Sadranews-Para dosen dan mahasiswa STAI Sadra serta karyawan Yayasan Hikmat Al Mustafa berkumpul di Aula Al Mustafa Kampus STAI Sadra Jakarta dalam rangka mengikuti acara Public Lecture bertema “Meneladani Akhlak Nabi Muhammad saw” dengan narasumber Hujjatul Islam Syeikh Hasan As Saffar, seorang ulama asal Saudi Arabia.
Acara ini dibuka pukul 13.30 WIB dengan pembacaan kalam ilahi oleh Ustadz Usep Irawan dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang diikuti oleh seluruh hadirin dengan penuh khidmat, Jumat (13/10/2023) siang.
Dalam sambutannya, Dr. Hasyim Adnani selaku Wakil III Bidang Kemahasiswaan menyampaikan terimakasih kepada seluruh hadirin, khususnya kepada narasumber dan para tamu undangan yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dalam acara mulia dan penuh berkah ini. “Untuk Rasulullah saw tidak ada hari, tidak ada waktu bahkan setiap hari bisa kita lakukan Maulid Nabi saw dan semoga kita semua mendapatkan keberkahan dan manfaat atast peringatan hari kelahiran manusia agung ini,” ujarnya dalam mengutip bait syair yang sering dibacakan masyarakat Indonesia dalam peringatan Mauild Nabi saw.
Sementara Hujjatul Islam Syeikh Hasan menjelaskan dua hal penting yaitu kenapa kita harus meneladani Rasulullah saw dan bagaimana cara meneladani beliau. Para Nabi yang diutusa Allah untuk memberikan petunjuk kepada manusia, melakukan tugas mereka dengan dua metode. Pertama, mengajak manusia menjuju Allah dan mengajarkan cara menuju kesuksesan hidup di dunia dan akhirat melalui penjelasan wahyu dan hal-hal yang dapat mendekatkan manusia kepada Allah. Kedua, para Nabi harus lah sosok panutan dan contoh dalam urusan kehidupan pribadi dan soisal manusia. Sehingga mereka tidak menganggap perintah Allah, nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam sebagai sebuah idealisme dan khayalan semata, lantaran para Nabi langsung mempraktikkan dan membumikan nilai dan prinsip agama tersebut. Allah menyampaikan ajaran dan agamaNya kepada manusia melalui utusanNya yang juga sejenis manusia supaya manusia tidak beralasan bahwa hanya para nabi yang bisa melakukan perintahNya sedangkan mereka tidak mampu melaksanakan dan meneladani para nabi. Jadi meneladani nabi itu perintah Allah dalam Al Quran yang berbunyi, “Telah ada pada diri Rasulullah saw keteladanan yang baik bagi kailan.” Alasan lain kenapa kita harus meneladani Nabi Muhammad, karena beliau orang yang paling sukses dalam kehidupannya dan orang yang paling agung sepanjang sejarah kemanusiaan.
Beliau menambahkan bahwa pada tahun 1978 M seorang peneliti asal Amerika bernama Micheal Hart dalam bukunya berjudul “Seratus tokoh paling berpengaruh sepanjang masa” menempatkan Nabi Muahmmad saw dalam urutan pertama sebagai orang yang paling sukses dan berpengaruh. Di dalam kata pengantar buku tersebut ia menjawab pertanyaan tentang kenapa ia meletakkan Nama Nabi Muhammad saw di urutan pertama padahal banyak ilmuwan dan pakar penemu teori-teori baru dari Kristen. Ia mengatakan bahwa dalam penelitiannya, ia mendapatkan Nabi Muhammad saw sebagai sosok yang paling sukses dalam urusan agama dan dunia serta pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan manusia yang bukan ada pada zamnnya saja tapi selalu ada sampai zaman sekarang. Seorang sejarawan dan filosof asal Amerika bernama Will Durant mengatakan bahwa kalau kita ingin menilai kesuksesan seseorang dari pengaruhnya terhadap kemanusiaan, maka tidak akan kita dapatkan orang yang lebih sukses dari Nabi Muhammad saw yang sangat berpengaruh pada zamanya dan hingga sekarang.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa terkait poin bagaimana cara meneladani Nabi Muhammad saw adalah dengan membaca dan mempelajari sejarah kehidupan beliau, bagaimana beliau dalam urusn ibadah, bagimana beliau dalam mengatur kehidupan pribadi dan sosialnya dan bagaimana beliau menjalankan agamanya. Kita juga harus mempelajari bagaimana interaksi Rasulullah saw kepada kelompok-kelompok yang berbeda keyakinan, budaya dan suku dengannya. Tentu saja, kita tidak hidup sendirian dalam hutan atau padang pasir tapi kita hidup di tengah masyarakat yang hiterogen, karena itu kita harus bisa bersikap dan bergaul dengan orang-orang yang berbeda dengan kita. Imam Bagir as berkata, “Kesempurnaan hidup seseorang adalah bagaimana ia bisa berinteraksi dan hidup di antara orang-orang yang berbeda dengannya.”
“Ketika seseorang tidak bisa menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan baik di tengah masyarakat yang hiterogen maka ia akan selalu bermasalah dengan orang lain yang memiliki pemikiran, keyakinan, budaya dan suku yang berbeda dengannya. Peperangan dalam sejarah yang terjadi itu antara lain karena perbedaan pandangan, keinginan, keyakinan dan lainnya. Nabi Muhammad saw telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita hidup dan berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dengan kita, supaya berjalan harmonis dan saling menghargai. Beliau tidak pernah menegasikan agama-agama lain yang disebutkan dalam surat al Kafirun, ‘Bagi kalian agama kalian dan bagiku agamaku.’,“ terangnya penuh semangat di hadapan dosen dan civitas akademik STAI Sadra Jakarta.