Jakarta 03/03/2014. Dosen Tamu STFI Sadra Ayatullah Muhammad Abd. Khodai berkesempatan memberikan materi dalam seminar internasional yang bertajuk “Filsafat Islam Kontemporer” yang diseleggarakan oleh Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Banten pada hari senin 03 Maret 2014. Hadir sebagai peserta dalam seminar ini beberapa dosen pengajar dan ratusan Mahasiswa di perguruan tinggi islam tersebut. Dalam sambutannya Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Banten Prof. Dr. H. Udi Mufradi Mawardi Lc, M.Ag menyambut baik kehadiran Prof. Dr. Muhammad Abd Khodai dan antusiasme mahasiswa dalam mengikuti acara ini. Hadir secara langsung membuka acara ini Rektor IAIN Banter Prof. DR. H.E Syibli Sarja.
Dalam tradisi intelektual Islam, filsafat dihubungkan dengan  hikmah ilahiyah. Selanjutnya, kita akan lihat pendapat para filosof Muslim tentang filsafat yang menunjukkan perkembangan pemaknaan filsafat di kalangan filosof Muslim. Kita mulai dari Al-Kindi yang berpendapat bahwa,” filsafat adalah tentang realitas hal-hal yang mungkin bagi manusia, karena tujuan puncak filosof dalam pengetahuan teoritis adalah untuk memperoleh kebenaran, dan dalam pengetahuan praktis untuk berperilaku sesuai dengan kebenaran.”  Sedangkan al-farabi melihat bahwa, filsafat adalah induk semua ilmu, yang mengkaji segala yang ada. Ibn Sina agak berbeda. Menurutnya, ” al-hikmah (yang dipahaminya sama dengan filsafat) adalah usaha untuk mencapai kesempurnaan jiwa melalui konseptualisasi (tashawwur) atas segala hal dan pembenaran (tashdiq) realitas-realitas teoritis, dan praktis berdasarkan ukuran kemampuan manusia.” Pada akhir hidupnya,  Ibn Sina membedakan antara filosafat peripatetik dengan filsafat Timur (al-hikmah al-masyriqiyyah). Filsafat Timur inilah cikal-bakal filsafat isyraq Suhrawardi.  Pemikiran Ismailiiyah dan Hermetiko-Pythagorean melangkah jauh dengan menekankan bahwa, filsafat berhubungan dengan dua hal: teoritis (berfikir filosofis) dan praktis (tuntunan ke kehidupan bijak).  Model berfikir seperti ini tampak pada pemikiran Ikhwan al-Shafa yang berpendapat bahwa,” permulaan filsafat (falsafah) adalah cinta pada ilmu, pertengahannya adalah pengethauan tentang realitas Wujud sesuai dengan ukuran kemampuan manusia, dan pamungkasnya adalah kata dan perbuatan yang sesuai dengan pengetahuan itu.”
Tema ini di angkat dengan tujuan menggali kembali khazanah islam yang telah lama terpendam dalam disiplin ilmu-ilmu keislaman dan juga betujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa mengenai hakikat dan tujuan filsafat yang sebenarnya.  Filsafat islam berdiri dengan Prinsip-Prinsip yang terikat dengan kaidah-kaidah rasional. Prinsip utama dalam filsafat islam adalah eksisitensialisme. Eksistensialisme tidak lagi membahas pertanyaan-pertanyaan esensi, akan tetapi lebih menekankan masalah seputar eksistensi. Seorang filosof eksistensialis, semisal Sartre, bekerja keras dalam permasalahan esensi dan eksistensi, yang kemudian memunculkan sebuah tesis bahwa “eksistensi mendahului esensi”. Dan ini membalik tradisi pemikiran filsafat Barat sejak Plato, yang selalu mengatakan bahwa esensi mendahului eksistensi.
Dalam islam Yang kita maksud dengan eksistensialisme disini, adalah eksistensialisme dalam ontologi bahkan ontologi Islam, Eksistensialisme modern, yang memandang segala gejala dengan berpangkal pada eksistensi, dan bahwa eksistensi mendahului esensi, yang berasal dari para filsuf Yunani dan berkembang di Eropa pada abad pertengahan melalui Soren Kierkegaard dan Friedrich Nietzsche. juga bukan Eksistensialisme ateistik,  yang dipelopori oleh Jean Paul Sartre yang menjadi cikal bakal Humanisme. Intinya, Filsfat islam kontemporer adalah filsafat islam yang menekankan konsistensi logis yang berpegang pada prinsip-prinsip ontologi.
Seminar ini juga menghadirkan para pembicara dari internal kampus IAIN Banten diantaranya Dr. Mufti Ali. MA yang membawakan makalah dengan tema “Hubungan Antar Peradaban ; Pengalaman Interaksi Islam dengan Helenisme” dan juga Dr. Hussein. MA yang membawakan makalah “Agama Pasca Runtuhnya Komunitas di Rusia. acara ini di akhiri dengan foto bersama antara para pembicara dan peserta seminar. (SADRA)