Manusia, Micro Cosmos ?

Manusia merupakan macro cosmos dengan segala karakteristiknya, yang mengenal dirinya pasti mengenal siapa Tuhannya…

“Manusia, Micro Cosmos ?” adalah tema ilmiah yang dipilih di  acara “Mounthly Gathering Moment and Scientific Discussion” yang ke dua oleh Prof. Dr. Sayyed Mofid Hosseini Selasa 04/06/2013 bersama jajaran Wakil Direktur dan semua staffnya di Auditorium Al Mustafa kampus STFI Sadra dan Icas-Pramadina Jakarta, merupakan tema dari kajian bunga rampai tema besar “Mengenal Manusia Prespektif Quran dan Hadis”, mengawali pembahasan Prof. Dr. Sayyed Mofid Hosseini membacakan beberapa ayat Quran Surat Fusshilat 53,  dan Az- Zariyat 20-21:

سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Dari diskripsi ayat-ayat diatas Allah saw menegaskan bahwa manusia disebutkan tersendiri sebagai tanda kebesaran-Nya yang khas disamping tanda-tanda kebesaran lainnya sebagaimana alam semesta, demikian ini merupakan rahasia yang memotivasi manusia untuk memahami siapa dirinya diantara ciptaan-ciptaan Allah swt lainnya.

Allah menciptakan alam semesta termasuk manusia  tidak sia-sia semua tercipta dalam sistem yang mankjubkan, semua dalam lingkaran kausalitas yang detail, rapi  dan sempurna

رَبُّنَا الَّذِىْۤ اَعْطٰـى كُلَّ شَىْءٍ خَلْقَهٗ ثُمَّ هَدٰى

Tuhan kami Dialah Yang telah menganugerahkan kepada setiap sesuatu penciptaan yang sesuai dengan keadaannya, kemudian menunjukinya jalan untuk mencapai kepada kesempurnaan (Qs: Thaha 50)

Hidayat Allah kepada alam semesta menuju kesempurnaan sesuai dengan kadar potensi yang dimilikinya tidak lebih dan tidak kurang, tumbuh tumbuhan, hewan didaratan dan lautan serta yang lainnya bahkan malaikat pun kesempurnaannya terbatas, tetapi manusia berbeda dengan seluruh makhluk, tujuan kesempurnaannya tak terhingga dan absolute dengan itu dia tercipta sebagai ahsanul khaliqin (sebaik-baiknya makhluk), didalam dirinya telah dilukis kesempurnaan nama-nama dan sifat-sifat Tuhan, telah ditiupkan kepadanya Ruh Tuhan sebagai pijakan dasar kesempurnaan

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ

“Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan kepadanya roh-Ku; maka hendaklah kamu bersimpuh sujud kepadanya”. (Qs: Shaad  72)

Dan telah digelar dihadapannya di dunia luar dirinya manifestasi kesempurnaan Tuhan untuk menariknya kepada kesempurnaan tak terhingga, sehingga manusia dengan kesempurnaannya menjadi cermin Tuhan dan khalifah-Nya

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً

“Dan ingatklah ketika Rob (Tuhan Pencipta)mu berkata kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku menjadikan khalifah di muka bumi…..” (QS. AL-Baqarah : 30).

Lalu Dia menundukkan bagi manusia apa saja yang ada di lngit dan di bumi

وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan Dia menundukkan bagimu apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi semuanya sebagai rahmat dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar tanda-tnada bagi kaum yang berfikir”. (QS. Al-Jatsiyah : 13)

Dengan demikian manusia sungguh berbeda dari semua makhluk-Nya, merupakan macro cosmos dengan segala karakteristiknya, Manusia yang mengenal dirinya pasti mengenal siapa Tuhannya من عرف نفسه فقد عرف ربه, dan semakin manusia mengenal dirinya yang macro ini semakin besar pula pengenalan terhadap Tuhannya, tak  dapat disangkal bila pada akhirnya ditegaskan didalam sunnah Ahlulbait as dari Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib:

معرفة النفس انفع المعارف

“Paling bermanfaatnya pengetahuan adalah pengetahuan tentang diri manusia” (Mizanul Hikmah, hadits 11903).

Diakhir presentasi Prof. Dr. Sayyed Mofid Hosseini menyeru kepada semua jajaran stafnya untuk senantiasa melihat dirinya sebagai  macro cosmos sehingga tidak memandang diri kecil, untuk dapat melakukan hal-hal yang besar.

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top