Sadranews-Bertepatan dengan Haul Imam Khomeini, STFI Sadra menggelar acara seminar bertajuk “Imam Khomeini Figur Persatuan Dunia Islam” dengan narasumber Dr. Hossein Mottaghi, Dr. Kholid Al Walid dan Abdullah Beik, MA yang dimoderatori oleh Dr. Cipta Bakti Gama.
Acara yang diadakan secara virtual pada pukul 10:00 WIB tersebut berjalan penuh khidmat dan diikuti oleh para dosen, mahasiswa dan karyawan, Senin (8/6).
Dalam presentasinya, Dr. Mottaghi menyampaikan pentingnya persatuan dunia Islam untuk melawan para penjajah (Barat) sebagaimana yang pernah dilakukan oleh sejumlah tokoh muslim seperti Jamaluddin al Afghani, Muhammad Abduh, Mahmud Syaltut dan Muhammad al Ghazali. Sebab tanpa persatuan dan adanya konflik sesama kaum muslimin merupakan pintu masuk para penjajah untuk menguasai dunia Islam.
“Bedanya Imam Khomeini dengan para tokoh muslim pemersatu tersebut ialah pemikiran-pemikiran besar mereka hilang dan tidak berlanjut setelah mereka meninggal. Tetapi pemikiran Imam Khomeini tetap berlanjut hingga kini seperti aksi penentangan terhadap kezaliman Israel pada setiap Jumat akhir bulan Ramadhan sebagai upaya pembelaan untuk kemerdekaan Palestina, pembelaan terhadap kaum tertindas dan membangkitkan kesadaran dunia Islam untuk bersatu melawan musuh Islam dan mewujudkan peradaban baru dunia Islam,” terangnya.
Pada kesempatan ini Dr. Kholid menjelaskan bahwa Imam Khomeini merupakan sosok luar biasa yang berwawasan luas, berpengetahuan agama mendalam dan juga ahli dalam bidang sair. Pemikiran-pemikirannya di samping dapat memacu semangat masyarakat dunia untuk memahami Islam, melakukan gerakan perlawanan terhadap kezaliman dan pembelaan kepada kaum tertindas, juga dapat menjadi solusi atas berbagai problematika umat manusia. Beliau juga mengenalkan kepada kita siapa musuh Islam sesunguhnya.
“Di antara kehebatannya, Imam Khomeini pernah memprediksikan keruntuhan Uni Soviet dan setelah itu Uni Soviet terbukti bubar. Dulu, Saddam Husein dalam sebuah pidatonya mengatakan, “Berikutnya saya akan berpidato di Teheran,” tapi Imam Khomeini mengatakan, “Hal itu tidak akan terjadi.” Benar saja ternyata setelah itu Saddam Husein pun dibunuh,” ungkapnya.
Sementara Abdullah Beik, MA mengatakan bahwa meski Imam Khomeini sebagai sosok ulama besar namun kebesarannya tidak mengabaikan hal-hal yang dianggap kecil. Selain memiliki teori dan pemikiran yang berhasil menyatukan pemikiran-pemikiran besar, beliau juga mampu menciptakan keharmonisan dalam urusan rumah tangganya. Beliau hidup disiplin dan mampu mengatur waktu kapan membaca buku, kapan bermain dengan anak-anak, kapan mendengarkan berita dan kapan melakukan salat dengan tepat waktu.
“Untuk mengenal sosok Imam Khomeini selain dengan menonton film biografinya juga diharapkan dengan membaca karya bukunya yang memuat wasiat-wasiatnya, supaya dengan itu kita dapat mengambil hikmah dan meneladaninya,” pungkasnya.