Tausiah Prof. Abbasi di Hadapan Para Dosen dan Guru

Sadranews-Dalam rangka memanfaatkan kunjungan Rektor (MIU), STAI Sadra Jakarta menggelar pertemuan para dosen dan guru Hauzah dengan Rektor Al Mustafa International University (MIU) Prof. Dr. Ali Abbasi pada pukul 13.00 WIB di Aula Al Mustafa STAI Sadra Jakarta, Selasa (14/06/2022) siang.

Dalam ceramahnya Prof Abbasi menyampaikan bahwa Al Mustafa International University (MIU) sebagai universitas internasional mengemban misi penting dan fundamental dalam mencetak pelajar, pengajar dan ulama yang mumpuni dan mengenal zamannya serta mampu berkontribusi kepada masyarakat dunia. Misi besar tersebut menjadi tanggung jawab para dosen dan hanya akan terwujud dengan perannya dalam mendidik pribadi-pribadi berilmu, berakhlak mulia dan mampu memberikan kontribusi yang dibutuhkan masyarakat dunia. Al Mustafa bekerja sama dengan kurang lebih empat ribu dosen berpengalaman dan teladan baik dosen dalam dan luar negeri untuk mengajar di berbagai perguruan tinggi cabang. Karena itu para dosen dan guru seperti ini dimuliakan Allah sehingga tangan mereka patut dicium satu persatu. Para dosen dan guru yang mengajar, mendidik, mengamalkan dan menyebarkan ilmunya kepada masyarakat serta menjadi teladan masyarakat, mereka adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah dan merupakan manifestasi dari perkataan Imam Ja`far Sodiq as, “Barang siapa yang belajar karena Allah, mengamalkan dan mengajarkan ilmunya karena Allah, maka Allah memanggilnya dengan sebutan agung.”

Hubungan dosen dengan mahasiswa dan hubungan guru dengan murid sejak dahulu sudah dicontohkan dengan baik oleh para ulama baik ketika masih belajar maupun ketika sudah selesai tetap terjaga hingga akhir hayat. Misalnya Syahid Mutahhari menyebutkan kata “Jiwaku jadi tebusannya” ketika menyebutkan nama gurunya Imam Khomeini atau Allamah Thabathaba`i. Para dosen dan guru tersebut tidak melihat pekerjaannya sebagai profesi semata tapi lebih dari itu mereka menganggapnya sebagai amanah dari Allah karena itu mereka melaksanakan semua tanggung jawab di pundak mereka. Berangkat dari kesadaran atas tanggung jawab yang harus dilaksanakan dengan baik itu lah yang berpengaruh besar terhadap anak didik mereka sehingga menjadi anak-anak didik yang berilmu, berakhlak mulia dan penuh ketakwaan. Meskipun ada dewan pengajar di perguruan tinggi (senat) tidak berarti melupakan tanggung jawab dan keihklasan dalam mengajar dan mendidik orang lain.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis bahwa mereka yang menempatkan diri sebagai ustadz atau dosen hendak lah terlebih dahulu mendidik diri, menanamkan dan mengamalkan ilmu dalam diri mereka kemudian mendidik orang lain, karena jiwa yang sudah terdidik akan sangat berpengaruh positif pada anak didik. Pelajaran akhlak harus terlebih dahulu dipraktikkan para dosen dan guru sebelum disampaikan kepada anak didik. Syahid Beheshti menceritakan ketika bertemu dengan Ulama besar bernama Ayatullah Ridha Golpaygani, ia bertanya, “Bagaimana para pelajar yang telah lulus di zaman anda bisa menjadi ulama-ulama dan pengajar-pengajar yang hebat dan teladan?” Beliau menjawab, “Saat itu kita memiliki para guru dan pendidik yang hebat dan teladan”.

Ada empat unsur penting yang harus dipunyai para dosen dan guru. Pertama, para dosen dan guru harus memiliki spesialisasi dalam bidang ilmu yang digeluti sehingga bisa menyampaikan ilmunya dengan baik. Seorang dosen dan guru yang sukses adalah mereka yang terlebih dahulu mempersiapkan materi dengan menelaah buku-buku terkait sehingga mendapatkan penjelasan dan pembahasan baru sebelaum mengajar. Kedua, akhlak dan spiritualitas yang memang dibutuhkan generasi muda sekarang. Toleransi perlu ditanamkan agar anak didik bisa menerima perbedaan-perbedaan yang ada dan dijauhkan dari sikap intoleransi dan perilaku takfiri. Al Mustafa sudah menggalakkan akhlak kasih sayang dan persaudaraan kepada sesama pemeluk agama maupun sesama manusia dan menjauhi sikap-sikap intoleran dan kekerasan. Ketiga, mengenal zaman. Para dosen dan guru harus pandai membaca situasi, perkembangan dan ancaman yang sedang terjadi agar memiliki ketajaman batin “Bashirah” sehingga bisa mengidentifikasi hal-hal yang membahayakan dan hal-hal yang menguntungkan. Keempat, mengenali tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

“Para dosen dan guru yang sukses adalah mereka yang mengenali antara tugas personal dan komunal. Sehingga mereka perhatian dan peka terhadap keadaan lingkungan masyarakat sekitar dan tidak hanya diam di tempat sebagai pemikir saja. Hal ini merupakan kontribusi besar mereka kepada masyarakat sekitar yang sangat diharapkan. Di Senat Al Mustafa ada semacam Dewan Tarbiyah yang konsen pada pelaksanaan tanggung jawab, bimbingan dan pengabdian kepada masyarakat di tengah aktivitas mengajar,”ungkapnya.

 

 

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI

PRODI FILSAFAT

menghasilkan sarjana filosof muda yang memiliki pemahaman luas dan keahlian di bidang filsafat Islam, serta mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai persoalan pemikiran Filsafat dan Islam pada masyarakat, baik di tingkat nasional maupun internasional

ALQURAN DAN TAFSIR

menghasilkan para sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir, mampu melakukan penelitian fenomena sosial dan keagamaan dan mencari alternatif pemecahanan masalahnya berbasiskan pada Ilmu Al- Quran dan Tafsir.

Jalan. Lebak bulus II no.2 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430. Call: 021-29446460 Fax: 021-29235438 info@sadra.ac.id

About us

Sekolah Tinggi Filsafat Islam di Indonesia yang fokus pada pengkajian filsafat Islam & Ilmu Alqur’an – Tafsir. Sistem pembelajaran di dasarkan pada perpaduan antara nilai-nilai tekstual (alqur’an & Assunah) dengan pendekatan rasional yang bersumber dari khazanah ilmiah Islam klasik & kontemporer.

diggi.id
STAI SADRA
diggi.id
TUTUP