Sadranews- Pusat Studi Perempuan (PSP) Sadra menggelar Grand Launching dan Seminar dengan tema “Mendobrak Kesadaran terhadap Peran Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam dan ‘Irfan” di Auditorium Al-Mustafa. Kegiatan ini bertujuan untuk meresmikan pendirian PSP Sadra dan membuka ruang diskusi ilmiah terkait diskursus tentang Perempuan dan Islam.
Acara yang dibuka pukul 15.00 WIB dengan pembacaan ayat al-Qur’an, kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya tersebut dimoderatori oleh Istikomah, M.Hum. (Dosen STAI Sadra dan Penasihat PSP Sadra) dengan menghadirkan para narasumber, Prof. Nina Nurmila, Ph.D. (Anggota Kongres Ulama Perempuan Indonesia dan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Islam Internasional Indonesia), Dr. Wiwi Sajaroh, M.Ag. (Ketua Pusat Studi Gender dan Anak UIN Syarif Hadayatullah Jakarta), dan Dra. Endang Sri Rahayu, M.Ud. (Dosen STAI Sadra dan Penasihat PSP Sadra)
Dr. Kholid Al-Walid selaku Deputi Perguruan Tinggi Al-Mustafa, dalam sambutannya menyampaikan harapannya bahwa pendirian PSP Sadra dapat menghadirkan perspektif baru dalam kajian perempuan di Indonesia. Perspektif ini berlandaskan Filsafat Islam dan ‘Irfan, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan komprehensif. Lebih dari itu, PSP Sadra juga diharapkan mampu bersikap kritis terhadap kajian feminisme di Indonesia yang cenderung berkiblat ke Barat. Dengan pendekatan yang berbasis keilmuan Islam, PSP berupaya menghadirkan alternatif pemikiran yang lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam dalam diskursus perempuan.
Sementara itu, Ketua PSP, Wa Ode Zainab Zilullah Toresano, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ketua Yayasan Hikmat Al-Mustafa, Deputi Perguruan Tinggi Al-Mustafa, serta Pengurus PSP Sadra atas dukungan mereka sehingga Grand Launching dan Seminar ini dapat terselenggara dengan baik. Pada kesempatan ini, Ketua PSP Sadra juga menegaskan komitmennya untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Secara terbuka, ia mengundang kolaborasi, khususnya dengan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI), Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA), serta berbagai lembaga atau institusi perempuan lainnya guna memperkuat kajian dan pengembangan studi perempuan di Indonesia.
Ketua Yayasan Hikmat Al-Mustafa, Prof. Dr. Hossein Mottaghi, sebagai Keynote Speaker, menekankan pentingnya pendidikan dan penelitian tentang perempuan. Ia menegaskan bahwa pembentukan PSP bertujuan untuk memperdalam kajian mengenai perempuan serta meningkatkan intelektualitas mereka. Harapannya, PSP Sadra dapat menjadi pusat rujukan bagi berbagai elemen masyarakat dan institusi yang bergerak dalam studi perempuan di Indonesia.
Prof. Nina menjelaskan tajuk “Potret Gerakan Perempuan Islam di Indonesia: Peran, Tantangan, dan Masa Depan” dengan merunut perkembangan gerakan perempuan di Indonesia sejak era pra-kemerdekaan hingga masa kini. Gerakan perempuan Islam di Indonesia telah mengalami dinamika yang panjang. Pada masa pra-kemerdekaan, gerakan ini diawali oleh Aisyiyyah, yang menyoroti isu poligami. Memasuki pasca-kemerdekaan, muncul organisasi seperti Muslimat NU, yang turut mengangkat isu serupa.
Ia melanjutkan, memasuki era reformasi, perhatian terhadap isu perempuan semakin meningkat dengan berdirinya Komnas Perempuan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, serta lahirnya organisasi seperti Fahmina, Rahima, dan Alimat. Hingga saat ini, gerakan perempuan Islam terus berkembang, salah satunya melalui penyelenggaraan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) I dan II.
Setelah pemutaran video profil PSGA UIN Jakarta, yang menampilkan berbagai program yang telah dijalankan, Dr. Wiwi berkenaan dengan judul “Kiprah Pusat Studi Perempuan atau Gender dan Anak dalam Institusi Pendidikan Islam, serta Bangsa dan Negara” menegaskan bahwa PSGA UIN Jakarta telah berperan aktif dalam mendukung pemberdayaan perempuan melalui berbagai inisiatif, seperti penyediaan day care bagi mahasiswa dan tenaga pendidik, serta program penyiapan Guru Besar perempuan. Selain itu, sebagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus, didirikan SATGAS anti kekerasan seksual yang bernama Rumah Ramah Rahmah (ERTRI).
“Meskipun gerakan perempuan telah mengalami berbagai perkembangan, faktanya, tantangan yang dihadapi oleh perempuan masih tetap sama, sehingga diperlukan strategi yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di berbagai sektor,” tegasnya.
Sebagai pemateri terakhir, Dra. Endang terkait tema “Memaknai Posisi Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam dan ‘Irfan untuk Transformasi Sosial” mengawali pemaparannya dengan mengutip tiga ayat Al-Qur’an yang menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi yang mulia dan terhormat dalam Islam dan menekankan bahwa pemikiran kritis sangat diperlukan dalam menyelesaikan berbagai problem perempuan, seperti kekerasan seksual dan tantangan sosial lainnya.
“Transformasi sosial hanya dapat terwujud jika kapasitas jiwa perempuan terus ditingkatkan. Dengan fondasi spiritual yang kuat dan pemahaman mendalam terhadap Filsafat Islam dan ‘Irfan, perempuan dapat berkontribusi lebih besar dalam menciptakan perubahan yang positif di masyarakat,” terang Dra. Endang (Mantan Ketua Pimnas Muslimah ABI) di hadapan para dosen, mahasiswa dan tamu undangan, Selasa (4/3/2025).
Dalam kesempatan ini, peresmian PSP Sadra secara simbolik dilakukan dengan pemotongan pita yang diawali pembacaan doa dan diakhiri dengan penandatanganan SK Ketua Yayasan Hikmat Al-Mustafa. Pembacaan puisi berantai oleh Tim Club Sastra Sadra tentang eksistensi perempuan dan Pusat Studi Perempuan turut menyemarakkan berlangsungnya acara ini.