STAI Sadra Gelar Olimpiade Al-Qur`an Nasional 2025 dengan Tema “Refleksi Nilai Qur’ani untuk Penguatan Moderasi”

Sadranews- STAI Sadra berkolaborasi dengan Pesantren Darul Qur`an Al Mustafa menyelenggarakan Olimpiade Al-Qur’an Nasional 2025 pada Kamis (28/08/2025). Ajang bergengsi ini mengusung tema “Refleksi Nilai Qur’ani untuk Penguatan Moderasi”, sebagai upaya memperkuat semangat kebersamaan dan menjadikan Al-Qur’an sebagai inspirasi kehidupan berbangsa.

Olimpiade digelar di Kampus STAI Sadra dengan dua segmen kompetisi, yaitu internal (untuk civitas akademika Sadra) dan eksternal (terbuka bagi peserta dari berbagai lembaga pendidikan di Indonesia). Kehadiran para peserta dari beragam latar belakang menambah warna acara ini, sekaligus menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi persatuan.

Dalam sambutannya, perwakilan Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa, Dr. Kholid Al Walid, M.Ag., menyampaikan bahwa Olimpiade Al-Qur’an ini bukan sekadar kompetisi, melainkan bagian dari rutinitas tahunan yang telah menjadi tradisi di STAI Sadra. Ia menekankan, kehebatan Al-Qur’an yang tidak dimiliki kitab suci lainnya adalah kemampuannya menyatukan seluruh kaum Muslimin di berbagai penjuru dunia. “Apapun bangsa dan bahasa mereka, semua sama-sama membaca Al-Qur’an yang berbahasa Arab,” ujarnya.

Dr. Kholid juga menuturkan fenomena menakjubkan bahwa setiap tahun jumlah penghafal Al-Qur’an terus bertambah, baik dari kalangan orang dewasa maupun anak-anak. Bahkan, ada seorang penghafal Al-Qur’an dari negara Arab yang bisu dan tuli, namun ia mampu melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an layaknya qari pada umumnya. “Keunikan Al-Qur’an, dari bacaan indahnya saja, mampu menarik perhatian dan menuntun jiwa seseorang hingga mendapatkan hidayah,” tambahnya.

Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa siapa pun yang sepanjang hidupnya memuliakan Al-Qur’an, maka Allah akan memuliakannya, bahkan setelah ia wafat. “Selamat mengikuti Olimpiade Al-Qur’an. Semoga dengan mengagungkan Al-Qur’an, Allah pun mengagungkan kehidupan kita semua,” ungkap Dr. Kholid menutup sambutannya.

Sementara itu, Dr. Otong Sulaeman, M.Hum., menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk hidup bagi manusia. Karena itulah, Olimpiade tahun ini mengangkat tema “Refleksi Nilai Al-Qur’an untuk Penguatan Moderasi”. Menurutnya, moderasi adalah salah satu hal penting yang harus senantiasa dihadirkan di tengah masyarakat.

Ia menyinggung adanya berbagai kekeliruan dalam memahami istilah moderasi. “Ada yang mengklaim dirinya moderat, namun pada akhirnya terjebak dalam paham liberal hingga menganggap Al-Qur’an hanya sebatas produk budaya. Jawaban atas kekeliruan ini sesungguhnya sudah ada di dalam falsafah Al-Qur’an itu sendiri,” tegasnya.

Lebih lanjut, Dr. Otong menjelaskan bahwa Olimpiade ini menjadi salah satu bentuk nyata dari banyak dimensi keindahan Al-Qur’an. Kitab suci ini mudah dihafal, dan bacaan ayat-ayatnya mampu menenangkan hati manusia. “Semoga Olimpiade Al-Qur’an ini menjadi sarana bagi kita semua untuk semakin dekat dengan Al-Qur’an,” ujarnya penuh harap.

Ia mengingatkan sebuah hadis Nabi: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” Menurutnya, janji pahala besar menanti mereka yang menjadikan Al-Qur’an sebagai bagian dari hidupnya serta mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Sambutan ini sekaligus menandai dibukanya secara resmi Olimpiade Al-Qur’an Nasional 2025 di Kampus STAI Sadra.

Olimpiade Al-Qur’an tahun ini diharapkan dapat berlangsung semarak dengan format hybrid, menggabungkan sesi online dan offline. Sebanyak sekitar 95 peserta dari berbagai daerah turut ambil bagian dalam segmen kompetisi internal ini. Mereka menampilkan kemampuan terbaik mereka dalam mengikuti beragam cabang lomba yang diselenggarakan. Mulai dari tahfiz dan tilawah, hingga Syarh Al-Qur’an serta Ma’arif Al-Qur’an, menjadikan ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga ruang untuk memperkuat spiritualitas dan kecintaan terhadap Al-Qur`an.

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top