Sadranews-Di hari ke enam belas bulan Ramadhan, Dr. Umar Shahab dalam ceramahnya menyampaikan tentang Nuzulul Qur`an atau turunnya Al Quran dan Lailatul Qadar. Ada dua macam turunnya Al Quran kepada Nabi Muhammad saw. Pertama, Al Quran turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Kedua, Al Quran turun secara sekaligus di Lauhul Mahfudz. Sebagian ulama mengatakan turunnya Al Quran di Bulan Ramadhan secara sekaligus dan sebagian lainnya mengatakan turunnya Al Quran di bulan Ramadhan secara bertahap. Para ulama sepakat bahwa Lailatul Qadar itu terjadi di malam bulan suci Ramadhan. Ahli Sunnah berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam antara ke 21, 23, 25, 27 dan 29, sedangkan menurut pendapat yang kuat Lailatul Qadar terjadi tepatnya pada dua puluh tujuh Ramadhan. Sementara, Syiah berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam antara ke sembilan belas, malam ke dua puluh satu dan malam ke dua puluh tiga, sedangkan menurut pendapat yang kuat Lailatul Qadar terjadi pada malam ke dua puluh tiga. Sebagian ulama Ahlu Sunnah mengatakan turunnya Al Quran di bulan Ramadhan itu tidak secara sekaligus, tapi secara berangsur-angsur yaitu turunnya lima ayat pertama Surat al Alaq.
Beliau melanjutkan, bukti turunnya Al Quran secara berangsur-angsur adalah adanya sejumlah surat dalam Al Quran yang diturunkan dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan kepada Nabi Muhammad saw, termasuk surat al Ikhlas yang menjawab pertanyaan orang-orang kafir tentang Allah. Sementara maksud turunnya Al Quran secara sekaligus itu di Lauhul Mahfudz bukan di dunia. Ada yang mengartikan Lailatul Qadar sebagai karunia khusus, baik berupa materi atau penambahan ilmu bukan malam kemuliaan sedangkan menurut bahasa Arab, kata al Lailu ditambah Ta` Marbuthah menjadi “Lailatun” itu berarti sebuah malam atau satu malam penuh kemuliaan, keistimewaan dan sebagai malam penentuan takdir manusia selama satu tahun ke depan. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa Lailatul Qadar seumur hidup hanya sekali terjadi pada saat diturunkan Al Quran terlepas bahwa turun sekali itu pada Nuzulul Quran (17 Ramadhan) atau pada waktu lain yang berkaitan dengan alam lain di luar dunia kita yaitu alam malakut berupa Lauhul Mahfudz. Sebagian ahli tafsir lain mengatakan sebaliknya bahwa Lailatul Qadar itu terjadi setiap bulan Ramadhan dan hal ini dikuatkan oleh berbagai macam hadis.
“Semoga kita dapat memetik hikmah dari bulan suci Ramadhan ini dan dapat meningkatkan ibadah kita khususnya pada waktu Lailatul Qadar sebagai malam-malam penuh keistimewaan, keberkahan dan kemuliaan,” pesan Dr. Ummar Shahab kepada para mahasiswa dan dosen STAI Sadra serta karyawan Yayasan Hikmat Al Mustafa saat mengisi Kajian Ramadhan di Masjid Al Mustafa, Rabu, (17/3/2024) siang.