Sadranews- STAI Sadra berpartisipasi aktif dalam kegiatan Halal Bihalal dan Evaluasi Program Kerja Kopertais Wilayah I yang berlangsung selama dua hari, 29–30 April 2025, di Aula Hasyim Asy’ari, Puslitbang Lektur dan Keagamaan Kementerian Agama RI, Ciputat. Kegiatan ini mengusung tema besar: “Evaluasi Perguruan Tinggi Menuju Penguatan Institusi dan Prodi Unggul.”
Hadir mewakili STAI Sadra dalam forum ini adalah Dr. Otong Sulaeman, selaku Ketua STAI Sadra, dan Abdullah Beik, M.A., sebagai perwakilan dari Yayasan Hikmat Al-Mustafa, badan penyelenggara STAI Sadra. Keduanya turut berbaur bersama para pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) dan pimpinan yayasan penyelenggara PTKIS dari wilayah DKI Jakarta dan Banten.
Sambutan Menag dari Tanah Suci
Kegiatan dibuka secara resmi dengan sambutan dari Menteri Agama RI, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, M.A., yang menyampaikan pesannya langsung dari Mekah melalui video call. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, kampus, dan yayasan dalam mewujudkan perguruan tinggi Islam yang unggul secara akademik, relevan secara sosial, dan adaptif terhadap transformasi digital.
“Perguruan tinggi Islam bukan hanya pusat transmisi ilmu, tetapi juga pusat transformasi peradaban. Evaluasi institusi bukan semata teknis administratif, melainkan refleksi spiritual dan komitmen kebangsaan,” tutur Menteri Agama, seraya menyampaikan permohonan maaf lahir dan batin dalam semangat Halal Bihalal.
Laporan Evaluatif Kopertais Wilayah I
Sesi dilanjutkan dengan laporan kinerja Kopertais Wilayah I yang disampaikan oleh Wakil Koordinator Kopertais Wilayah I DKI Jakarta-Banten, Prof. Dr. Sururin, M.Ag. Dalam paparannya, Prof. Sururin menyoroti pencapaian dan tantangan strategis PTKIS, mulai dari perbaikan mutu akademik, akreditasi, peningkatan jumlah dosen bergelar doktor, hingga urgensi penyesuaian terhadap regulasi baru pendidikan tinggi.
Beliau juga menyampaikan pentingnya peran yayasan sebagai penyangga kelembagaan, serta menekankan bahwa keberhasilan institusi tidak bisa dilepaskan dari harmoni dan profesionalitas hubungan antara pimpinan kampus dan badan penyelenggara.
Keynote Speech Dirjen Pendis
Sebagai keynote speaker, Prof. Dr. Suyitno, M.Ag., selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis), Kemenag RI, memberikan arahan strategis tentang transformasi kelembagaan PTKI di era kompetisi global. Menurutnya, PTKIS perlu meninggalkan pola pikir bertahan, dan mulai mengembangkan pola pikir progresif berbasis inovasi, riset, dan kolaborasi lintas sektor.
“Kampus unggul tidak dibentuk oleh akreditasi semata, tapi oleh kultur akademik yang sehat, jejaring kolaboratif, dan kepemimpinan yang visioner,” tegasnya.
Beliau juga mengapresiasi inisiatif Kopertais Wilayah I yang telah secara aktif mendorong PTKIS untuk menyusun roadmap institusional, mengembangkan pusat riset berbasis keislaman, dan memajukan tata kelola kampus melalui pelatihan berkelanjutan.
Tausiyah Halal Bihalal
Suasana spiritual terasa kental saat Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A. memberikan tausiyah Halal Bihalal. Dengan gaya khasnya yang tenang namun penuh makna, beliau mengajak seluruh peserta untuk menjadikan momentum Syawal ini sebagai titik balik bagi peningkatan integritas pribadi dan kelembagaan.
“Jika kita ingin membangun lembaga yang unggul, maka kita perlu mulai dari membangun jiwa yang jujur, ikhlas, dan bersedia memperbaiki kesalahan,” ujarnya dalam tausiyah yang disambut hangat oleh para hadirin.
Sesi Materi: Arah Kebijakan dan Strategi Menuju Kampus Unggul
Kegiatan inti acara ini diisi dengan dua sesi utama yang sangat aplikatif dan strategis. Pada sesi pertama, hadir Prof. Suparo, M.Ed., Ph.D., yang juga dikenal sebagai asesor senior BAN-PT. Dalam paparannya, Prof. Suparo menyajikan pemetaan rinci tentang indikator penilaian akreditasi institusi dan prodi, serta memberikan banyak tips teknis untuk percepatan pencapaian status “unggul”.
Menurutnya, kampus yang ingin unggul harus memiliki visi berbasis data, SDM yang kuat, dan sistem penjaminan mutu internal yang aktif dan terukur. Ia juga mendorong agar PTKIS memperbanyak riset kolaboratif dan pengabdian masyarakat yang berdampak.
Sesi berikutnya diisi oleh Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A., Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), yang menekankan pentingnya sinkronisasi kebijakan pusat dengan inisiatif lokal kampus. Dalam paparannya, Prof. Sahiron menjelaskan arah kebijakan Kemenag terkait reformulasi kurikulum, pemetaan kompetensi dosen, serta penguatan integrasi antara sistem digital dan pendekatan transdisipliner dalam pengembangan prodi.
“Kampus unggul tidak bisa hanya mengejar akreditasi administratif. Harus ada lompatan kualitas di aspek substansi akademik, tata kelola, dan kontribusi sosial,” tegasnya.
Komitmen STAI Sadra: Bergerak Bersama Menuju Keunggulan
Ketua STAI Sadra, Dr. Otong Sulaeman, menyampaiakan bahwa kegiatan ini memberikan banyak inspirasi dan pijakan konkret bagi STAI Sadra untuk memperkuat institusi dan menyiapkan prodi-prodi unggul.
“Saya melihat pertemuan ini bukan hanya sebagai ajang evaluasi, tetapi juga ruang refleksi dan penyatuan langkah. STAI Sadra siap membangun tata kelola akademik yang berkelanjutan, berorientasi mutu, dan berbasis nilai-nilai transendental Islam,” ujar beliau.
Sementara itu, Abdullah Beik, M.A., yang mewakili Yayasan Hikmat Al-Mustafa, menyatakan bahwa sinergi antara yayasan dan kampus menjadi kunci utama dalam penguatan kelembagaan. Ia menegaskan komitmen yayasan untuk terus mendukung pengembangan SDM, peningkatan kualitas sarana akademik, dan kolaborasi eksternal demi kemajuan STAI Sadra.
Kegiatan dua hari ini ditutup dengan semangat kolaboratif, diiringi harapan bahwa ke depan, PTKIS akan semakin siap menjawab tantangan zaman dan berperan aktif dalam mencetak generasi unggul—bukan hanya secara akademik, tetapi juga dalam akhlak, spiritualitas, dan kepemimpinan sosial.