Jakarta 10 /10/2014. Bertempat di di Auditorium Al Mustafa STFI Sadra, Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra bekerjasama dengan Islamic College for Advanced Studies (ICAS) London menyelenggarakan Seri Seminar Nasional bertajuk “Al Quran dan Berbagai Dimensi Kehidupan Manusia” yang menghadirkan, Dr. Kholid Al Walid (Ketua STFI Sadra) sebagai pembicara sekaligus membuka moment perdana Seminar Nasional. Seri Seminar Nasional kali ini merupakan salah satu agenda dari rentetan seri Seminar-seminar Nasional yang akan di Selenggarakan oleh STFI Sadra. Dalam pengantarnya, Kholid menyatakan bahwa panitia Seminar Nasional STFI Sadra akan seantiasa menghadirkan pakar-pakar ilmu Al Quran yang berskala Nasional Tutur Ketua STFI Sadra ini. Seri Seminar perdana ini berlangsung pukul 13.30 WIB. Acara ini dihadiri oleh Mahasiswa/i STFI Sadra dan ICAS Jakarta yang berjumlah 300 orang, juga beberapa undangan dari luar kampus termasuk seorang Pendeta di salah satu Gereja di Jaksel.
Dalam seminar ini Dr. Kholid mengetengahkan beberapa metafora menyangkut posisi al Quran dalam kehidupan Manusia “Allah SWT menghidangkan sebuah hidangan yang luar biasa kepada Manusia, sebuah hidangan Ilahi yang manusia dengan fitrahnya tidak akan merasa kenyang dan puas atas hidangan tersebut, Hidangan itu adalah Al Quran. Oleh karena itu Al Quran merupakan Mukjizat yang paling agung sepanjang masa. Demikian Dr. Kholid Al Walid pada sesi pembukaan memperkenalkan Al Quran”
Mengenai proses Turunnya Al Quran Kholid menambahkan“ Proses turunnya Al Quran di bagi menjadi dua pola, yaitu: Pola Daf’i (secara keseluruhan) dan Pola Tadriji (bertahap)Al Quran merupakan kitab yang luar biasa dimana Allah SWT memberi garansi terhadap kitab ini agar tidak mengalami perubahan sepanjang masa. Allah berfirman dalam Surat Al Hijr Ayat 9: إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur-an dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya”
Dr. Kholid juga menyinggung tentang argumentasi mengenai otensitas Al Quran “Garansi ini Allah berikan pada kitab Al Quran yang merupakan kitab Samawi terakhir karena jika tidak di garansi maka tidak ada agama sempurna di muka bumi yang dapat di anut oleh manusia. Salah satu mukjizat yang dapat dirasakan oleh manusia melalui Al Quran adalah, kemudahan untuk menghafal ayat-ayatnya. Kita sebagai Muslim setidaknya hafal surat Al Fatehah” Dr. Kholid melanjutkan, “ada fakta-fakta mengejutkan seputar isu al Quran Beberapa tahun yang lalu dunia di herankan oleh seorang bocah berumur 3 tahun asal Iran yang berhasil menghafal seluruh Al Quran dan meraih gelar Doktor pada umur 5 tahun di London. Dia diuji di berbagai macam tempat dan menjawab seluruh pertanyaan dengan Ayat-ayat Al Quran. Bocah Ajaib ini adalah Muhammad Husein Thobathobai. Saat ini Dr. Muhammad Husein Thobathobai telah mendirikan 7 institute dan memunculkan ribuan penghafal Al Quran.
Belakangan ini ada filosof barat yang berhasil menemukan peristiwa tragedi 11 september 2001 di dalam Al Quran namun menuai banyak kritikan dari kalangan Mufassir. Karena jika berdasarkan kalender Arab (Hijriyah) maka semua metode yang digunakan salah dan gagal total”. Tandas Kholid
Sebagai penutup presentasinya Dr. Kholid mengetengahkan beberapa point mengenai posisi al Quran sebagai pentunjuk bagi umat manusia “Manusia secerdas apapun dalam kesimpulannya bisa melakukan kesalahan maka peran Al Quran adalah menuntun manusia menuju kepada kesempurnaan diri. Allah SWT dalam surat An Nahl ayat 89 berfirman: وَنَزَّلْنَاعَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ “ Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”
Petunjuk Al Quran bagi manusia dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Petunjuk Tasyri’i: petunjuk untuk melakukan tindakan yang dapat menghantarkan manusia kepada kebaikan. Ayat-ayat Al Quran yang mengisyaratkan untuk melaksanakan Syariat islam, Halal dan Haram dll..
2. Petunjuk Takwini: petunjuk yang mengisyaratkan keberadaan alam semesta. Adanya siang dan malam, matahari dan tumbuh-tumbuhan dll..
Petunjuk Takwini jumlah lebih banyak dibanding petunjuk Tasyri’i, hanya saja penggalian manusia tidak begitu mendalam tentang petunjuk-petujuk Takwini ini. Tutur Ketua STFI Sadra
Di akahir pembicaraannya, Dr. Khlid Al Walid menjelaskan dimensi-dimensi Al Quran. Yaitu:
1. Dimensi Rohani: Dengan membaca Ayat-ayat suci Al Quran jiwa dan Roh manusia akan merasakan ketenangan yang begitu luar biasa.
2. Dimensi Mistikal: Surat Al Fateha dan bebrapa Ayat-ayat lain bisa menjadi obat penyembuh bagi penyakit.
3. Dimensi Fashih: Struktur Ayat-ayat Al Quran adalah bahasa Arab dan hal itu membuat manusia Fashih melafalkannya.”
Dalam sesi Tanya-jawab beberapa peserta terlihat sangat antusias mengajukan pertanyaannya. Karena terbatasnya waktu, beberapa peserta juga terlihat kecewa tidak berkesempatan mengajukan pertanyaan, walau demikian peserta nampak sangat puas atas jawaban yang pembicara sampaikan.