Sadranews- Dalam rangka memperingati empat puluh hari kesyahidan Imam Husein as atau yang biasa disebut dengan peringatan Arba`in, STAI Sadra menggelar acara seminar internasional secara hybrid melalui zoom dan offline berjudul “Spirit Huseini dalam Melawan Arogansi Dunia” di Auditorium Al Mustafa.
Seminar internasional ini dibuka pukul 13.40 WIB dengan menghadirkan para narasumber, Prof. Dicky Sofjan, MPP, M.A., Ph.D. (Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) – UGM), Dr. Abdul Aziz Abbacy (Direktur Sadra International Institute-SII) dan Dr. Anwar Sanusi M.Ag. (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab, UIN Syekh Nurjati Cirebon).
Seminar internasional ini diikuti oleh para mahasiswa, dosen, karyawan dan tamu undangan baik secara online maupun offline serta dimoderatori oleh Waka IV Bidang Riset STAI Sadra Ammar Fauzi, Ph.D.
Keynote speaker dalam seminar internasional ini adalah Prof. Dr. Djamel Saadna seorang dosen asal Aljazair yang aktif mengajar di Batna University, Algeria.
Sambutan Ketua Yayasan Hikmat Al Mustafa kali ini diwakili oleh Ketua Hauzah Ilmiah Al Mustafa, Abdullah Beik, MA. menyampaikan bahwa Arba`in Imam Husein as perlu diperingati agar kita memperoleh spirit dan memiliki jiwa perjuangan untuk mendapatkan kebebasan diri agar tidak menjadi hamba siapapun kecuali hamba Allah swt. Spirit perjuangan Huseini ini yang dibutuhkan para pejuang dalam melawan penjajah Israel, AS dan sekutu untuk kemerdekaan Palestina.
Prof. Saadna selaku keynote speaker menjelaskan ada spirit Huseini dalam perjuangan bangsa-bangsa tertindas di dunia khususnya bangsa Palestina. Imam Husein adalah figur kebenaran dan perbaikan melawan Yazid sebagai figur kebatilan dan keburukan. Dimana ada kezaliman, di sana ada perbaikan dan dimana ada perbaikan, di sana akan ada tantangan dari kezaliman. Ketika ada kezaliman, maka itu bentuk dari keyazidan dan panggilan Imam Husein akan terus berlaku kapan saja dan dimana saja ada kezaliman.
Ia melanjutkan, genosida Israel dan sekutunya di Gaza merupakan kezaliman modern Yazid. Ketika bangsa Palestina khususnya di Gaza saat ini berseru meminta bantuan, maka seruan mereka tak ubahnya seperti seruan Imam Husein saat itu yang meminta umat manusia untuk berjuang bersama dalam melawan kezaliman demi membela nilai kemanusiaan dan nilai agama.
“Terbukti bahwa darah Imam Husein beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya telah mengalahkan pedang-pedang Yazid dan pasukannya dimana hingga kini terbunuhnya Imam Husein masih terus diperingati sedangkan Yazid tidak dingat kecuali kezalimannya,” tegasnya dengan penuh semangat melalui zoom pada Jum`at (23//8/2024) siang.
Sementara Prof. Dicky secara daring menyampaikan bahwa spirit Huseini sangat unik dan mengandung berbagai nilai-nilai mulia. Nilai pertama adalah menjunjung tinggi keadilan. Nilai kedua, spirit Huseini adalah kebenaran yang dijunjung tinggi dalam melawan kebatilan dan kezaliman. Nilai ketiga, menjalankan kebaikan dan akhlakul karimah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw. Nilai keempat, nilai pengorbanan dalam spirit Huseini, artinya setiap perjuangan membutuhkan darah atau pengorbanan dan spirit Huseini akan muncul bergantung pada sejauh mana keyakinan kebenaran atas realitas perjuangannya.
“Hal penting yang diharapkan dari spirit Huseini selain perjuangan adalah bagaimana perbuatan-perbuatan kita selalu mengarah kepada kebaikan dan sesuai dengan ajaran Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw dalam mengedepankan akhlakul karimah dalam kondisi apapun, baik dalam kesenangan maupun kesusahan,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Dr. Sanusi bahwa nilai-nilai spirit Huseini dalam kehidupan, yaitu bagaimana kepedulian Imam Husein kepada masyarakat dan pengaruh religiusitasnya di tengah masyarakat. Akhlak Imam Husein dan kepedulian beliau kepada masyarakat meniru kakeknya dimana Rasulullah saw tetap peduli dan bersikap lembut bahkan kepada seorang yang belum mengikuti dakwahnya dan sering mengumpatnya. Spirit Huseini mengajarkan manusia untuk berada di posisi memberi bukan meminta. Artinya kepribadian memberi yang lebih mulia dari meminta itu harus ditanamkan dalam jiwa. Nilai spirit Huseini lainya adalah perhatian yang tinggi dalam hal ibadah dimana waktu malam-malam beliau sering digunakan untuk ibadah. Sehingga kebiasaan-kebiasaan ibadah beliau ini tercermin dalam ucapan dan perbuatannya yang selalu dipenuhi kelembutan dan kebaikan saat berinterkasi dengan siapapun.
“Nilai-nilai yang diajarkan Imam Husein ini yang harus diimplementasikan dalam melakukan pembelaan kepada bangsa tertindas Palestina dengan terus peduli dan membantu mereka semampunya. Hikmah seperti ini lah yang dapat kita petik dari peringatan Arba`in ini yang intinya bagaimana manusia dapat mengimplementasikan nilai-nilai spirit Huseini dalam kehidupan sehari hari,” pesan Dr. Sanusi melalui zoom dalam seminar ini.
Selain itu, Dr. Abbacy menegaskan tentang konsep perlawanan yang sangat penting sebagaimana yang sekarang dilakukan segenlintir negara dalam melawan kezaliman dan genosida Israel dan sekutu terhadap Palestina. Ada dua kubu perlawanan dan penjajahan di dunia ini, yaitu kubu yang menyambut seruan Imam Husein dengan melakukan perlawanan terhadap kezaliman dan penjajahan dan kubu yang melakukan penindasan sebagai bentuk kezaliman modern Yazid.
“Menyambut seruan Imam Husein tidak cukup dengan lisan yang berkata, “Labbaika ya Husein” tapi harus terimplementasi dalam perbuatan. Untuk menjaga iman dan perjuangan termasuk dalam membela bangsa Palestina dalam meraih kemerdekaan harus dengan berlindung kepada Allah melalui kesabaran dan melakukan salat sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 45, agar mendatangkan pertolonganNya,” terangnya.
Pementasan Tari Saman dan teater tentang kisah pilu Sayyidah Ruqaiyah yang sangat menyayat hati, yang ditampilkan oleh para mahasiswa menyegarkan kembali memori para hadirin akan peristiwa lampau yang seakan baru saja terjadi dan membuat suasana Auditorium dipenuhi dengan kerinduan, kedukaan dan tangisan.
Seminar internasional ini diakhiri dengan pembacaan Doa Ziarah Arba`in oleh Dr. Hasyim Adnan yang berlangsung dengan penuh khidmat.