dipilih oleh Allah SWT diantara hari-hari yang lain dan mejadikannya sebagai hadiah istimewa teruntuk hamba-hambanya, Dia mempersilahkan mereka di hari besar ini untuk datang bersimpuh kepadaNya demi mengharap ampunan, memohon darinya kebutuhan dan menggantungkan kepadaNya berbagai cita-cita, apalagi bahwa Dia telah menjajnjikan untuk mengkabulkannya demi hak kasih sayang yang tak terbayangkan untuk hamba-hambaNya…
اللهم انا نسئلك بحق هذااليوم الذي جعلته للمسلمين عيدا ولمحمد صلى الله عليه وآله ذخرا وشرفا وكرامة ومزيدا ان تصلى على محمد وآل محمد وان تدخلنا في كل خيرادخلت فيه محمدا وآل محمد وان تخرجنا من كل سوء اخرجت منه محمدا وآل محمد، صلواتك عليه وعليهم اللهم انا نسالك خيرما سئلك عبادك الصالحون ونعوذ بك مما استعاذ منه عبادك المخلصون .
Ya Allah, sungguh kami memintaMu demi hari (idul fitr) ini yang telah Engkau jadikan untuk muslimin sebagai hari raya dan untuk NabiMu Muhammad SAW sebagai kebanggaan, kehormatan dan kemulyaan serta anugerah, limpahkanlah shalawat kepadanya dan kepada keluarganya, masukkanlah kami kedalam setiap kebaikan sebagaimana Engkau telah memasukkan mereka kedalamnya dan keluarkanlah kami dari setiap keburukan sebagaimana Engkau telah mengeluarkan mereka darinya. Ya Allah kami memintaMu kebaikan sebagimana yang telah diminta oleh hamba-hambaMu yang shaleh dan kami berlindung kepadaMu dari apa saja yang telah diminta perlindungannya oleh hamba-hambaMu yang telah Engkau sucikan.
Bersama kita ungkapkan ungkapan yang terbaik tentang perpisahan Ramadhan yang indah dan sensitive oleh Imam Ali Zainal Abidin pemuka orang-orang yang bersembah sujud kepada Tuhannya sebagai doa perpisahan dalam menyambut lebaran:
اللهم صل على محمد وآله واجبرمصيبتنا بشهرنا وبارك لنا في يوم عيدنا وفطرنا واجعله من خير يوم مرعلينا، اجلبه لعفو وامح اهل ذنب واغفرلنا ماخفى من ذنوبنا وما علن… اللهم انا نتوب اليك في يوم فطرنا الذي جعلته للمؤمنين عيدا وسرورا ولاهل ملتك مجمعا و محتشدا، من كل ذنب اذنبناها وسوء اسلفناها وخاطر شراضمرناه توبة من لا ينطوى على رجوع الى ذنب ولايعود بعدها في خطيئة.
Ya Allah !
Haturkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya SAW, demi bulan Ramadhan singkirkanlah musibah kami, berkatilah kami di hari lebaran dan Idul Fitri kami, jadikanlah ia sebagai hari terbaik yang berlaku bagi kami, untuk pengampunan dan penghapusan dosa dan kesalahan, ampunilah kami dari dosa-dosa yang tersembunyi maupun yang terang-terangan…
Ya Allah !
Kami bertaubat kepadaMu pada hari Fitri -yang telah Engkau jadikan bagi orang-orang mukmin sebagai hari raya dan hari bahagia, dan bagi ummat agamaMu sebagai hari perhimpunan dan kebersamaan mereka- dari semua dosa yang telah kami perbuat, dari semua kejahatan yang telah kami kerjakan dan dari segala pikiran untuk berbuat keburukan, pertaubatan yang tak akan memberikan kesempatan untuk kembali melakukan dosa dan tidak kembali setelahnya dalam kesalahan berikutnya…
Ya Allah !
Enggkau telah memilihkan untuk kami agama dan idiologi yang telah Engkau ridhoi, begitu juga jalan petunjuk yang mudah untuk mendekatkan diri kepadaMu, yang telah Engkau buka demi sampai kepada kemulyaanMu…
Ya Allah !
