Sadranews- Waka I Bidang Akademik STAI Sadra, Ammar Fauzi, Ph.D., membahas pentingnya mengawali setiap urusan dengan “Bismillahirrahmanirrahim,” sebagaimana Rasulullah saw bersabda, “Segala urusan penting atau segala apa saja (dalam hadis lain) yang tidak dimulai dengan Bismillah akan terputus.” Bismillah mencakup semua aspek kehidupan, baik lahiriah maupun batiniah, dan menjadi kunci keberkahan setiap usaha di dunia dan kesempurnaan di akhirat. Namun, di sisi lain, ada orang yang mampu menyelesaikan urusannya tanpa Bismillah, seperti peradaban Barat yang berkembang pesat dalam teknologi dan ilmu pengetahuan, bahkan melampaui kemajuan kaum muslimin. Hal ini menjadi refleksi bagi umat Islam untuk bangkit dan bersatu dalam membangun peradaban dan meningkatkan kemajuan dengan landasan nilai spiritual.
Ia menambahkan, setiap perbuatan, sekecil apa pun, akan diperhitungkan di akhirat. Urusan yang diawali dengan Bismillah akan bernilai abadi, sementara yang tidak, hanya sebatas dunia. Seperti air yang menghilangkan dahaga semua orang secara adil, tetapi bagi seorang muslim, ada pertanggungjawaban atas nikmat tersebut di akhirat. Ibadah yang tampak sempurna bisa menjadi sia-sia jika tidak diawali dengan Bismillah, sebagaimana orang yang mengingkari Tuhan dan hari kiamat, yang amalnya terputus tanpa nilai di akhirat.
“Salah satu figur representasi makna Bismillah selain Rasulullah saw adalah Imam Ali bin Abi Thalib as yang mengatakan jantung Al-Qur’an adalah surat Al-Fatihah, inti Al-Fatihah adalah Bismillah, dan inti Bismillah terletak pada huruf Ba`. Dirinya adalah titik di bawah huruf Ba`, yang melambangkan kedalaman makna dan kebersamaan dengan Allah. Pemahaman tentang Bismillah bergradasi dan tergantung pada pengetahuan dan kesadaran manusia terhadap dirinya sendiri, sehingga setiap orang mengisi makna Ba` sesuai kapasitas spiritual masing-masing,” jelasnya dalam mengisi Kajian Ramadhan 1446 H di Masjid Al Mustafa, Kampus STAI Sadra pada Selasa (11/3/2025).