Dengan ini kami sampaikan selamat Natal hari lahirnya Isa Al-Masih as dan tahun baru 2014 Masehi.
Pentingnya satu pemikiran dan kerjasama diantara para cendikiawan dan intellektual agama samawi menghadapi beragam peristiwa yang bertolak belakang dengan agama, melalui beberapa poin berikut, diharapkan menjadi pintu masuk bersama dalam melewati berbagai kesempatan dan program di dalam lingkungan dunia mereka.
- Islam dan Al-Quran memahami semua Nabi merupakan suatu keberantaian yang berkesinambungan, memandang bahwa kitab-kitab samawi merupakan satu konsep yang sempurna dan menyempurnakan juga melihat bahwa sepanjang sejarah agama-agama samawi merupakan satu garis lurus sebagai jalan tuhan sebagai proses yang menyempurna.
- Al-Quran telah telah mengisyaratkan adanya sejarah monoteisme, para Nabi merupakan para pemuka dan pemimpin di jalan tauhid, diantara ribuan para Nabi, sekitar 30 (tiga puluh)-an telah disebutkan dan diagungkan di dalam Al-Quran. Demikianlah prespektif yang telah diterima oleh kitab suci Al-Quran dan begitulah propagandanya tentang kenabian.
- Visi semua agama samawi, adalah kebahagian manusia dan kejayaannya di dunia dan akhirat, tauhid dan kepercayaan kepada dunia ghaib, keimanan kepada kenabian, kepedulian kepada akhlak dan moral ilahi dan manusiawi. Dalam prespektif para Nabi, kehidupan manusia di dunia berhubungan kehidupan akhiratnya, kehidupannya di dunia ini merupakan permulaan untuk menuju dunia berikutnya, dengan demikian agama-agama samawi telah menggariskan garis-garis besar kebahagiaan hidup manusia di dunia.
- Para Nabi ‘ulul’azmi’ yang bersamanya konsep-konsep global dan kitab-kitab samawi yang suci memiliki banyak kesamaan dalam prinsip-prinsip cinta dan pilar-pilar agung sejarah. Agama-agama ibrahimic khususnya Islam dan Nasrani keduanya memiliki banyak kesamaan dan kedekatan nilai spiritual. Alquran telah menegaskan kedekatan kasih antara umat Islam dan umat Nasrani, dan ia mengakui keberadaan agama ini, juga telah berpesan kepada umatnya untuk hidup secara damai.
- Isa Al-Masih dan Bunda Maryam as memiliki kedudukan agung dalam Islam, di dalam 144 surah Al-Quran nama Isa 25 kali disebutkan di dalam 11 surah, nama Bunda Maryam 34 kali di dalam 12 surah diulang dan satu surah disebut dengan nama beliau. Al-Quran menyebutkan Isa Al-Masih dengan lebih dari 20 sifat mulia, dengan sifat Kalimah, Ruh, Tanda Kebesaran Allah, Hamba Tuhan, Pilihan, Suci, Berkah, Tinggi Kedudukannya Dalam Ilmu dan Keterpeliharaannya dari Dosa, Pemimpin, Saksi Atas Semua Bangsa, Kasih dan Saleh. Serta dikatakan bahwa kelahiran beliau merupakan mu’jizat agung.
- Setelah periode para Nabi utusan Allah, terdapat penerima wasiat mereka yaitu para ulama (tokoh agama) yang berperan penting dalam meneruskan jalan misi risalahnya dalam memberikan petunjuk dan hidayah bagi umat manusia. Para ulama (tokoh agama) tugas mereka adalah :
- Tugas mengajar dan memberi motivasi : Para tokoh agama dan lembaga-lembaga keagamaan, mengemban tugas menyebarkan ajaran-ajaran Tuhan dan pemikiran-pemikiran tauhid (keesaan Tuhan), umat manusia harus dikenalkan pada pustaka-pustaka spiritual dan ajaran-ajaran wahyu.