Engkau telah memilihkan untuk kami konsep berupa tugas dan perbuatan khusus dari kewajiban-kewajiban di bulan Ramadhan, yang hari-hari dan waktu-waktunya terbaik diantara semua hari dan waktu selama setahun, karena didalamnya telah Engkau turunkan Al Quran, hamba-hambaMu didalamnya Engkau motivasi untuk aktif beribadah kepadaMu, dan malam-malam Qadrnya Engkau agungkan, karena anugerah Ramadhan ini Engkau lebih mulyakan kami dari ummat-ummat yang lain, karena ketaatan kami kepadaMu maka kami berpuasa, dengan bantuanMu kami menghidupkan malam-malamnya dengan ibadah sehingga dengan itu Engkau merahmati dan memberikan pahala kepada kami… apapun yang dimohonkan dariMu berupa keutamaan dan pemberian maka Engkau mengkabulkannya dan kepada siapapun yang berusaha dekat denganMu Engkaupun mendekatkan diri kepadanya.
Ya Allah !
Ramadhan ditengah-tengah kami adalah fondasi bagi kehidupan, yang senantiasa menemani dan membantu dalam kebaikan, yang memiliki manfaat paling berharga bagi ummat manusia di dunia, namum dianugerahkan secara mudah dan murah, tapi kini telah dekat di penghujung harinya dan lonceng tanda berakhirnya akan dibunyikan
Ya Allah !
Kini kami akan berpisah dari Ramadhan, bak perpisahan dari sang kekasih yang berharga, sungguh menyedihkan dan membuat kami tak berdaya ketakutan dalam kesendirian, dialah kekasih sebagai amanat yang harus kami jaga, kehormatan yang wajib kami pelihara, dan merupakan hak yang harus kami tunaikan…
Atas nama pimpinan Yayasan Hikmat Al Mustafa kami menyampaikan
Selamat atas paling agungnya bulan Allah SWT dan atas hari raya bagi kekasih-kekasih Allah… Selamat atas paling mulianya masa-masa yang sudi bersama menemani dan membatu, wahai paling baiknya bulan yang baik hari-harinya maupun jam-jamnya…
Selamat dibulan ini atas mereka orang-orang yang bebas dari azab Allah SWT, atas apa yang harus mereka persembahkan, dan atas nasib apa yang dapat menjaga kehormatanya…
Selamat, atas para pendosa yang telah dihapus dari catatan amalnya begitu juga atas mereka yang telah ditutupi aib-aibnya…
Selamat, atas bulan yang karenanya ada kedamaian dan karenanya keselamatan terwujud
Selamat, atas bulan yang didalamnya tiada keengganan dalam berkomunikasi dengan Allah SWT dan yang menyenangkan didalamnya untuk berinteraksi denganNya…
Selamat, atas berkah-berkah yang datang kepada kami dan atas pembersihan diri kami dari noda-noda dosa..
Selamat, atas perpisahan yang tak membekaskan noda dalam hati, dan atas puasa yang tiada rasa malas…
Selamat, atas bulan yang mendekatkan kami kepada semua kebaikan dan menjauhkan kami dari kejahatan….
Selamat, atas bulan yang menghias diri dengan malam-malam Qadr yang lebih baik dari seribu bulan…
Ya Allah !
Kami mengenal tentang Ramadhan, bulan yang karenanya kemulyaan dan derajat Engkau anugerahkan, bulan yang Engkau permudah untuk memperoleh berkah, nikmat dan kebaikan dengan puasanya, padahal terdapat juga orang-orang yang belum mengenalnya menjadi sengsara terhindar dari semua keutamaannya
Ya Allah !
Engkaulah yang telah memilih kami untuk bisa mengenal bulan Ramadhan, memehami jalan tradisinya, sampai Engkau memudahkan kami juga untuk dapat berpuasa dan menunaikan shalat didalamnya meskipun tidak banyak dan tidak maksimal kami menunaikannya
Ya Allah !
PujianMu benar meskipun kami telah mengakui kesalahan dan dosa…terimalah kami dengan segala kekurangan dalam melaksanakan hak kami
Ya Allah !
Didalam bulan Ramadhan jika kami telah bermaksud untuk berbuat dosa, atau dengan sengaja kami melakukannya, atau karena alpa kami telah melaksanakan kejahatan, dan atau telah kami singkap tirai aib orang lain, maka demi shalawat yang kami haturkan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya SAW maka tutuplah serapat-rapatnya dan ampunilah kami serta janganlah kami digolongkan sebagai orang-orang yang Engkau benci, janganlah Engkau menjadikan kami dalam golongan orang-orang yang terlaknat, masukkanlah kami kedalam catatan orang-orang yang bergelimangan dalam kasih sayangMu yang tak bertepi dan yang tak pernah berkurang
Ya Allah !
