STAI Sadra Gelar Seminar Internasional “75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Iran : Capaian, Tantangan dan Prospek Masa Depan”

Sadranews- Dr. Robi Sugara. M.Sc (Kaprodi Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah) terkait pengaruh hubungan Iran-Indonesia mengatakan bahwa Revolusi Islam Iran adalah sebuah revolusi yang paling sukses dengan entitas Islam dari pada revolusi-revolusi yang terjadi di sejumlah negara. Dampakya, termasuk bagi kelompok Darul Islam Indonesia yang terinspirasi oleh Revolusi Islam Iran melakukan gerakan-gerakan di bawah pimpinan Kartosoewirjo. Di samping pengaruh Iran yang melakukan normalisasi dengan Arab Saudi adalah mengurangi tensi anti Syiah pada kelompok Wahabi di Indonesia.

“Melalui organisasi antarnegara BRICS Indonesia dapat meningkatkan hubungan dengan Iran di berbagai bidang pengetahuan, budaya, teknologi dan lainnya. Peningkatan hubungan ini juga bisa melalui dunia pendidikan seperti pertukaran dosen, peneliti, mahasiswa dan lainnya dengan kampus-kampus Islam seperti UIN Jakarta,” ungkapnya saat menjelaskan tema “75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia dan Iran : Capaian, Tantangan dan Prospek Masa Depan” di Auditorium Al Mustafa Jakarta.

Hal senada juga disampaikan Dr. Kholid Al Walid, M.Ag selaku Deputi Perguruan Tinggi dalam sambutannya bahwa Iran dan Indonesia sama-sama negara yang mayoritas penduduknya muslim terbesar dan memiliki pengaruh di dunia. Kedua negara ini sama-sama mendukung dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dengan perkembangan pesat Iran di bidang teknologi, ilmu pengetahuan dan Pendidikan, kedua negara ini perlu untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama bisa melalui pertukaran dosen dan mahasiswa.

Dr. Mohammad Boroujerdi (Duta Besar Republik Islam Iran di Indonesia) melalui Zoom mengingatkan bahwa sebenarnya hubungan Indonesia dan Iran tidak dimulai 75 tahu yang lalu tapi ribuan tahun sebelumnya masyarakat Indonesia dan Iran sudah memiliki hubungan. Beberapa sejarawan ada yang mengatakan hubungan Iran-Indonesia dimulai sejak dua ribu tahun atau tiga ribua tahun yang lalu melalui hubungan perdagangan dan budaya serta masuknya Islam ke Indonesia.

Ia menambahkan, melalui seminar internasional ini gagasan, penelitian dan evaluasi hal-hal positif dan negatif yang berpengaruh dalam 75 tahun hubungan Iran-Indonesia penting dilakukan dalam rangka meningkatkan hubungan kedua negara ini.

Sementara Dr. Peni Hanggarini, S.IP, MA (Dosen Hubungan Internasional Universitas Paramadina) menyampaikan tentang peningkatan hubungan dan memanfaatkan peluang antara dua negara harus ada 4 unsur yaitu kepentingan bersama, kesamaan identitas, komitmen dan kesepakatan. 4 unsur ini ada dalam hubungan Iran-Indonesia yang memiliki banyak kesamaan, sama-sama mayoritas muslim terbesar, punya kekuatan, mandiri dalam menetapkan kebijakan luar negeri dan lainnya.

“Peran media sangat penting dalam menyebarkan berita-berita yang benar bukan hoaks tentang keinginan kedua negara yang dapat meningkatkan dan mengharmoniskan hubungan kedua negara. Selain itu, pertukaran jurnalis yang bisa mereport apa yang sedang terjadi di sebuah negara sangat penting, juga peran diplomasi publik,” tegas Dr. Peni di hadapan para dosen, mahasiswa dan tamu undangan, Jumat (7/2/2025).

Hal ini sebagaimana disinggung oleh Prof. Dr. Hossein Mottaghi dalam sambutannya bahwa seminar internasional ini merupakan langkah awal yang baik bagi penguatan hubungan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi Iran dan Indonesia khususnya di bidang pendidikan melalui kesamaan-kesamaan kebijakan kedua negara dan pandangan-padangan para pakar bidang hubungan internasional dengan metodologi logis dan praktis

Acara seminar diakhiri dengan pemberian cenderamata kepada para narasumber dan kemudian dilakukan poto bersama.

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top