Seminar Arba`in “Menjadikan Sayyidah Zainab Sebagai Suri Tauladan”

Sadranews-Dalam rangka Peringatan Arba`in (40 hari syahadahnya Imam Husein as) STFI Sadra menggelar acara seminar bertema “Menjadikan Sayyidah Zainab Sebagai Suri Tauladan”  di Aula Al Mustafa STFI Sadra, Jumat (18/10/2012).

Acara yang dimulai sejak pukul 09:00 WIB ini dihadiri para dosen, Mahasiswa dan karyawan. Turut hadir pula, Dr. Hossein Mottaghi dan Ustadz Muhammad Ilyas sebagai pembicara dalam acara ini.

Pada kesempatan ini, Ustadz Abdullah Beik, MA selaku ketua panitia acara dalam sambutannya mengatakan bahwa Arba`in adalah peringatan 40 hari syahadahnya Imam Husein as dan kembalinya rombongan tawanan keluarga Al Husein yang dipimpin Sayyidah Zainab ke Karbala` dari perjalanan panjang Kufah menuju Damaskus dan dari Damaskus menuju Madinah dan singgah ke Karbala`. “Manusia tidak cukup dengan bukti atau argumentasi kebaikan dan kebenaran saja tapi membutuhkan keteladanan. Dalam hal ini Sayyidah Zainab merupakan sosok teladan, penuh keberanian dalam membela perjuangan Al Husein, sabar dan tegar dalam melanjutkan perjuangannya. Semoga banyak pelajaran dan hikmah yang dapat dipetik dan diteladani dari Peringatan Arba`in ini,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. Hossein Mottaghi dalam presentasinya menegaskan bahwa peringatan Arba`in merupakan fakta sejarah yang mana setiap orang yang mendengar kisah itu akan mengutuk para pelakunya. Arba`in bukti nyata bahwa keadilan dan kebenaran harus ditegakkan serta kezaliman dan kebatilan harus dilawan, meskipun darah suci nan mulia sang penghulu pemuda ahli surga harus menjadi taruhannya. Oleh karena itu, Bani Umaiyah tidak memiliki cara lain untuk menyembunyikan kekejamannya dalam peristiwa Asyura` kecuali harus melakukan distorsi sejarah. Sayyidah Zainab dalam salah satu pidatonya mengatakan, “Hai Yazid lakukanlah segala hal yang ingin kau lakukan semampumu untuk menghapus nama Ahlul Bait. Ketahuilah nama kami Ahlul Bait tidak akan pernah terhapus bahkan akan selalu dikenang sepanjang masa.”

“Pidato Sayyidah Zainab ini membongkar tipu muslihat Bani Umaiyah yang hendak merubah fakta sejarah bahwa dalam tragedi Asyu`ra Ahlul Bait berada di pihak yang salah. Sehingga nama Bani Umaiyah tidak tercatat dalam sejarah sebagai para pelaku kekejaman terhadap cucu Nabi saw. Tipu muslihat Bani Umaiyah untuk menggiring opini publik dengan merubah sejarah, berujung kegagalan,” tuturnya.

Sebagai pembicara kedua, Ustadz Muhammad Ilyas dalam presentasinya menjelaskan pentingnya keberadaan figur pembimbing umat. Bagi umat Islam jelas bahwa figur mereka adalah Rasulullah saw dan Ahlul Baitnya. “Sayyidah Zainab putri Imam Ali bin Abi Thalib adalah sosok yang telah mencapai tingkatan Ubudiyah. Imam Sajjad menceritakan bahwa Sayyidah Zainab tidak pernah meninggalkan salat malam, meskipun dalam kondisi sangat letih lantaran diarak keliling kota sebagai tawanan. Sayyidah Zainab mempunyai sifat Iffah yaitu sosok yang sangat menjaga kehormatannya. Ketika pasukan Yazid bin Muawiyah menarik cadarnya, ia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sepanjang perjalanan menuju Kufah,” ungkapnya.

Acara ini juga diisi dengan pembacaan puisi duka keluarga Al Husein yang mengingatkan hadirin pada memori sejarah kelam dan suasana pilu keluarga Mustafa di Karbala.

PROGRAM STUDI

PRODI FILSAFAT

menghasilkan sarjana filosof muda yang memiliki pemahaman luas dan keahlian di bidang filsafat Islam, serta mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan pemikiran Filsafat dan Islam pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional

ALQURAN DAN TAFSIR

menghasilkan para sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahanan masalahnya berbasiskan pada Ilmu Al- Quran dan Tafsir.

Jalan. Lebak bulus II no.2 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430. Call: 021-29446460 Fax: 021-29235438 info@sadra.ac.id

About us

Sekolah Tinggi Filsafat Islam di Indonesia yang fokus pada pengkajian filsafat Islam & Ilmu Alqur’an – Tafsir. Sistem pembelajaran di dasarkan pada perpaduan antara nilai-nilai tekstual (alqur’an & Assunah) dengan pendekatan rasional yang bersumber dari khazanah ilmiah Islam klasik & kontemporer.

STAI SADRA
TUTUP