STUDIUM GENERALE STFI Sadra : “Merajut Paradigma Filsafat Islam Keindonesiaan”

DSC_0180STFI Sadra sebagai pusat pendidikan dan kajian ilmu-ilmu keislaman, dalam upaya membangun kembali pemikiran Islam yang logis dan rasional. STFI Sadra berkonsentrasi dalam  penyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu keislaman secara komprehensif, rasional, analitis dan metodologis dengan visi global, dalam suasana keilmuan yang penuh kebebasan berpikir dan moral islami. Mengembangkan kajian ke-Islaman yang tetap setia kepada teks-teks suci agama secara komprehensif, dan merujuk kepada khazanah peradaban Islam yang berkomitmen kepada rasionalitas, moralitas, integritas dan kemanusiaan universal.Melakukan berbagai upaya pencerahan pemikiran Islam, aktifitas kajian penelitian dan kepustakaan, penerbitan, seminar dan konferensi, dalam mengembangkan tradisi ilmiah Islam yang terbuka dan kritis, serta dapat memahami semangat zamannya dalam upaya mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil-’alamin.

STFI Sadra bekerjasama dengan ICAS Jakarta mengadakan Studium Generale untuk mengawali perkuliahan semester Ganjil 2014/2015 di auditorium al Mustafa STFI Sadra. Studium generale kali ini bertajuk “Merajut Paradigma Filsafat Islam Keindonesiaan”. Pembicara dalam Studium Generale ini adalah Prof. Dr. M. Amin Abdullah seorang pakar Filsafat dan Pemikiran Islam yang berdedikasi dalam bidangnya. hadir pula dalam kesempatan ini Dr. Muhammad Zain sebagai Wakil Direktur Dirjen Diktis, Dr. Abdul Wahid sebagai Kopertise Wilayah Jakarta. Makalah yang beliau bawakan berjudul “Merajut Paradigma Filsafat Islam Keindonesiaan ; Fresh Ijtihad Memperjumpakan Ulum Al-Din  Dan Sains Modern Dalam Keilmuan Keagamaan Islam Di Indonesia. Tema ini sejalan dengan Frame yang ingin dicetuskan oleh lembaga STFI Sadra diranah pemikiran Islam. Tema ini mengangkat beberapa sub-tema yang memiliki relevansi dengan konteks kekinian yang terdiri dari beberapa diskursus yakni ; Pemahaman baru mengenai  relasi Text dan penafsirannya, mengenai martabat manusia hingga hubungan islam dan sains modern, dimensi jurisprudensi islam, permasalahan gender hingga aspek-aspek penting yang berkaitan dengan hubungan internasional dialog antar budaya. Kesemua tema-tema ini menjadi urgen untuk dianalisis melalui sudut pandang filsafat agar tercipta suatu harmoni pemikiran yang diharapkan bisa mengentaskan problem-problem masyarakat modern, khususnya bagi masyarakat indonesia.

Studium Generale STFI Sadra yang bertema Filsafat Islam Keindonesiaan adalah usaha untuk mendialogkan terma-terma universal yang kokoh dalam filsafat dengan konteks kekinian agar filsafat bisa benar-benar menjadi pandangan dunia yang menyatukan semua sudut pandang keilmuan. Filsafat islam keindonesiaan meyakini bahwa adanya keterkaitan antara suatu pemikiran yang khusus dengan pemikiran lainnya dengan suatu koneksi yang terintegrasi. Pemisahan antara suatu subjek pengetahuan dengan pengetahuan lainnya adalah suatu bentuk sudut pandang kuno yang tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ilmu-ilmu pengetahuan yang selama ini dianggap terpisah dan tidak saling berhubungan sesungguhnya berdialog dan saling menembus batas dan membentuk suatu jaringan proses berfikir serta membentuk  suatu pola pandang yang utuh. Keutuhan pandangan dunia yang menggunakan pendekatan multidisiplin dan interdisiplin akan membentuk cara pandang keagamaan dalam diri seseorang atau kelompok yang bercorak transdisiplin. Kesadaran ini akan membentuk suatu tatanan masyarakat baru yang terdiri dari banyak lapisan  baik status sosial nya sebagai guru, guru ngaji, pimpinan majelis taklim, pimpinan pesantren, pegiat dakwah, dosen, pimpinan masyarakat dan pimpinan negara yang  mampu mendialogkan dan mendiskusikan pola-pola keberagamaan dan pengetahuan dalam satu keutuhan berpikir yang mencerminkan kedewasaan beragama dan berpengetahuan.

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top