“Dan bagi tiap-tiap umat telah kami syari’atkan penyembelihan (Qurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” [QS. Al-Hajj (22) ayat 34]
”
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat yang banyak, maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu dan ber-qurban-lah.” [QS. Al Kautsar : 1-2]
Dari redaksi kedua surat di atas termaktub bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk melaksanakan ibadah Penyembelihan Qurban. Momentum ini bertepatan dengan kewajiban melaksanakan ibadah Haji bagi umat Islam yang bekemampuan —baik fisik maupun finansia dan spiritual — pada bulan Zulhijjah dan termasuk menjadi ritual dalam manasiknya. Namun tidak terbatas pada momentum agung tahunan ini, diluar juga menjadi ibadah yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan sebagai ajaran yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan menampilkan forma vertikal penghambaan total kepada Tuhan sang Khalik dan forma herizontal hubungan antar sesama manusia yang sejatinya relevan ajarannya dalam segala sisi kehidupan ummat manusia di sepanjang hayatnya.
Qurban, berasal dari kata Qaroba, artinya mendekatkan diri. Dalam konteks ketauhidan tidak ada Dzat/tempat yang patut menjadi tujuan pendekatan diri selain kepada Allah SWT. Ibadah Qurban yang diperintahkan kepada ummat Nabi Muhammad SAW adalah ibadah yang mengacu kepada sejarah qurban Nabi Ibrahim A.S. yang diperintah mengorbankan anak yang dicintainya Nabi Ismail A.S. yang kemudian Allah menggantikan nya dengan seekor gibas sebagai bukti ketaatan total Nabi Ibrahim A.S dalam menjalankan perintah Allah SWT. Oleh karena itu,Dalam konteks ini, semangat pengorbanan ini sangat relevan dan signifikan, bahkan untuk sepanjang zaman kehidupan manusia. Karenanya secara kontekstual, semangat berqurban yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail kepada umat Islam perlu dilestarikan dan ditingkatkan.
Atas dasar itu, Kepanitiaan Pengelola dan Penyalur Kurban BEM STFI Sadra berencana menyelenggarakan kegiatan pemotongan hewan qurban Idul Adha door to door kepada masyarakat sekitar kampus. Kegiatan ini diharapkan dapat menjalin silaturahim antara kampus dengan masyarakat. Kegiatan ini merupakan program jangka pendek BEM STFI Sadra yang pertama kali yang bersinggungan dengan masyarakat. Diharapkan ini merupakan langkah awal bagi kita untuk menapaki jalan berikutnya.
NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama :
“ Kepanitiaan Pengelolaan dan Penyalur Hewan Qurban-Idul Adha 1433 H Bersama BEM STFI Sadra”.
TEMA KEGIATAN
Tema kegiatan ini adalah “Semangat Idul Adha Semangat Berbagi Rasa Kepada Sesama Bersama SADRA”.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/ Tanggal : Minggu, 28 Oktober 2012
Waktu : 08.00/ s.d selesai
Tempat : Kampus STFI Sadra
TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
2. Menumbuhkan kesadaran dan peran umat Islam dalam upaya mengembangkan kecintaan kepada sesama, dalam rangka perwujudan takwa kepada Allah SWT.
3. Memperkokoh jalinan silaturahim dalam upaya menopang ukhuwah islamiyah antara elemen-elemen kampus dengan masyarakat sekitar.
SASARAN KEGIATAN
Masyarakat sekitar kampus, staf dan mahasiswa STFI Sadra.