BismillâhirrahmânirrahÎm
Assalâmuâalaykum wr. wb.
Alhamdulillâhil-ladzĂŽ jaâalal-âilma thahâratan lin-nufĂťs, wa nĂťran lil-bashâir, wa hâdiyan ilal-jannah. Asyahadu anlâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna muhammadan rasĂťlullâh. ….???
Allahumma shalli wa sallim âala sayyidinâ, wa habĂŽbinâ, wa syafĂŽâinâ, wa mawlânâ, wa atbaâi mâ qurrata aâyĂťninâ muhammadin saw.
Yang sama-sama kita hormati, para pimpinan, senat, direktur dan tetua; para guru besar, dosen, serta para orangtua wisudawan/wisudawati; dan yang saya cintai seluruh para wisudawan/wisudawati yang sebagaimana telah dikatakan tadi bahwa hari ini berhasil melukis awan dan meraih bintang.
Subhanallâh, mungkin saya adalah salah satu di antara orang yang paling berbahagia dengan keberhasilan para wisudawan/wisudawati, dengan keberhasilan kalian di tempat ini, karena saya turut merasakan bagaimana pahit getirnya kalian diurus oleh para pimpinan, di mana detik-detik  menjelang berakhir namun izinnya (operasi kampus) belum keluar. Sebetulnya, jika diperlambat sedikit saja izinnya dapat membuat pimpinan  dipidana. YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) memang sedang mencari orang-orang yang membuka perguruan tinggi yang belum clear izinnya. Alhamdulillah, berkat jerih payah para pimpinan kalian, betapapun banyaknya rintangan dan halangan, tapi akhirnya kita bisa keluar (dari terhambatnya masalah perizinan). Hal ini merupakan hal yang sangat membahagiakan saya, selaku pribadi , karena saya bisa bayangkan [bagaimana][ jika anak-anak yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba nanti harus berhadapan dengan masalah. Dan itu adalah panggilan rasa kemanusiaan. Waktu itu, saya [yang] mendampingi teman-teman. Bagi saya, siapapun orangnya, asal itu manusia, apalagi jika umat Islam, yang membutuhkan bantuan, diminta atau tidak diminta, maka naluri kemanusiaan, apalagi naluri keislaman, kita mewajibkan kita untuk membantu sesama.
Khusus untuk para wisudawan/wisudawati, kalian hari ini betul-betul mencapai prestasi. Tidak banyak orang yang mencapainya. Dan saya ingin mengingatkan bagaimana Jibril berpesan kepada Muhammad saw. Seingat saja dalam hadis, Jibril meminta Nabi saw., dalam wahyu yang pertama itu, melalui perkataan âiqraâ!â (bacalah). Permintaan itu dijawab Rasulullah saw. Dengan berkata, mâ anâ bi qâriâ (Aku tidak bisa membaca). Lalu keduakalinya Jibril berkata, âIqraâ!â Dijawab lagi, mâ anâ bi qâriâ. Kemudian dikatakan, âIqraâ bismirabbikalladzĂŽ khalaq!â (Bacalah dengan Nama Tuhanmu yang menciptakan)…lalu tuntutan âiqraââ  muncul keempatkalinya dalam kalimat, âiqraâ wa rabbukal-âakram!â (Bacalah demi Tuhanmu yang Mahamulia).
Saya meminta wisudawan/wisudawati untuk tidak berhenti bukan hanya pada âiqraââ pertama, âhow to readâ (bagaimana kita membaca), tapi juga berlanjut pada âiqraââ kedua, âhow to learnâ (bagaimana kita mempelajari), âhow to thinkâ (bagaimana kita berfikir), lalu âiqraââ yang ketiga, âhow to understandâ (bagaimana kita memahami), âhow to meditateâ (bagaimana kita dapat merenungkan dengan penuh penghayatan), lalu âiqraââ yang keempat, âhow to discloseâ (bagaimana kita dapat menyingkap), mukâsyafah (penyingkapan spiritual).
Di atas langit masih ada langit. Di dalam kulit masih ada kulit. Kalian baru berhasil membuka kulit luar sebuah bawang merah. Masih banyak lapisan kulit yang harus dibuka. Dan di dalam kulit masih ada kulit lainnya. Teruslah âiqraââ dan âiqraââ, sampai ke puncak âiqraâ warabbukal-âakram, yang maknanya kalian lebih mengetahui.
Insya allah doa semuanya, orang tua kalian, pimpinan dan kita semua, menggerakkan kalian sehingga menjadi generasi-generasi masa depan cemerlang Bangsa Indonesia. Selamat berpreatsai dan terimakasih atas penghargaan yang tadi telah diberikan. Dan semoga ke depan STFI Sadra samakin jaya.
Wassalâmuâalaykum wr. wb.