STFI Sadra. Jumat (2/27) kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Al Quran dan Berbagai Dimensi Kehidupan Manusia. Kali ini menghadirikan Pakar bidang Fisika Teoritis yang juga berkontribusi memberikan penafsiran mengenai alam semesta dengan basis Al Quran. Dr.Agus Purwanto, D. Sc., sedforang doktor fisika teori alumni Universitas Hiroshima Jepang dan kader militan Muhammadiyah yang juga dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, berupaya keras untuk menjebol kesempitan penafsiran antara relasi al Quran dengan Pengetahuan Alam. Dengan kepakaran dalam fisika teori, dia berusaha melihat keunggulan Islam dari sisi yang lain. Kesadarannya sebagai seorang saintifik muslim, Dr. Agus Purwanto yakin bahwa kebangkitan Islam saat ini hanya dapat diwujudkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam buku “Ayat-Ayat Semesta” ini, Agus Purwanto membeber bukti tentang luluh lantaknya Afghanistan dan Irak yang justru oleh produk sains Negara-negara Barat, khususnya AS dan Inggris. Di sisi lain, negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia umumnya memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah. Tapi kelimpahruahan tersebut tidak kemudian berarti kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Sebabnya satu: umat Islam tidak menguasai ilmu pengetahuan baik teoritis maupun praktis.
Dengan melandaskan pada tafsir al-Jawahir karya Guru Besar Universitas Kairo, Syaikh Jauhari Thanthawi, Agus Purwanto bermaksud menggedor kesadaran umat Islam – utamanya kalangan akademisi – bahwa sesungguhnya ada 750 ayat kauniyyah dalam al-Quran yang terselip di antara 6236 ayat.
Sedangkan ayat-ayat fikih tidak lebih dari 150 ayat saja. Tapi anehnya, mengapa para ulama lebih banyak menghabiskan energinya untuk membahas persoalan fikih – yang justru sering memicu perseteruan dan konflik antar umat Islam – daripada membahas fenomena terbitnya matahari, beredarnya bulan dan kelap-kelipnya bintang, gerak awan di langit, kilat dan petir yang menyambar, malam yang gelap gulita dan fenomena keajaiban alam lainnya.
Agus Purwanto mengingatkan bahwa fungsi al-Quran juga berlaku bagi konstruksi ilmu pengetahuan dengan memberi petunjuk tentang prinsip-prinsip sains yang selalu dikaitkan dengan pengetahuan metafisik dan spiritual. Dengan kata lain, wahyu (dan sunnah) dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi bagi bangunan ilmu pengetahuan