- Tugas membina moral dan akhlak : Tokoh-tokoh agama disamping terhadap dirinya sendiri juga terhadap umat manusia dengan jati diri mereka, tindak dan tanduknya harus berusaha di jalan memberikan hidayah kepada umat manusia serta menyucikan jiwa juga membina moral dan spiritual mereka.
- Tugas sosial : Lebih dari yang tersebut diatas para tokoh agama sebagai pemegang amanat para Nabi dan sebagai penunjuk jalan hidayah, maka harus sensitive dan peduli terhadap nasib umat dan budaya mereka, harus tidak mengabaikan tantangan-tantangan masarakat dan seluruh umat manusia begitu juga terhadap masalah-masalah utama bangsa-bangsa, dengan metode-metode ilmiah dan spiritual begitu juga dengan cara-cara para Nabi demi menyembuhkan penyakit-penyakit kemanusiaan.
Lembaga-lembaga pendidikan agama di dunia Islam : Selama 1400 tahun merupakan lembaga-lembaga yang mengayomi, mendidk dan membina tokoh-tokoh agama , bersama orang-orang yang bijaksana yang membentuk peradaban-peradaban besar dunia, mereka adalah para pemeran yang memiliki kreteria-kreteria sebagaimana berikut :
- Kreatif dalam ide (Mujtahid) : Lembaga-lembaga keagamaan Islam berdiri tegak dengan pondasi inovasi dan kreasi ide serta teori pemikiran yang cemerlang, aktif dan peduli dalam menyimpulkan pengetahuan ilahiah dari teks-teks agama.
- Berfikir filosofis dan rasional : Lembaga-lembaga keagamaan Islam selalu menjadi tempat lahirnya pemikiran intelektual dan filosofis, dari lembaga-lembaga ini muncul dalam sejarah pemikiran filosofis bermazhab iluminasi, paripatetik, dan Sadrian ( yang dapat menggabungkan dua mazhab sebelumnya). Dewasa ini melalui lembaga-lembaga inilah mazhab filosofis berkembang dan yang mutakhir adalah filsafat Hikmah Muta’aliyah karya Mulla Sadra Syirazi.
- Dialog antar agama dan budaya : Di dalam basis-basis pemikiran lembaga-lebaga ilmiah keagamaan menekankan untuk menghindari fanatic buta yang tidak proporsional di dalam diskusi ilmiah di antara berbagai pemikiran dan isme juga di antara agama-agama serta mazhab-mazhabnya, demikian inilah yang dibutuhkan oleh dunia sekarang dan lintas zaman.
- Perguruan tinggi kita sungguh menolak segala macam bentuk tindak kekerasan dan takfirisme yang sangat disayangkan terjadi di sebagian belahan dunia Islam yang mengatasnakan agama Islam, sungguh yang demikian itu jauh dari sejatinya Islam. Di dalam Al-Quran ditegaskan bahwa paling buruknya hewan melata di bumi adalah mereka yang tidak berakal, mata dan telinganya ditutup dari kebenaran.
- Peduli terhadap ilmu-ilmu humaniora dan pembahasan-pembahasan praktis : Pintu masuk lembaga-lembaga ini ke dalam ilmu-ilmu humaniora senantiasa terbuka dan tokoh-tokoh agama yang ahli di bidangnya besinergi aktif khususnya pada perbandingan dan praktikum pengetahuan-pengetahuan Islam dan humaniora serta ilmu-ilmu social, apalagi pada abad baru sekarang ini mereka harus lebih memberikan perhatiannya.
Dengan memperhatikan bahwa separuh dari masarakat dunia beragama Islam dan Nasrani, gereja dan lembaga-lembaga ilmiah, serta yayasan-yayasan agama Islam dan Kristen sesungguhnya sama-sama memiliki tanggung jawab besar, dalam hal ini Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra menyatakan kesiapannya dalam meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait.
Akhirnya kami memohon kepada Allah Tuhan yang Maha Kasih untuk menganugerahkan kepada kita semua Taufiq-Nya sehingga kita dalam kekuatan pemikiran, ucapan dan tindak tanduk berdasarkan nilai-nilai spiritual ilahi. Amin..