Kalau di bulan Ramadhan terdapat orang dari hamba-hambaMu yang layak dengan memelihara hak-haknya, menjaga kehormatannya, melaksanakan dengan baik tugas-tugas kewajibannya, mendapatkan pengampunan, dan mendekatkan diri kepadaMu sehingga Engkau meridhoi dan merahmatinya, maka sebagaimana mereka kami memohonn kepadaMu demi kemurahan dan kedermawananMu yang tak akan pernah berkurang sedikitpun untuk juga kami mendapatkan dengan mudah ganjarannya
Ya Allah !
Di hari yang Fitri ini, di hari raya orang-orang mukmin dan dihari berhimpunnya orang-orang Islam, ampunilah dosa-dosa yang telah kami lakukan, kami bertaubat kepadaMu dari kejahatan yang kami kerjakan sebelumnya, dan dari keinginan jahat yang pernah terlintas bersembunyi dalam lubuk hati, sebagaimana pertaubatan orang yang tidak lagi terlintas dalam benaknya untuk kembali melakukan dosa tanpa ragu dan bersungguh-sungguh
Ya Allah!
Terimalah taubat kami, relakanlah kami dan tetapkan kami dalam pertaubatan ini
Ya Allah!
Wahai Yang Maha Adil, golongkanlah kami bersama orang-orang yang bertaubat yang mendapatkan cintaMu, yang diterima taubatnya dan kembali taat kepadaMu
Ya Allah !
Ampunilah kedua orang tua kami dan keluarga kami yang telah meninggalkan kami maupun mereka yang masih hidup
Ya Allah !
Haturkanlah shalawat dan salam kami kepada Nabi Muhammad dan keluarganya SAW sebagaimana Engkau dan para Malaikat yang dekat di sisiMu bershalawat dan bersalam kepada mereka, serta haturkanlah shalawat dan salam kami juga kepada para Nabi dan RasulMu yang lain dan kepada hamba-hambaMu yang shaleh; Wahai Tuhan semesta alam, kami memohon semoga berkah shalawat dan salam ini senantiasa besama kami menjadi sebab akan ijabahnya doa-doa kami, sungguh Engkau paling Maha Mulia sehingga kami bertaut padaMu, sungguh Engkau paling Maha Mampu sehingga kami pasrah diri kepadaMu dan Sungguh Engkau Maha Pemurah sehingga hanya padaMu kami meminta
“Idul Fitri sejatinya adalah hari raya pergerakan dan perubahan”
Ketika bulan Ramadhan dan hari raya hanya berubah menjadi kebiasaan budaya dalam hari-hari kehidupan manusia, maka tidak akan berdampak apapun dalam fenomena hidup ini, dan akan berhenti dalam waktu yang terbatas, namun jika Ramadhan dikategorikan sebagai fondasi Islam dan Idul Fitri sebagai salah satu dari hari-hari raya Islami maka akan berbeda karakteristiknya menjadi tidak hanya sekedar iven seremonial belaka yang akan berlalu tanpa makna.
Bulan Ramadhan merupakan masa tahapan persiapan dan Idul Fitri adalah start amal, pada hakikatnya Ramadhan adalah tahapan proses pembentukan dimensi diri manusia sedangkan Idul Fitri merupakan tahapan berikutnya untuk manusia memulai hidup barunya, dimensi eksistensi manusia setelah Ramadhan bebeda dengan manusia sebelumnya dikarenakan sebulan masa pendidikan dan pembinaan pastinya kualitas lebih besar dimiliki dalam menjalani kehidupan sesudahnya, karena puasanya dia menjadi lebih sensitive, dapat merasakan kesengsaraan orang lain, bergerak dengan bimbingan spirit ilahi, oleh karenanya keteguhan dan ketabahan lebih besar dan keseimbangan dirinya berkembang.
Manusia besar ini dengan perubahan mendasar yang dirasakan dalam dirinya, pada pagi hari lebaran ketika menunaikan zakat fitrah, mengumandangkan nama-nama kebesaran Allah dan menunaikan shalatnya maka sejatinya dia adalah tengah melaksanakan pesta berbahagia mensyukuri Allah SWT untuk memulai kehidupan barunya, berbeda dengan kehidupan sebelumnya yang terkekang oleh masalah-masalah pribadi dan emosi, namun kini dapat dia terbebas dan bisa menguasainya.
