Sadranews- Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sadra, Dr. Otong Sulaeman, M.Hum melakukan kunjungan resmi ke Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah (UIN SATU) Tulungagung. Kunjungan ini bertujuan untuk menjalin kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam sambutannya, Dr. Otong mengungkapkan rasa terima kasih atas sambutan hangat dari pihak UIN SATU. Ia menekankan bahwa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) ini bukan sekadar formalitas, tetapi menjadi langkah awal untuk kolaborasi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Nama STAI Sadra sendiri terinspirasi dari Mulla Sadra, seorang filosof besar Muslim yang dikenal dengan pemikirannya yang mendalam. Teori pemikirannya yang berupaya meningkatkan kualitas wujud manusia menuju tingkatan manusia sempurna dan kedekatan dengan Tuhan, menjadi pondasi dalam mengembangkan intelektualitas Islam yang tidak hanya sebatas transfer ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan kesadaran masyarakat.
“Tujuan utama pendirian lembaga-lembaga pendidikan seperti STAI Sadra seharusnya bukan hanya menyediakan proses belajar mengajar, tetapi juga membina masyarakat agar mampu membangun peradaban yang lebih baik. Di tengah tantangan zaman, kampus diharapkan bisa hadir sebagai agen perubahan sosial yang aktif, memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat luas. Dengan visi tersebut, STAI Sadra terus berupaya agar kampus bukan hanya menjadi ruang akademik, tetapi juga pusat pemberdayaan dan pembinaan umat,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., yang menyoroti pentingnya hubungan antara filsafat dan tasawuf dalam dunia keilmuan Islam. Menurutnya, perjalanan intelektual yang ditempuh oleh tokoh-tokoh besar seperti Imam Al-Ghazali, yang mencapai kedalaman spiritual melalui tasawuf, mencerminkan filosofi yang diteruskan oleh Sayyid Ali Rahmatullah, nama yang menginspirasi kampus UIN SATU, serta Mulla Sadra, filosof Iran pendiri Mazhab Hikmah Muta‘aliyah. Perjalanan dari filsafat menuju tasawuf adalah lompatan epistemologis yang membawa pada pencerahan jiwa dan transformasi keilmuan. Proses ini dimulai dari rasionalitas yang akhirnya menghasilkan kesalehan spiritual.
“Salah satu implementasi nyata dari semangat ini adalah pelaksanaan program Madrasah Diniyah di UIN SATU, yang menjadi ciri khas kampus ini. Diwajibkannya para mahasiswa untuk menjalani pendidikan diniyah selama satu tahun, merupakan langkah unik yang bertujuan untuk mempererat hubungan intelektual mereka dengan para ulama pendiri kampus ini,” ujar Prof. Aziz.
Sementara penandatanganan MoU sebagai bentuk komitmen bersama dalam mempererat hubungan kelembagaan, memperkuat kolaborasi akademik dan pengabdian kepada masyarakat berbasis keilmuan dan nilai-nilai keislaman dilakukan oleh Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I, dan Ketua STAI Sadra, Dr. Otong Sulaeman, M.Hum, yang berlangsung di lantai 6 Aula Gedung KH. Arief Mustaqiem, pada Rabu (07/05/2025).