Prosesi Wisuda ke IV STAI Sadra Jakarta

Sadranews-STAI Sadra Jakarta menggelar acara wisuda sarjana keempat Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam dan Ilmu Al Quran dan Tafsir dan wisuda pasca sarjana pertama Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam secara daring dengan mengusung tema “Tantangan Pemikiran Islam dalam Menyikapi Perubahan Tatanan Dunia”. Acara wisuda ini dibuka pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh kurang lebih 65 peserta daring pada Sabtu 31/07/2021.

Prof. Dr. Hossein Mottaqhi selaku Ketua Yayasan Hikmat al Mustafa dalam sambutannya menyampaikan sejumlah pesan penting di antaranya adalah penekanan terhadap spiritualitas dan etika yang merupakan dua prinsip utama dalam mewarnai dunia modern dan masa depan. Bangsa dunia hanya akan bisa menggapai kesempurnaan dengan dua prinsip penting tersebut. Sebelumnya beliau mengapresiasi para wisudawan-wisudawati STAI Sadra yang merupakan generasi muda bangsa Indonesia dan telah menjadi kebanggaan besar bagi kedua orang tua mereka hari ini. Mereka adalah simbol ilmu dan profil spiritualitas yang harus selalu menjadi lentera petunjuk masa depan dengan inspirasi Islam dan Al Quran. Kemajuan negara dilandasi oleh potensi dan kompetensi generasi muda yang terus meningkat sehingga membawa bangsa Indonesia menuju kebahagiaan. Karena itu prosesi wisuda hari ini merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah swt.

“Masyarakat Indonesia mengharapkan ilmu kalian, maka dedikasikanlah hidup  kalian untuk membimbing dan membahagiakan mereka. Jangan pernah kalian merasa tidak membutuhkan pendapat ayah, ibu, guru dan para senior kalian. Pengalaman orang tua dan guru kalian adalah sumber paling penting dalam menuju kesuksesan dan meraih kemenangan di berbagai bidang kehidupan kalian,” ungkapnya.

Sementara itu Benny Susilo, Ph.D dalam orasi ilmiahnya pertama tama menyinggung isi surat Ayatullah Khomeini kepada Mikhail Gorbachev yang erat kaitannya dengan identitas seorang muslim dan keberanian untuk mengungkapkan identitas itu di tengah pusaran pemikiran dan perubahan tatanan peradaban manusia. Pada awal suratnya Ayatullah Khomeini mengatakan kepada Gorbachev bahwa persoalan utama yang dihadapi Unisoviet kala itu adalah tidak adanya keyakinan kepada Tuhan sebagaimana ini pula yang menjadi masalah pada negara-negara Barat. Marxisme adalah ideologi materialistik yang tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hakiki manusia dan tidak dapat menyelamatkan manusia dari krisis ketidak percayaan dalam spiritualitas yang merupakan penderitaan terparah yang menimpa manusia di Timur maupun di barat.

Ayatullah Khomeini meminta Gorbachev untuk membandingkan dua pandangan dunia Materialistik dan Teistik. Materialistik hanya menerima standar kebenaran atau standar bagi ilmu yaitu apa yang dilihat oleh indra lahiriah kita. Sesuatu yang tidak ditangkap oleh indra lahiriah ada di luar dunia pengetahuan. Mereka membatasi yang eksis adalah yang dapat ditangkap oleh indra lahiriah. Implikasinya dunia yang takterlihat seperti Tuhan, wahyu, kenabian dan kebangkitan jiwa hanya merupakan fiksi belaka. Berlawanan dengan pandangan dunia tersebut ada pandangan dunia Teistik dimana instrumen ilmu pengetahuan tidak hanya indra lahiriah tapi juga akal. Sesuatu yang bisa ditangkap akal meskipun tidak dapat diindrai secara lahiriah merupakan bagian dari dunia pengetahuan. Sehingga implikasinya dalam dunia Teistik tersebut bahwa dunia yang terlihat dan takterlihat dapat sama sama diterima keberadaannya. Ada aspek transenden dalam diri manusia yang bahkan tak terjangkau oleh materi.

