Sadranews. Jumat (30/11) STFI Sadra kembali menggelar seminar edukatif, seminar ini diadakan di auditorium STFI Sadra dan dihadiri Mahasiswa, Dosen, maupun masyarakat umum peminat keilmuan dan peduli sosial kemasyarakatan.
Diskusi dengan enam pembicara tidak membuat audiens bosan, bahkan mereka antusias mengikuti uraian perwakilan INFID Bapak Mukti Makarimul Akhlak, maupun pembicara lainnya.
Pada kesempatan ini perwakilan INFID memaparkan hasil kertas kerjanya, sebuah penelitian seputar ekstrimisme, pengaruh media, ekstrimisme melalui jejaring pendidikan yakni Guru, alur masuknya ekstrimisme ke tengah-tengah masyarakat dll, pemaparan ringkas padat namun sangat berisi.
Dilanjutkan pemaparan dari Pimpinan ICMES oleh Ibu Dina Sulaeman, dia menjelaskan seputar pengaruh Timur Tengah dalam terciptanya gerakan ekstrimisme di tanah air, pengaruh hoaks yang dalam beberapa kasus memang sengaja didanai oleh Inggris dan Amerika, dia juga memberi contoh hoaks buatan white helmet. Paparan dari pimpinan ICMES searah dengan paparan Bapak Mukti dari INFID.
Pembicara selanjutnya adalah Bapak Royseptia Abimanyu, Staf kepresidenan bidang komunikasi politik dan deseminasi informasi, disini dia menjelaskan beberapa kebijakan dari pemerintah dalam rangka mengurangi masuknya ekstrimisme ke Indonesia, pembubaran Organisasi HTI, dengan pembubaran ini bisa meminimalisir, sehingga organisasi ini tidak bisa mengadakan acara resmi, hanya bisa melakukan demonstrasi dijalan-jalan dll.
Pemateri dari BNPT, Bapak Hendri Paruhuman Lubis, menyatakan bahwa untuk mencegah pertumbuhan ekstrimisme harus dilakukan secara bersama-sama, semua pihak saling mendukung dan membantu, membumikan pemikiran-pemikiran positif akan menandingi penyebaran firus pemikiran negatif. Jadi tidak bisa hanya mengharapkan pemerintah untuk menyelsaikan permasalahan ini.
Pada kesempatan ini, Ketua STFI Sadra Dr. Kholid al-Walid menyampaikan bahwa pengkajian ulang terhadap kurikulum dan materi pendidikan agama di Indonesia perlu untuk segera dilakukan, mengingat kecenderungan munculnya sikap radikalisme dan ekstrimisme secara terang-terangan terjadi melalui lembaga-lembaga pendidikan yang ada. Bahkan ditemukan buku-buku ajar mengajarkan tentang materi yang jelas-jelas menimbulkan sikap radikalisme dan ekstrimisme. Untuk itu, beliau mengusulkan kepada Depag, Diknas dan Menristek Dikti untuk melakukan tindakan cepat dalam mengkaji persoalan ini. Selain itu, beliau juga menyambut baik acara yang diselenggarakan dan STFI Sadra sangat siap dan di garda paling depan dalam membantu pemerintah dan lembaga-lembaga terkait dalam menjaga keutuhan bangsa dan kedaulatan NKRI dalam beragam aspeknya.