Sadranews- Prof. Dr. Made Syaikhu (Guru Besar Universitas PTIQ) berkenaan dengan tema seminar nasional “Konsep Al Mahdi dan Peradaban Baru Islam” menjelaskan bahwa orang yang menolak konsep Al Mahdi adalah orang yang tidak memahaminya. Dalam konsepsi agama, Al Mahdi pasti datang walaupun tidak jelas siapa namanya. Orang-orang Mu`awiyah menyebut Al Mahdi dengan Sufyani karena dinisbatkan kepada Abu Sufyan. Jadi, juru selamat yang disebut Al Mahdi bagi mereka adalah Sufyani. Persiapan menyambut Al Mahdi harus dilakukan seperti yang dilakukan Al Mahdi itu sendiri yaitu melakukan rihlah dan uzlah.
“Melakukan rihlah saja tanpa uzlah maka kita tidak akan mengenali Al Mahdi. Al Mahdi itu bak bulan suci Ramadhan yang harus dipersiapkan dan disambut kedatangannya dan kita lah yang harus mempersiapkan diri untuk menyambutnya agar kita tergolong sebagai para tamu di bulan Ramadhan dan sebagai para penanti tatkala muncul Al Mahdi,” tegas Prof. Made dalam seminar nasional yang dibuka pukul 13.30 WIB di hadapan para dosen dan mahasiswa di Auditorium Al Mustafa STAI Sadra Jakarta, Jumat (14/2/2025) siang.
Tema seminar ini sebagaimana disinggung oleh Waka III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Hasyim Adnani MA dalam sambutannya bahwa konsep Al Mahdi membawa pencerahan di bidang intelektual dan kesiapan menyongsong masa depan Islam dengan figur yang dinanti yang dalam istilah agama disebut penantian sang juru selamat seperti di Buddha dan Kristen yang membahas apakah Al Masih itu Isa atau Al Mahdi.
Sementara Dr. Otong Sulaeman, M.Hum (Ketua STAI Sadra) mengatakan di dalam konsep penantian terhadap Al Mahdi menurut mazhab Syiah terdapat penantian aktif. Penantin ini sendiri sudah menjadi sebuah ideologi yang di dalamnya terdapat paradigma, landasan filosofis, metode dan evaluasi.
“Imam Mahdi akan dimunculkan tatkala para pengikutnya memiliki persiapan dalam menyambut kemunculannya karena sehebat apapun seorang pemimpin jika tidak didukung oleh masyarakatnya maka ia tidak akan bisa menjalankan misi besarnya,” jelasnya dalam seminar nasional yang dibuka dengan lantunan merdu kalam ilahi oleh Wildan Alwi, M.Pd.I seorang qori` internasional dan dimoderatori oleh Dede Jery Adrian, M.Pd.
Ia menambahkan, konsep Al Mahdi merupakan gagasan spritual yang membimbing umat manusia untuk berbuat baik dan menegakkan keadilan dan menjadi motivasi bagi para pengikutnya untuk selalu mengupgrade diri dalam menyonsong kedatangannya. Kemunculannya sebagai solusi bagi keresahan-keresahan umat manusia atas maraknya kezaliman dan ketidakadilan terlebih di penghujung zaman ini.
Dalam sesi tanya jawab, para peserta yang sejak awal antusias menyimak pemaparan kedua narasumber, melontarkan berbagai pertanyaan mereka dan mereka merasa puas dengan jawaban kedua narasumber tersebut terlebih jawaban Prof. Made yang mampu membumikan konsep abstrak Al Mahdi terkait tema yang jarang dibahas ini dengan penjelasan yang sangat menarik dan menambah wawasan, di tambah jawaban Dr. Otong yang mencerahkan.
Di penghujung acara, cinderamata diberikan kepada narasumber dan kemudian dilanjutkan dengan poto bersama.

