Sadranews– Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra kembali mencatat tonggak penting dalam pengembangan akademik dengan diraihnya akreditasi “Baik” untuk Program Studi Psikologi Islam tingkat Sarjana (S1) dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Berdasarkan Surat Keputusan Nomor 6883/SK/BAN-PT/Ak.P/S1/VII/2025 yang diterbitkan pada Juli 2025, STAI Sadra secara resmi mendapatkan pengakuan atas mutu akademik Prodi Psikologi Islam.
Pencapaian ini menegaskan komitmen STAI Sadra dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi yang berkualitas, khususnya di bidang Psikologi Islam yang mengintegrasikan pendekatan ilmiah modern dengan kedalaman nilai spiritual Islam. Dengan akreditasi ini, lulusan STAI Sadra memiliki legitimasi nasional untuk berkiprah dalam dunia pendidikan, konseling, dan penelitian psikologi berbasis nilai-nilai keislaman.
Ketua STAI Sadra, Dr. Otong Sulaeman, M.Hum, menegaskan bahwa capaian ini bukan sekadar administratif, melainkan merupakan pijakan awal bagi arah baru dalam pengembangan Psikologi Islam yang kokoh secara ilmiah dan relevan secara sosial. Dalam artikelnya di harian Republika berjudul “Membumikan Psikologi Islam: Menemukan Akar, Membangun Arah”, ia menyatakan bahwa urgensi Psikologi Islam semakin nyata di tengah meningkatnya kasus gangguan kesehatan mental di Indonesia.
“Psikologi Islam hari ini tidak bisa lagi sekadar menjadi adaptasi religius dari teori-teori Barat. Ia harus dibangun dari akar epistemologis Islam itu sendiri, dengan konsistensi metodologis dan identitas keilmuan yang jelas,” tulisnya.
Dalam kerangka tersebut, Dr. Otong mengusulkan tiga pendekatan dalam pengembangan Psikologi Islam di Indonesia: pendekatan filosofis-transformatif, pendekatan eklektik non-kritis, dan pendekatan integratif-dialogis. Ia menekankan pentingnya membangun body of knowledge Psikologi Islam yang berakar pada khazanah Al-Qur’an, hadis, filsafat Islam, dan tasawuf, terutama melalui revitalisasi pemikiran filsuf besar seperti Mulla Sadra yang menekankan dimensi ruhani manusia.
Salah satu pendekatan yang dinilai menjanjikan adalah pendekatan integratif, yang membuka ruang dialog antara Psikologi Islam dan aliran Psikologi Transpersonal Barat. Pendekatan ini memungkinkan adanya sintesis konstruktif antara tasawuf filosofis dan pemikiran tokoh-tokoh seperti Jung, James, dan Maslow, tanpa kehilangan akar teologis dan ontologis Islam.
Akreditasi “Baik” yang diterima STAI Sadra menjadi penguat kelembagaan sekaligus bukti bahwa Prodi Psikologi Islam memiliki arah pengembangan yang serius dan berbasis visi keilmuan yang jelas. Dengan status ini, STAI Sadra membuka peluang kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan, organisasi profesi psikologi, dan institusi keislaman baik di tingkat nasional maupun internasional.
Dr. Otong menutup pernyataannya dengan ajakan reflektif: “Masa depan Psikologi Islam akan ditentukan oleh keberanian kita menggali akar dan membangun arah. Tidak terburu-buru, tetapi juga tidak stagnan. Tidak anti-Barat, tetapi juga tidak kehilangan identitas.”
Dengan semangat tersebut, STAI Sadra berkomitmen menjadikan Psikologi Islam bukan hanya sebagai nama program studi, tetapi sebagai jalan ilmu yang membangun peradaban spiritual dan intelektual umat manusia.