Profile demikian ini meski secara dhahir adalah seorang diri namun sebenarnya dia merupakan satu ummat, sebagai manusia yang sebelumnya terasing tidak bersosialisasi di masarakatnya, namun sekarang berbeda dari sebelumnya, sebagai bagian dari masarakat yang bersosialisasi menyatu merasakan dan memahami antar sesama, menjadikan masarakat semakin kuat demi membangun bersama.
Kini setelah hari raya kesulitan mereka yang lemah dapat dia rasakan juga sehingga berupaya untuk berkontribusi meringankan beban mereka, berfikir mencarikan solusinya, termasuk juga buat mereka yang buta huruf tak berpendidikan, yang sakit dan yang tersesat.
Manusia yang baru ini membenci penimbunan barang demi monopoli keuntungan dan laba sehingga membatasi kebutuhan pasar dan memainkan harga, dengan demikian dia sendiri tidak akan melakukannya dan melarang yang lain untuk melakukannya, tidak hanya penimbunan barang bahkan terhadap praktik serupa di bidang ilmu, kedudukan, pembangunan dan agama serta surga, dia tidak akan setuju dan menolaknya, dia humanis mencintai semua manusia, membenci penyimpangan, ketidak-stabilan, ateisme dan ketidak-pedulian, berusaha untuk menghindarkan semua itu dari diri dan masarakatnya
Sejarah ummat Islam dan perjalanannya setelah Idul Fitri adalah senantiasa dan berkesinambungan dalam upaya mengobati semua penyakit problema sosialnya, berusaha keras untuk mewujudkan hak-hak masarakat kelas bawah, berusaha terus menerus untuk meningkatkan taraf hidup masarakat kecil dan mengembangkan daerah-daerah terpencil. Upaya dan usaha berkesinambungan ini tentunya setelah mengenal aspek-aspek dan akar masalah sosialnya, kemudian mengidentifikasi siapa saja yang terdampak menjadi korbannya, lalu mempersiapkan secara mental dan tabah pantang menyerah melanjutkan kontribusinya dalam menyelesaikan masalahnya, usaha dan upaya yang membangun ini merupakan aktifitas social sebagai media khidmat kepada sesamanya sesungguhnya merupakan ibadah kepada Allah SWT.
Manusia baru yang percaya terhadap keberhasilan dirinya, akan senantiasa mencintai masarakatnya, meskipun dari mereka terdapat orang-orang yang menyimpang, dia berusaha untuk meluruskan mereka, mencintai mereka yang lemah dan mencarikan mereka solusi keluar dari kelemahan mereka dengan perasaan dan hati peduli dan penuh harapan, bergegas melihat generasi yang malang dengan berinteraksi yang positif jauh dari tuduhan dan fitnah terhadap yang lain.
“Idul Fitri adalah hari raya cinta dua dimensi”
Merasakan hidup dengan cinta kasih Allah SWT terhadap diri ini bukan merupakan hal yang sulit, cukup dengan merasaknnya dalam hati kita maka akan tampak hamparan luas tak bertepi cintaNya, dengan mengetahui bahwa Dia yang telah memberikan jalan mudah untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan baik dan terpuji, sebenarnya kita yakin bahwa Dia sungguh telah mencintai kita.
Menjalani Idul Fitri sesungguhnya mengingatkan hamba Allah SWT pada cintaNya, terbukti bahwa hati hambaNya mencekam rindu kepada hadirnya, Dia membukakan jalan untuk mengundang menjadi tamuNya dengan jamuan-jamuan langit, bahkan sampai kini pahala-pahala besarNya disuguhkan, inilah ungkapan cinta tanpa bahasa, namun begitu halus dan lembutnya, untuk merasakannya hanya dengan hati.
