Sadranews-STAI Sadra menggelar Webinar Al-Quds berjudul, “Yaum Al-Quds: Hari Pembelaan atas Hak Palestina Yang Terjajah” pada pukul 13.00-15.00 WIB, Jumat {7/5/2021}.
Acara yang diikuti oleh kurang lebih 145 peserta online ini menghadirkan Pradana Boy ZTF, S.Ag, MA, Ph.D, Husein Shahab, MA dan Dr. Kholid Al Walid, M.Ag sebagai narasumber dan dimoderatori oleh Abdullah Beik, MA.
Dalam presentasinya Pradana Boy ZTF menyampaikan bahwa dukungan kaum muslimin dunia terhadap pembebasan Palestina dianggap sebagai tindakan membabi buta dan tidak mengenal sejarah. Tapi faktanya ada tokoh-tokoh yang berkebangsaan Israel menyatakan dukungan yang sama terhadap Palestina. Israel merasa berhak menduduki Palestina karena ada dokterin “Tanah yang Dijanjikan” yang disebutkan dalam Kitab Kejadian bahwa Allah berkata kepada Ibrahim untuk meninggalkan tanah kelahirannya yang nantinya akan diberikan tanah yang dijanjikan kepadanya. Selain itu ada gerakan zionisme yang turut mendukung berdirinya negara Israel meskipun sebagian kelompok Yahudi bernama Ortodoks menolak gerakan ini dan pendirian negara Israel.
Menurut mereka memang ada saatnya nanti Israel akan memiliki negara tatkala muncul Mesias. Seorang mantan tentara Israel bernama Ahron bregman menulis buku berjudul “Cursed Victory” atau kemenangan yang dikutuk setelah ia memahami makna penjajahan atas Palestina karena saat menjadi tentara melakukan patroli keliling dan menyaksikan langsung penderitaan-penderitaan yang dialami bangsa Palestina. “Bahkan Ia terang-terangan memprotes keras tindakan brutal Israel atas warga Palestina di koran Haaretz,”ungkapnya.
Semenatara itu, Husein Shahab, MA menyoroti kenapa Yaumul Quds dianggap sebagai hari yang sangat penting untuk terus disosialisasikan. Terkait persoalan Palestina ini ia mengutip perkataan Sayyed Ali Khamene`i yang berbunyi, “Persoalan Palestina bukan tentang sejumput tanah yang kecil, bukan tentang geografis tapi tentang kemanusiaan. Bagi Republik Islam Iran persoalan Palestina bukan berkenaan dengan taktik dan strategi politik tapi persoalan idiologi, hati dan iman.” AS dan Israel berhasil mereduksi masalah Palestina dari persoalan umat, bangsa Arab hingga internal bangsa Palestina. Sangat disayangkan langkah-langkah reduksi ini mendapat dukungan dari para penguasa Arab. Mereka mengatakan biarlah orang-orang Palstina sendiri yang menyelesaikan masalah mereka karena itu bukan persoalan Islam dan Arab.
Berbeda dengan tahun 1945 ketika Baitu Maqdis dirampas Zionis, seluruh umat Islam bangkit dan menganggap ini adalah masalah agama karena di sana ada masjid al Aqsha dan jejak-jejak para utusan Allah. Di samping itu ada strategi normalisasi yang digunakan AS dan Israel untuk menghapus jejak Palestina dan menciptakan sikap tidak perduli kaum muslimin terhadap Palestina. Mereka meminta negara-negara Arab berhubungan normal dengan Israel yang dengan hina hal ini dilakukan oleh negara-negara Arab tersebut dengan membuka Kedutaan Israel di sana. “Oleh karena itu, ajakan Imam khomeini mendeklarasikan hari Jumat terakhir di bulan Ramadhan sebagai Hari Al Quds Dunia dan pembebasan Palestina yang mengingatkan kaum muslimin dan menumbuhkan kesadaran mereka atas persoalan penting Palestina, sangat ditakuti AS dan Israel,”tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Dr. Kholid Al Walid, M.Ag menyinggung filosofi kemanusiaan dan pandangan dunia ilahi yang dapat menyatukan langkah kaum muslimin dalam melawan penjajahan dan kezaliman. Yaumul Quds senantiasa digaungkan pada setiap hari Jumat terakhir bulan Ramadhan untuk menyadarkan kaum muslimin bahwa mereka harus memiiki cara pandang dan kesadaran yang sama serta bersatu melawan musuh yang sama yaitu pihak-pihak yang tidak menginginkan persatuan umat Islam sehingga menjadi sebuah kekuatan besar. Mereka selalu menebarkan isu-isu sektarian dan mengadu domba umat Islam satu sama lain, termasuk perselisihan Suni-Syiah sedemikian rupa mereka rawat agar umat Islam selalu terpecah belah, menjadi lemah dan saling bermusuhan.
“Dengan begitu mereka dapat leluasa mencengkram dan mengeruk kekayaan-kekayaan alam negeri-negeri kaum muslimin sebagaimana yang terus terjadi sampai sekarang. Ini merupakan kesadaran dasar yang telah dibangun Imam Khomeini dengan menghadirkan Yaumul Quds kepada dunia Islam untuk merngembalikan umat Islam menjadi umat yang satu,” pungkasnya.
Setelah sesi tanya jawab acara ini diakhiri dengan doa penutup.