Sadranews- Dalam semangat membangun sinergi keilmuan dan peradaban Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra melakukan kunjungan resmi ke Kantor Pusat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Rabu (18/6/2026). Kunjungan ini bertujuan menjajaki kerja sama kelembagaan di bidang pendidikan tinggi Islam, sekaligus membuka peluang kolaborasi yang lebih luas antara dua institusi keilmuan strategis ini.
Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua STAI Sadra, Dr. Otong Sulaeman, yang hadir bersama jajaran pimpinan, yakni Wakil Ketua Bidang Akademik, Ammar Fauzi, Ph.D., Kaprodi Akidah dan Filsafat Islam, Abdullah Baeik, M.A., serta Sekretaris Prodi Psikologi Islam, Dr. Zaenal Abidin. Turut serta pula tim Humas yang terdiri dari Dani Nur Pajar, M.Pd.I., dan Muhammad Husein, M.A.
Kehadiran mereka disambut hangat oleh jajaran pimpinan PP Muhammadiyah, antara lain Prof. Dr. Irwan Akib, M.Pd. selaku Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Prof. Dr. Armai Arief dari Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian, serta Dr. Irwan Baadila, M.Pd.
Dalam forum dialog yang berlangsung hangat, Dr. Otong Sulaeman menekankan pentingnya membangun kembali fondasi peradaban Islam melalui penguatan filsafat Islam. “Kami meyakini bahwa filsafat Islam adalah landasan penting dalam membangun nalar umat. Dalam hal ini, visi Islam Berkemajuan Muhammadiyah sangat sejalan dengan arah perjuangan STAI Sadra,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan harapan agar pertemuan ini menjadi gerbang awal menuju kerja sama formal melalui penandatanganan MoU. STAI Sadra membuka ruang kolaborasi mulai dari penelitian, seminar nasional, penerbitan, hingga pertukaran akademik.
Senada dengan itu, Ammar Fauzi, Ph.D, menyoroti pentingnya merekonstruksi pemikiran tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti Buya Syafi’i Ma’arif. “Gagasan beliau adalah warisan intelektual yang perlu dikaji dan disebarluaskan,” tegasnya.
Prof. Dr. Irwan Akib merespons positif inisiatif ini dan menyatakan dukungan penuh. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah sejak awal menjadikan filsafat Islam sebagai fondasi integratif ilmu keislaman. “Kami percaya bahwa kerja sama seperti ini akan memperkuat arah pendidikan Islam yang inklusif dan berkemajuan,” tegasnya.
Sementara Prof. Dr. Armai Arief turut menegaskan bahwa kolaborasi antarlembaga pendidikan Islam merupakan langkah strategis dalam menjawab dinamika zaman. Ia memberikan apresiasi tinggi kepada STAI Sadra yang menjadikan filsafat Islam bukan sekadar materi kuliah, melainkan sebagai pijakan utama dalam mendorong transformasi peradaban.
Dengan jaringan 177 perguruan tinggi, termasuk Universitas Muhammadiyah Malaysia (UMAM) di Malaysia dan Muhammadiyah Autralia College (MAC) di Australia, Muhammadiyah membuka ruang luas untuk sinergi lintas institusi.
Di akhir pertemuan kedua belah pihak memiliki harapan besar untuk saling memperkuat sinergi intelektual dan spiritual demi menghadirkan pendidikan Islam yang berkemajuan dan relevan dengan tantangan zaman.