Berapa besar penyembutan kita terhadap bulan yang mulia Ramadhan, berapa banyak ibadah kita terpadu dengan cinta hadir dalam jamuanNya?. Pastinya siapapun yang hadir didalam jamuan kolosal ini dengan perasaan cinta yang lebih, maka sesungguhnya dia akan mendapati hatinya lebih sarat dengan cinta kepada yang dicintainya, apalagi bila dia adalah seorang pemuda yang lebih bersih jiwanya dengan gelora cinta, maka dia akan lebih dekat kepada alam malakutnya. Tampaklah begitu indahnya cinta dua dimensi ini antara pecinta dengan yang dicintai, pecinta berdetak kencang hatinya yang dicinta membalasnya dengan rasa…
“Idul Fitri, adalah hari raya puncak spiritual”
Idul Fitri merupakan puncak spiritual bagi mereka yang berpuasa, karena mereka berlebaran disaat mendapatkan dirinya mampu mengkontrol emosi-emosinya dan menyeimbangkan kecenderungan-kecenderungan jiwanya, kalau sebelum bulan Ramadhan ukuran kebahagian pada pemenuhan hasrat makan dan minum, kini tolak ukurnya adalah mengontrol hasrat yang tak terbendung kita, bila sebulan dapat memenuhi kebutuhan makanan dan minumnya maka sebagai gantinya adalah bagaimana memenuhi kebutuhan kehormatannya
Allah SWT selain membolehkan untuk hambanya memenuhi hasrat materinya sebatas kebutuhan rasional dan syar’i, Dia didalam berbagai kesempatan yang beragam telah menarik perhatian pikiran hamba-hambaNya untuk menggapai kelezatan hakiki, salah satunya adalah Idul Fitri sebagai momentum spiritual untuk merasakan rasa lezatnya spiritual bagi yang berpuasa, sejatinya berhari raya dan hakikat kelezatan puncak spiritual adalah muncul dari control segala hasrat dan menguasai segala emosi jiwa, lebaran sejati adalah sampai pada puncak derajat para arif, orang-orang yang benar-benar berpuasa dan berhati bersih yang dapat merasakan cita rasa supranaturalnya
“Idul Fitri merupakan Rahmat universal Allah SWT”
Idul Fitri adalah kematangan rahmat Allah SWT, pada hakikatnya salah satu dari hikmah yang terpenting dalam disyariatkannya Idul Fitri adalah keluar untuk melaksakan shalat di hari itu, sebagai manifestasi dari kasih sayang Allah SWT dan kemurahanNya terhadap hamba-hambaNya, demikian ini merupakan acara kolosal untuk mencampakkan kemarahanNya dan membentangkan sejadah kelembutanNya yang maha luas, pada saat ini meskipun hamba-hambaNya hanya bersangka baik kepadaNya, dan hanya berharap-harap dariNya pasti Allah akan menganugerahkan karuniaNya bahkan menambahkannya
Di hari raya ini, takut dan kekhawatiran hanya terdapat pada orang-orang yang berburuk sangka kepada Allah SWT. Berdasarkan konsekwensi akal, adab dan iman, seorang hamba harus berharap atas karunia, pengampunan dan kemurahan Tuhannya serta ingin lebih kuat dan lebih besar untuk sampai kepada harapannya serta membawa dirinya untuk bergaul dan duduk bersama orang-orang yang shaleh dan orang-orang yang dekat kepada Allah SWT, bertawassul kepada para kekasihNya untuk berjalan menujuNya.
Meskipun ada seorang hamba yang tampak wajahnya gelap karena dosa-dosanya. Sebenarnya pada hari ini harus dimengerti bahwa Allah SWT tidak menyulitkan hamba-hambaNya dan Dia sedang mengulurkan tangan kasih sayangNya
“Idul Fitri, merupakan hari raya sejati”
Setiap Idul Fitri sesungguhnya bagi orang muslim yang mengerti bisa mengkategorikannya sebagai hari raya yang sejati, merupakan hari dimulainya kembali hidup yang maknawi, sebagaimana musim semi bagi tumbuh-tumbuhan dan tanaman, mungkin ada manusia yang sepanjang tahunnya bergelimpangan dengan dosa-dan kesalahan, dikarenakan hawa nafsunya perangai-perangainya secara berangsur-angsur menjauhkan dirinya dari rahmat Allah SWT, namun dengan mendapat kesempatan khusus memasuki bulan Ramadhan sesungguhnya dia selama sebulan penuh berkesempatan untuk membersihkan dan melunakkan hatinya, menerangi jiwanya, kesempatan ini merupakan langkah-langkah menuju hamparan jamuan rahmat Allah SWT yang special, bergantung pada kesiapan, kesungguhan dan upaya untuk memaksimalkan hadir didalamnya untuk mendapatkan penghormatan dariNya, sehingga bilamana telah berakhir masanya dan sampai di Idul Fitri maka dia bisa memulai dengan kehidupan barunya dan mengawali tahun berikutnya dengan modal yang didapat dari bulan Ramadhan untuk berjalan di jalan yang lurus dan menghindari jalan yang menyimpang.
“Idul Fitri merupakan hari raya bersama berpegang teguh dengan tali Allah SWT”
Idul Fitri adalah sebagai perwujudan dan perlehatan hakikat persatuan hati dan kesatuan ummat serta bersama berpegang teguh kepada tali Allah SWT, demikian ini sungguh sangat berarti sebagai pelajaran maknawi dari bulan Ramadhan untuk senantiasa kita pelihara.
