Sadranews- Dalam rangka mengisi bulan suci Ramadhan, acara Kajian Ramadhan 1446 H selama sepuluh hari digelar di Masjid Al Mustafa, Kampus STAI Sadra. Kajian ini dilakukan setiap harinya setelah salat Zuhur berjamaah dan Tadarus Al Qur`an serta diikuti oleh para mahasiswa, dosen dan karyawan.
Pada kesempatan ini, Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa, Prof. Dr. Hossein Mottaghi menjelaskan bahwa tidak ada dosa yang lebih besar dari putus asa atas rahmat dan ampunan Allah Swt. Karena itu di bulan suci ini, kita harus belajar agar selalu dapat menumbuhkan harapan kepada Allah. Dalam Al Qur`an disebutkan bahwa Allah mengampuni semua dosa kecuali dosa menyekutukan-Nya. Namun, ketika seseorang dapat meninggalkan dosa menyekutukan-Nya dan menggantikannya dengan niat tulus, berharap dan berdoa kepada Allah, maka dosa besar ini pun akan diampuni.
“Kita tidak boleh putus asa atas rahmat dan ampunan Allah karena itu sebagai pengantar menuju kemusyrikan. Setelah kita putus asa atas rahmat dan ampunan Allah dan menyebabkan orang lain demikian, maka kita dan orang tersebut akan berlindung dan berdoa kepada selain-Nya, ini lah awal kesesatan yang akan melahirkan perbuatan-perbuatan syirik berikutnya. Selain itu, memaafkan orang lain sebesar apapun kesalahannya kepada kita adalah pelajaran lain dari surat tersebut,” pesan Prof. Mottaghi kepada para peserta kajian Ramadhan 1446 H, Senin (3/3/2025).
Ia menambahkan, pelajaran dari Surat Al Ankabut, ayat 65-66 menjelaskan bahwa walaupun sepanjang hidup seseorang dipenuhi dengan kemusyrikan, namun ketika dalam sekejap ia teringat Allah, dengan sungguh-sungguh dan niat yang tulus berdoa agar diselamatkan dari bahaya di tengah lautan, maka Allah akan menyelamatkannya. Meskipun Allah tahu setelah diselamatkan ia akan kembali musyrik, Allah tetap menyelamatkannya karena ia telah mengingat Allah dan berdoa dengan sungguh-sungguh dan niat tulus, meskipun sebelum dan setelah diselamatkan berada dalam kemusyrikan.
“Seseorang berkata kepada Imam Ja`far Shodiq as bahwa Surat Az-Zumar: 53 adalah ayat yang paling menunjukkan kasih sayang Allah, kemudian beliau as berkata bahwa surat Ad Dhuha, ayat 5 lebih menunjukkan kasih sayang-Nya dari Az-Zumar, ayat 53. Karena begitu luas rahmat dan kasih sayang Allah sehingga apapun yang Nabi saw minta akan diberikan sampai beliau saw puas,” imbuhnya.