Ayatullah Khomeini menyarankan Gorbachev agar mengirimkan para ilmuanya ke Iran untuk mempelajari ilmu filsafat Paripatetik, Iluminasi dan Transendental serta irfan supaya memahami bahwa hukum-hukum rasional tidak bisa ditangkap oleh indra lahiriah seperti kausalitas yang menjadi sandaran dalam setiap pemikiran tidak bisa ditangkap oleh indra. “Menutup suratnya Ayatullah Khomeini mengajak Gorbachev untuk mempelajari Islam bukan karena membutuhkannya tapi lantaran Islam memiliki nilai-nilai universal yang agung dan membawa kenyamanan dan keselamatan seluruh bangsa dan memikirkan masalah-masalah mendasar bagi manusia. Akal merupakan satu satunya fakultas dalam diri manusia yang bekerja melakukan konsepsi dan asensi dan dengan bantuan indra lahiriah kerja akal melahirkan ilmu-ilmu empirik dengan beragam metodenya, “tegasnya terkait tema yang ia fokuskan pada akal dan arsitektur pengetahuan.

Hasyim Adnani, MA selaku PK.III Bidang Kemahasiswaan dalam membacakan surat keputusan kelulusan STAI Sadra pada wisuda sarjana keempat dan wisuda magister pertama tahun 2021 menyampaikan bahwa lulusan tersebut terdiri dari 11 sarjana Program Aqidah dan Filsafat Islam, 14 sarjana Program Ilmu Al Quran dan Tafsir dan 7 Magister Program Aqidah dan Filsafat Islam.

Wisuda ini juga dimeriahkan dengan Prosesi Pemindahan Kuncir oleh wali pendamping kepada wisudawan dan wisudawati melalui layar kamera masing-masing dan pembacaan janji wisudawan serta penghargaan wisudawan teladan yang diberikan kepada Beta Firmansyah seorang mahasiswa Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir STAI Sadra angkatan tahun 2016.

Sebelum menyampaikan sambutan pelepasan wisudawan-wisudawati Dr. Kholid Al Walid membacakan surat keputusan tentang pemberian penghargaan pada wisuda keempat Program Sarjana dan wisuda pertama Program Pasca Sarjana kepada wisudawan berprestasi tahun 2021 STAI Sadra. Mereka adalah Achmad dengan prestasi terbaik sarjana, Mulla Shadra Husain dengan prestasi kepemimpinan, Robiyatul Adawiyah dengan prestasi Tahfizul Quran 30 juz, Difa Daulati dengan prestasi bahasa Arab dan Inggris dan Saleh dengan prestasi mahasiswa terbaik magister. Dalam sambutan pelepasan wisudawan-wisudawati, Dr. Kholid mengingatkan bahwa kesuksesan para wisudawan bisa diraih karena jerih payah, perjuangan dan doa kedua orang tua. Mereka telah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan derita. Karena itu mereka patut berbahagia pada hari ini menyaksikan kesuksesan kalian menjadi sarjana dan magister di samping kalian.

“Jangan lupa untuk membahagiakan mereka dengan selalu mendoakan dan berbuat baik kepada mereka. Terimakasih banyak kepada para orang tua yang telah mempercayakan putra putri mereka untuk kami didik di STAI Sadra ini dan kini kami serahkan putra putri anda untuk kembali bersama anda dengan penuh kebanggaan. Jangan lupakan peran para dosen yang telah membimbing dan mengantarkan kalian pada kesuksesan ini. Kampus STAI Sadra merupakan rumah kalian yang selalu terbuka pintunya kapan saja kalian hendak datang,” ujarnya.

Acara wisuda ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Ustadz Abdullah Beik, MA dan kemudian dilakukan poto bersama.

PROGRAM STUDI

PRODI FILSAFAT

menghasilkan sarjana filosof muda yang memiliki pemahaman luas dan keahlian di bidang filsafat Islam, serta mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan pemikiran Filsafat dan Islam pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional

ALQURAN DAN TAFSIR

menghasilkan para sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahanan masalahnya berbasiskan pada Ilmu Al- Quran dan Tafsir.

Jalan. Lebak bulus II no.2 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430. Call: 021-29446460 Fax: 021-29235438 info@sadra.ac.id

About us

Sekolah Tinggi Filsafat Islam di Indonesia yang fokus pada pengkajian filsafat Islam & Ilmu Alqur’an – Tafsir. Sistem pembelajaran di dasarkan pada perpaduan antara nilai-nilai tekstual (alqur’an & Assunah) dengan pendekatan rasional yang bersumber dari khazanah ilmiah Islam klasik & kontemporer.

STAI SADRA
TUTUP