“Idul Fitri sesungguhnya merupakan hari raya sukur”
Di penghujung bulan Ramadhan memasuki hari rayanya sesungguhnya merupakan lebaran untuk memanifestasikan rasa sukur atas undangan Allah SWT sebagai tamuNya untuk menikmati semua jamuan maknawinya selama sebulan penuh, rasa sukur bagi yang berpuasa, rasa sukur atas mudah menjalankan ibadah, dzikir, khusu’, dan bertawassul dengan kebesaranNya, dengan demikian ini maka seorang yang mukmin seyogyanya untuk berhari raya.
“Idul Fitri merupakan hari raya ummat Islam”
Merupakan salah satu momentum bagi ummat Islam untuk berlebaran dan memanfaatkannya sebagaimana banyak hari-hari lainnya yang serupa, sebagai hari raya global bagi ummat Islam yang dapat mendekatkan hati mereka apalagi kini mereka lebih membutuhkannya untuk lebih tertaut antara satu dengan yang lainnya, bersama setelah melalui sebulan penuh Ibadah Ramadhan dengan hati yang penuh harap dari Allah SWT ampunan, rahmat dan berkahNya, berhimpun bersama melaksanakan shalat dan ritual-ritual yang lainnya, untuk bersama mengambil hadiah lebaran dari Allah SWT, dengan menengadahkan tangan bersama dalam qunut untuk semua memohon dariNya semua kebaikan sebagaimana yang telah diberikan kepada mereka yang memperolehnya begitu juga berlindung dari segala kejahatan kepadaNya sebagaimana telah diberikan kepada mereka yang telah berlindung dari segala kejahatan sepanjang sejarah hidup manusia.
“Idul Fitri merupakan hari raya yang berhubungan khusus dengan wujud manusia suci Nabi Muhammad SAW”
Dari serangkaian banyak kesan dan nilai spiritual Idul Fitri adalah karena adanya hubungan khusus dengan wujud manusia suci Nabi Muhammad SAW yang begitu gamblang, sebagaimana yang telah disebut dalam doa malam Idul Fitri dengan ungkapan:
“Wahai manusia pilihan Nabi Muhammad SAW dan penolongnya”
begitu juga sebagaimana didalam qunut shalat Idul Fitri disebutkan :
“ Hari yang telah Engkau jadikan sebagai hari raya untuk orang-orang Islam dan sebagi kehormatan, kemulyaan dan keutamaan bagi Nabi Muhammad SAW”
“Idul Fitri, hari raya kembali ke fitrah”
Masalah membangun diri pada bulan Ramadhan, menghantarkan manusia kepada suatu tingkatan yang dapat menyingkap tirai-tirai kebodohan, budak hawa nafsu dan semua hal kontradiktif dengan nilai-nilai fitri, bagi manusia muslim bila demikian ini terjadi maka di bulan Ramadhan ini dia akan dikembalikan ke alam fitrahnya, fitrah yang mencerminkan Tuhan dan kebenaranNya, sebagai batin kenabian yang membebaskan manusia dari belenggu kebodohan dan perbudakan nasfu dan sebagai petunjuk manusia menuju kesempurnaannya. Setiap manusia yang bergelimang dengan kebaikan-kebaikan berkah Ramadhan maka sesungguhnya dia telah sampai pada hakikatnya Idul Fitri baik itu mulai masuk di hari awalnya maupun di penghujung harinya..
Idul Fitri merupakan perwujudan dari hasil ketaatan selama sebulan di bulan Ramadhan yang dapat mengembalikan nurani dan fitrah dasar manusia, yang dapat mensucikan manusia dari nilai-nilai kotor yang bertentangan dengan fitrahnya, dari sinilah nama Idul Fitri itu muncul, dinukil dari riwayat Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib AS beliau mengatakan: “Setiap hari yang tidak ada pelanggaran terhadap Allah SWT maka itu adalah hari raya”, hari meninggalkan dosa, hari kemenangan, hari bersih dan kembali ke dasar fitrah manusia maka itulah sejatinya hari raya..
Ya Allah !
Jadikanlah hidup kami sebagaimana hidupnya Nabi Muhammad dan keluarganya SAW, dan jadikanlah kematian kami sebagaima kematian Nabi Muhammad dan keluarganya SAW