SEMINAR INTERNASIONAL KONFERENSI PERDANA IC-THUSI ” THE IMPORTANCE OF ISLAMIC HUMAN SCIENCES”

IMG_0938IMG_0890Jakarta 14/05/2014. Sadra International Institute dan lembaga IC-THUSI menyelenggarakan seminar internasional yang betajuk The Importance of Islamic Human Sciences. Acara ini diselenggarakan di kampus Sekolah Tinggi Filsafat  Islam STFI Sadra pada hari rabu 14  Mei 2014. Hadir dalam seminar ini para ahli dalam bidang humaniora seperti Prof. Dr. Karim Douglas Crow, Dr. Husein Hariyanto dan tidak ketinggalan Rektor Universitas Internasional Al Mustafa Prof. Dr. Ayatullah A’rafi.

Seminar ini adalah konfrensi perdana yang selanjutnya akan dilaksanakan secara intensif  oleh lembaga IC-THUSI untuk menjembatani arah dan visi dari perkembangan setiap disiplin ilmu untuk kesejahteraan umat manusia. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Dr. Husein Hariyanto bahwa dunia yang kini kita tempati telah begitu banyak menelan skeptisisme, nihilisme, depresi, alienasi dan diskriminasi terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Ilmu-ilmu yang dikembangkan telah gagal memenuhi hasrat manusia terutama tentang bagaimana mencapai kebahagiaan. Begitu banyak teori tentang manusia, tapi sedikit sekali memberi makna bagi kehidupan manusia itu sendiri. Teori tentang kehidupan yang begitu mekanistik dalam kehidupan modern memang telah melahirkan kemajuan teknologi yang demikian pesatnya, science alam telah mengangkat kehidupan manusia dari jenis kehidupan yang primitif, nomade dan tersekat-sekat oleh suku, bangsa dan ras menjadi sebuah kehidupan masyarakat global. Tapi sayang, kemajuan-kemajuan ini tidak dibarengi oleh kemajuan manusia itu sendiri untuk memahami dirinya, hakikat-hakikat dirinya dan kecendrungan-kecendrungan spiritualnya. Mitos tentang dunia yang mekanistik ini telah mengantarkan manusia kedalam bencana ekonomi, kesengsaraan global, degradasi moral, ancaman perdamaian dan penghancuran secara sistematis pada peradaban.

Prof. Dr. Karim Douglas Crow yang juga menjadi pembicara utama dalam Seminar ini menegaskan bahwa jalan untuk kembali kepada ilmu-ilmu kemanusiaan adalah dengan menggali hakikat dasar manusia itu sendiri, mengenali tabiat-tabiat asasi dalam  diri manusia, bukan dengan mengenalnya secara empiristik atau pendekatan-pendekatan materialistik lainya. Kita harus melihat manusia sebagai subjek dari ilmu pengetahuan yang sekaligus berposisi sebagai objek dari pengetahuan. Itulah kenapa kita tidak bisa melepaskan kecendrungan-kecendrunganya terhadap religiusitas dan alam  spiritual.

Senada dengan dua pembicara utama dalam seminar ini, Prof. Dr. Ayatullah A’rafi menegaskan bahwa kita harus mengembalikan pembahasan mengenai kemanusiaan ini sebagai kajian yang bersifat sistemis dan bersifat filosofis-akademis. Kita harus saling bertukar pandangan dan merumuskan seperangkat aksi yang paling efektif agar gagasan ini dikenal dan menjadi acuan dasar dalam membentuk  pranata sosial masyarakat dunia dimasa depan.

Seminar ini dihadiri oleh 300 peserta yang terdiri oleh para ahli, praktisi akademis, para dosen, mahasiswa dan masyarakat umum. Seminar ini menegaskan langkah awal framework baru department  Riset STFI Sadra dan lembaga IC-THUSI secara umum

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top