Bandung 15/10/2014. Bertempat di Auditorium Program Pascasarjana (PPS) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Dosen Tamu STFI Sadra Prof. Dr. Sayyed Mundzir Al-Hakim berkesempatan mempresentasikan makalah dalam Seminar Internasional yang berjudul “Islamic Education in Moselm’s Country : Indonesia and Iran Experience”. Selain Dosen Tamu STFI Sadra, hadir pula sebagai pembanding Prof. Dr. Sanusi Uwes M.Pd selaku pakar pendidikan. Seminar ini dihadiri oleh Direktur PPS UIN SGD Bandung Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si dan ratusan peserta lainnya yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan staf PPS UIN SGD Bandung.
Dalam seminar ini Prof. Dr. Sayyed Mundzir Al-Hakim mengulas bahwa dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan di Iran terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap tahun, terdapat banyak sekolah yang dibangun di berbagai kawasan di Iran. Pemerintah dan para prakstisi pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya dengan pelbagai hasil temuan baru di bidang ilmu pengetahuan.sebagai mana diketahui bahwa undang-undang Republik Islam Iran secara ketat mewajibkan sekolah-sekolah negeri menyelenggarakan pendidikan formal secara gratis kepada masyarakat Pasal 30 UUD Republik Islam Iran Menyatakan “ Pemerintah berkewajiban menyediakan dan pengajaran gratis bagi seluruh rakyat hingga akhir tinggat menengah dan mengembangkan pendidikan tinggi secara gratis pula hingga semampunya”.Beliau menambahkan bahwa pendidikan di Iran memiliki dua sistem Pertama, perguruan tinggi yang mengandung unsur-unsur keislaman, dan kedua hauzah ilmiah. Hauzah ilmiah memiliki keistimewaan-keistimewaan tersendiri, dan memiliki latar belakang yang cukup panjang di Iran, baru kemudian muncullah perguruan tinggi Islam. hauzah ilmiah mengawali sistem pendidikan di Iran dan sudah ada sejak 1200 tahun yang lalu, dan itu dimulai dari Najaf al Ashraf yang berada di negara Irak, dan sistem tersebut dinamakan hauzah. Dari semua perguruan tinggi di Iran, semuanya memiliki fakultas atau mata pelajaran Islam. Kemudian dari fakultas atau prodi ilmu-ilmu Islam diajarkan mulai dari S1, S2, dan S3.Jurusan al-Quran dan hadis misalnya, di situ juga bercabang ada ulumul quran, dan tafsir. Jadi sudah berpisah atau tidak digabung lagi. Di jurusan al-Quran ada lima konsentrasi mulai S1 hingga S3. Demikian juga tafsir memiliki konsentrasi-konsentrasinya. Ilmu hadis juga tersendiri dan memiliki konsentrasi tersendiri.Bagitu juga ilmu filsafat memiliki beberapa konsentrasi, filsafat Mula Sadra misalnya, filsafat Masa’i, ibnu Sina atau filsafat barat. Begitu juga dengan jurusan Irfan banyak sekali konsentrasinya. Ada konsentrasi Irfan Islami, Irfan Ahlul bait, Irfan ibnu arabi atau yang lainnya. Sama halnya dengan jurusan teologi, ada teologi Islam dan Barat, atau pun pada jurusan fikih, seperti di sini ada empat mazhab ditambah mazhab ja’fari, diajarkan pada perguruan tinggi.Semua itu, tuturnya, hanya dijadikan contoh saja, semuanya sudah dijabarkan mulai dari S1 sampai S3. Di Iran ada sebuah peristiwa baru, dalam rangka penggabungan ilmu ke dalam Islam atau islamisasi ilmu, misalnya ilmu ekonomi kemudian dibuka jurusan ilmu ekonomi Islam jadi memberikan tambahan terhadap ilmu ekonomi tersebut pada Islam menjadi ilmu ekonomi Islam. Seminar Internasional ini diakhiri dengan serah terima cindera mata antara STFI Sadra dan PPS UIN Bandung. Kedua belah pihak berharap kerjasama-kerjasama seperti ini akan terus berlangsung.
menghasilkan sarjana filosof muda yang memiliki pemahaman luas dan keahlian di bidang filsafat Islam, serta mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan pemikiran Filsafat dan Islam pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional
menghasilkan para sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahanan masalahnya berbasiskan pada Ilmu Al- Quran dan Tafsir.
Sekolah Tinggi Filsafat Islam di Indonesia yang fokus pada pengkajian filsafat Islam & Ilmu Alqur’an – Tafsir. Sistem pembelajaran di dasarkan pada perpaduan antara nilai-nilai tekstual (alqur’an & Assunah) dengan pendekatan rasional yang bersumber dari khazanah ilmiah Islam klasik & kontemporer.