Jakarta 28 November 2014, dalam kelanjutan seri seminar nasional bertajuk Al Quran dan Berbagai Dimensi Kehidupan Manusia, menghadirkan Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag, Wakil Rektor Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta, yang membawakan tema “Seni dan Keindahan dalam Al Quran”. Seminar yang terselenggara di Auditorium STFI Sadra ini diikuti oleh seluruh Mahasiswa/i STFI Sadra dan ICAS Jakarta.
Al Quran merupakan satu-satunya kitab suci yang masih eksis yang masih terjaga dan terpelihara, ayat 9 surat Hijr gamblang mejelaskan bahwa (انا نحن نزلنا الذکر و انا له لحفظون) Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
Penurunan Al Quran ini melalui perantara malikat Jibril dan dan hanya Al Quran ini yang mudah dihafal, oleh karena itu Al Quran melahirkan berbagai disiplin ilmu (Ulumul Quran)
1) Ilmu Al Rasyam Ustmani (cara menulis Arab)
2) Ilmu Qiroat (cara membaca Al Quran)
Ketika malaikat Jibril membacakan bacaan Quraisy kepada Nabi Muhammad dan kemudian nabi Muhammad meminta malikat jibril untuk membacakan Al Quran dengan bacaan yang berbeda kemudian berhenti pada 7 huruf, tujuannya adalah untuk memudahkan umat dalam membaca Al Quran. disinilah lahir istilah (قرائت سبعة) yang dipopulerkan oleh 7 imam. Metodenya adalah guru membaca al quran dan murid mendengarkan, atau murid yang membaca dan guru yang mendengarkan. Dalam perkembangannya Qiroat berkembang menjadi 10 seni yang salah satunya adalah imam syaribi.
Banyak disiplin ilmu yang dilahirkan oleh al quran seperti ilmu Nuzulul Quran, ilmu Nahwu Sharaf, ilmu Bahasa (gharib) dll. Tutur wakil rektor IIQ
Selanjutnya beliau membawakan sebuah hadist Nabi mengenai seni qiroat Al Quran bahwa: Hiasi Al Quran dengan suaramu karena keindahan suaramu akan menambah keindahan Al Quran itu sendiri.
Syarat membaca Al Quran dengan baik dan benar, menurut Dr. Hj. Romlah Widayati adalah, tidak keluar dari kaidah-kaidah yang ditentukan, seperti tajwid dan wukuf.
Pembacaan qiroat pertama dilakukan oleh Ubaidillah yang kemudian dilanjutkan oleh cucunya dan generasi setelahnya sehingga beliaupun diangkat menjadi pembaca al quran diistana saat itu. Dalam perkembangannya lahirlah tangga lagu qiroat yang disebut Maqamat.
Terdapat 7 lagu yang dikembangkan dalam Al Quran yang biasanya disebut dengan ilmu “Nagham” seperti, Bayati, Bayati Syuri, Jawab, Jawabul Jawab, Syirkah, Rose dan Mujawwad.
Diakhir pembicaraannya beliau menjelaskan tujuan Nagham: agar kita bisa mentadabburi atau menghayati Al Quran untuk mengetahui pengaruh Al Quran terhadap diri kita dan agar hati kita dapat tersentuh dengan maknanya sehingga menambah keimanan kita kepada Allah SWT.